Kalau kamu anak 90-an, pasti tahu deh serial Putri Huan Zhu yang ditayangkan di Indonesia awal tahun 2000. Serial populer ini bercerita tentang kehidupan di China abad ke-18. Ada seorang perempuan cantik bernama Xia Ziwei yang sebetulnya adalah anak kaisar, tetapi sang ayah nggak mengetahuinya. Dia pun berusaha menemui kaisar dengan bantuan Xiao Yanzi.
Namun karena kesalahpahaman, kaisar justru mengira kalau putrinya adalah Xiao Yanzi. Ziwei pun merasa terkhianati. Tetapi pada akhirnya, dia berhasil juga tinggal di istana. Pokoknya ceritanya menarik deh! Serial ini juga didukung oleh berbagai kostum kuno yang indah dan unik. Semuanya dipakai selama dinasti Qing (tahun 1644–1912) di China. Di balik dandanan mereka, ternyata ada tradisi dan makna yang mendalam. Berikut ini penjelasannya~
ADVERTISEMENTS
1. Biasanya perempuan memakai hiasan kepala mirip mahkota yang disebut liangbatou. Ornamen yang menghiasinya bisa menunjukkan status sosial mereka
Xiaou Yanzi dan Ziwei sering memakai hiasan kepala yang disebut liangbatou. Rambut mereka dipilin menjadi satu dengan topi satin hitam yang berbentuk seperti mahkota tipis. Lalu, mahkota itu dihiasi dengan berbagai ornamen yang bisa melambangkan status sosial. Perempuan istana biasanya memakai hiasan rangkaian bunga rumit dengan batu giok dan mutiara. Sedangkan perempuan biasa memakai hiasan dari logam dan bunga beludru.
ADVERTISEMENTS
2. Para lelaki mencukur bagian depan kepalanya sampai bersih, sedangkan rambut belakangnya dikepang. Ternyata gaya rambut queue ini berhubungan dengan peperangan
Dalam serial Putri Huan Zhu, pasti kamu masih ingat Pangeran Kelima Yongqi (pasangan Xiao Yanzi) dan Fu Erkang (pasangan Ziwei). Para lelaki ini mempunyai gaya rambut unik yang disebut queue. Rambut bagian depannya sengaja dicukur, sedangkan bagian belakangnya dikepang. Ternyata gaya ini adalah hasil kesepakatan perang antara suku Han dan suku Manchu. Suku Han yang sudah ditaklukkan harus mengikuti gaya rambut suku Manchu supaya penampilan mereka semua seragam. Bahkan kalau nggak mau mengikutinya, ada ancaman hukuman mati!
ADVERTISEMENTS
3. Sebagai pakaian sehari-hari, para perempuan memakai baju yang disebut changpao. Ini adalah model awal dari baju cheongsam yang sampai sekarang populer
Xiao Yanzi dan Ziwei sering memakai baju terusan tradisional yang disebut changpao. Desainnya longgar dan terbuat dari sutra atau kain katun. Semakin tinggi status sosial perempuan, motifnya semakin indah dan warnanya mencolok. Changpao adalah model awal dari baju cheongsam yang populer sampai sekarang. Bedanya, cheongsam biasanya ketat membentuk badan sedangkan changpao longgar. Sama-sama bagus sih~
ADVERTISEMENTS
4. Di sisi lain, para lelaki memakai baju tradisional yang disebut changsan. Desainnya longgar dan lebih maskulin
Sama seperti gaya rambut queue yang unik, baju changsan ini wajib dipakai para lelaki selama zaman kekuasaan Manchu. Bentuknya panjang seperti jubah, jaket panjang atau tunik. Motif jubahnya bisa membedakan status sosial seseorang. Desainnya juga longgar sehingga nyaman dipakai. Sekarang changsan sudah jarang terlihat di China kecuali saat acara-acara tradisional.
ADVERTISEMENTS
5. Di antara semuanya, pakaian Kaisar China adalah yang paling mewah. Biasanya berwarna emas dan bermotif naga untuk melambangkan status sosial tertinggi
Nggak ada yang bisa menyaingi penampilan Kaisar China yang merupakan ayah Ziwei. Bajunya disulam dari bahan-bahan mahal seperti benang emas, kain sutra, bulu burung merak, dan dihiasi dengan mutiara serta batu permata. Biasanya pakaian kaisar berwarna emas dan bermotif naga untuk melambangkan status tertinggi. Warna merah dan biru juga sering dipakai. Pakaian itu dilengkapi dengan penutup kepala, ikat pinggang, sepatu, dan aksesoris yang nggak mewahnya.
Itulah berbagai penampilan para tokoh serial Putri Huan Zhu. Ternyata ada makna dan tradisi di baliknya. Unik dan menarik ya! Saat menonton serial ini, kita bisa menikmati jalan ceritanya sekaligus belajar sejarah China. Jadi pengen nonton lagi deh!