Biasanya batik identik dengan budaya Jawa karena menjadi bagian dari busana dan upacara adat. Namun, kamu perlu tahu nih, salah satu batik Indonesia yang nggak kalah keren dengan batik dari Jawa, yakni Batik Durian Lubuklinggau. Sesuai namanya, batik ini berasal dari Kota Lubuklinggau, provinsi Sumatra Selatan.
Mungkin banyak yang belum tahu jika Lubuklinggau punya kerajinan batik yang sudah mendunia, lo. Batik Durian Lubuklinggau baru-baru ini memang mencuri perhatian publik karena tampil di ajang pameran busana internasional, Milan Fashion Week (MFW) 2021 pada 21 September lalu. Perpaduan antara motif buah durian yang dijadikan motif batik memang menjadi kombinasi yang unik dan memiliki nilai filosofi yang dalam. Penasaran seperti apa batik Durian Lubuklinggau, sampai bisa tampil di WFW 2021?
ADVERTISEMENTS
Batik Durian Lubuklinggau pertama kali digagas oleh Ibu Walikota yang menginginkan Lubuklinggau memiliki ciri khas kerajinan tersendiri
Sumatra Selatan sebenarnya sangat terkenal dengan kerajinan songket dan tenun yang juga menjadi bagian dari pakaian adat masyarakat di Lubuklinggau. Namun, di tahun 2013 Yetty Oktarina Prana, istri Walikota Lubuklinggau berpikir bahwa kota yang terkenal dengan penghasil buah durian tersebut belum memiliki kerajinan khas. Sehingga, perempuan yang akrab disapa Rini ini berinisiaif untuk membuat batik yang memiliki motif buah durian.
Sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasiaonal Daerah (Dekranasda) Lubuklinggau, Rina menggerakan pengerajin lokal untuk membuat batik khas dari daerah tersebut. Apalagi selama ini belum ada batik yang memiliki motif durian, sehingga pihak Dekranasda Lubuklinggau menetapkan durian sebagai motif paten mereka. Selain motif yang unik, batik ini memiliki pewarnaan organik dari bahan-bahan tumbuhan yang tidak menghasilkan limbah berbahaya untuk lingkungan.
ADVERTISEMENTS
Keunikan motif dan nilai filosofi dari buah durian pada batik Lubuklinggau membuat batik ini dilirik desaier ternama
Motif durian pada batik Lubuklinggau sebenarnya tidak hanya menunjukan bahwa buah tersebut merupakan komoditas utama Lubuklinggau. Menurut Rina, durian memiliki makna tersendiri sebagai buah yang berduri di luar tapi memiliki daging buah yang manis dan lembut di dalam, sehingga menggambarkan sebuah harapan yang baik. Hal inilah yang membuat Jenny Yohana Kansil seorang desainer ternama dari label JYK merasa tertarik untuk menggunakan Batik Durian Lubuklinggau pada karyanya yang mengusung tema ‘Revolutionary Hope’.
Tema tersebut merupakan penggambaran harapan untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi. Melansir dari Wolipop, Jenny merasa ada benang merah yang berkaitan antara tema tersebut dengan filosofi durian. Bagi Jenny, pandemi seperti buah durian yang terlihat keras dan mengerikan dari luar. Namun, ada hikmah dibaliknya bak durian yang luarnya berduri tapi memiliki daging buah yang manis dan lembut.
Selain itu, JYK memang mendukung sustainable fashion atau busana yang berkelanjutan, sehingga mereka berkomitmen menggunakan kain alami seperti sutra mentah, sutra organza, katun dan kulit vegan dari limbah tumbuhan. Begitu juga sistem pewarnaan yang menggunakan bahan-bahan alami. Hal tersebut tentu sejalan dengan Batik Durian Lubuklinggau yang juga berkomitmen menggunakan bahan-bahan alami dan mendukung pengerajin lokal.
ADVERTISEMENTS
Batik Durian Lubuklinggau berhasil tampil di MFW 2021 lewat karya-karya Jenny sebagai koleksi busana edisi Spring-Summer 2022
Impian Rina dan tim Dekranasda Lubuklinggau untuk mengenalkan batik mereka di ajang internasional akhirnya terwujud berkat kolaborasi mereka bersama Jenny. Batik Durian Lubuklinggau dikemas dengan desain budaya punk era 70-an saat tampil di runway MFW 2021. Busana tersebut merupakan koleksi perdana JYK yang memadukan batik dan budaya punk untuk koleksi mereka. Setidaknya ada 10 look desain yang memamerkan Batik Durian Lubuklinggau dalam ajang bergensi tersebut.
Tidak hanya itu, tim JYK beserta pengeajin dan pihak Dekranasda Lubuklinggau juga berkesempatan mempromosikan batik di dunia mode Italia. Dilansir dari Kumparan, partisipasi JYK yang berkolaborasi dengan Batik Lubuklinggau ini merupakan kegiatan diplomasi batik Indonesia yang turut didukung oleh KBRI Roma. Selain itu, partisipasi JYK di MFW diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi desainer muda Indonesia lainnya untuk menampilkan koleksi dengan kerajinan khas Indonesia di panggung pekan mode dunia.
Wah, keren ya Batik Durian Lubuklinggau ini, dari karya masyarakat lokal hingga bisa mendunia. Apalagi punya motif yang unik, nilai filosofi yang dalam dan mampu mengikuti gerakan global sustainable fashion yang saat ini digaungkan oleh indrustri fesyen. Pantas jika batik ini memikat penggiat fesyen. Apakah kamu juga tertarik untuk memilikinya?