Agustina Hermanto atau yang lebih dikenal dengan Tina Toon kini menjadi salah satu artis yang berhasil duduk di kursi wakil rakyat. Ia merupakan anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 dan bergabung dengan komisi A. Sejak menjadi wakil rakyat, Tina memang nggak jarang menunjukkan kerja nyatanya. Seperti penanggulangan banjir di Jakarta beberapa waktu lalu misalnya.
Baru-baru ini, Tina Toon kembali bersuara mengenai wacana kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Nadiem menyampaikan wacana kalau pembelajaran jarak jauh akibat pandemi saat ini akan dipermanenkan meski wabah Covid-19 telah berlalu.
ADVERTISEMENTS
Tina Toon mengkritisi wacana Mendikbud mempermanenkan pembelajaran jarak jauh ketika pandemi berakhir
Melalui Instastorynya, Tina Toon mengkritisi sebuah berita mengenai wacana yang dikeluarkan Mendikbud terkait pembelajaran jarak jauh yang akan dijadikan permanen. Artinya, pemanfaatan teknologi dalam kegiatan belajar-mengajar akan menjadi hal yang mendasar. Menurut Nadiem, pemanfaatan teknologi ini akan memberikan kesempatan bagi sekolah melakukan berbagai macam modeling kegiatan belajar.
Namun Tina Toon justru menyoroti kemampuan ekonomi masyarakat umum. Menurutnya nggak semua masyarakat memiliki kemampuan membeli smartphone atau gadget serta kuota. Ia juga mengingatkan bahwa nggak semua masyakat melek teknologi, apalagi mereka yang tinggal di pelosok. Menurut Tina, hal yang lebih penting saat ini diperhatikan justru soal sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Banyak anak-anak dan orang tua yang tertekan karena sistem penerimaan tersebut dianggap nggak adil.
ADVERTISEMENTS
Para warganet sepakat dengan kritik yang disampaikan Tina Toon. Mereka merasa terwakilkan karena nggak sanggup memenuhi kebutuhan pembelajaran jarak jauh seperti kuota dan smartphone
Kritik Tina mengenai wacana Mendikbud pun mendapat dukungan dari warganet. Nggak sedikit yang mengadu kalau pembelajaran jarak jauh sangat memberatkan, terutama bagi mereka yang tinggal di pelosok. Selain permasalahan sinyal, kemampuan ekonomi mereka juga sangat terbatas apalagi banyak yang dirumahkan sejak pandemi. Jangankan kuota, masih banyak wali murid yang nggak memiliki smartphone untuk menunjang belajar online anak-anak mereka. Ada pula orang tua yang merasa belajar via online ini nggak efektif. Karena pembelajaran bukan hanya soal ilmu, tapi juga pendidikan non formal seperti sikap, interaksi sosial, dan lainnya, yang hanya bisa didapatkan dengan taap muka.
Semoga ada solusi terbaik agar calon penerus bangsa tetap mendapatkan pendidikan baik itu formal maupun non formal di tengah pandemi seperti ini ya. Dan semoga juga ada solusi terkait sistem PPDB yang dirasa merugikan sebagian anak didik.