Tahun 2017 hingga 2019 kemarin merupakan waktu yang cukup sulit untuk beberapa brand fashion, karena mengalami kebangkrutan. Meski nama besarnya sudah banyak dikenal publik, mereka tetap nggak bisa menahan laju zaman yang diisi beragam inovasi baik dari segi desain, harga sampai segmentasi.
Hipwee Style pun telah mengumpulkan 8 brand fashion yang bangkrut sepanjang tahun 2017-2019 kemarin. Ini dia!
ADVERTISEMENTS
Meski sempat merajai penjualan fast fashion, toko offline Forever 21 yang berjumlah 800 unit akan tutup sebanyak 178 di seluruh wilayah Amerika Serikat. Sayang banget, padahal udah 35 tahun berdiri, lo!
ADVERTISEMENTS
Pada Februari 2019, Payless menutup seluruh gerainya yang ada di Amerika Serikat dan Puerto Rico. Payless memiliki hutang yang cukup besar, yakni sekitar USD 470 Juta atau 6,6 triliun
ADVERTISEMENTS
Pernah dengar brand fashion Diesel yang khas dengan bahan denim dan jeansnya? Yup, brand ini harus mengalami kebangkrutan karena beberapa hal, seperti penurunan drastis penjualan hingga penipuan cyber
ADVERTISEMENTS
Bangkrut lalu beralih kepemilikan saham, brand fashion terkenal Roberto Cavalli bangkrut pada April 2019. Mengurangi jumlah hutang adalah faktor utamanya
ADVERTISEMENTS
Terhitung brand senior karena berdiri sejak tahun 1975, Charlotte Russe pun menutup seluruh gerai dan mem-PHK para karyawannya. Banyak banget lo konsumen yang menyayangkan, karena produk brand ini tergolong unik serta cantik
ADVERTISEMENTS
Terpaksa menutup 158 tokonya, Crocs yang tengah diambang kebangkrutan di awal tahun 2017 ini mengalami kemunduran akibat tergerus tren khususnya desain alas kaki
Brand yang terkenal dengan koleksi tasnya yang lucu-lucu, Micahel Kors, mengalami penurunan saham sebanyak 24 % di 2017, sehingga terpaksa menutup 100 dari 125 tokonya. Wah, sayang banget!
Menutup 120 tokonya di seluruh dunia, brand Guess pun terpaksa bangkrut meski pernah mentereng di zamannya. Lagi-lagi, kalah dengan brand junior adalah alasan utamanya
Meski nggak sepenuhnya bangkrut, deretan brand tadi tetap terancam ‘punah’, terutama pergeseran minat konsumen kepada brand-brand pendatang baru.