Perundungan nyatanya nggak mengenal siapa aja. Siapa pun bisa aja jadi korban perundungan karena sebuah “perbedaan” yang mereka miliki. Latar belakang keluarga, status sosial, hingga agama, bisa menjadi bahan untuk mem-bully seseorang. Bahkan punya wajah “berbeda” pun juga nggak luput dari perundungan. Seperti yang dialami oleh salah satu artis blasteran satu ini.
Tamara Bleszynski mengenang masa kecilnya dahulu yang ternyata pernah jadi korban perundungan. Ia di-bully lantaran memiliki fisik yang berbeda dari anak-anak pada umumnya.
ADVERTISEMENTS
Dalam postingannya, Tamara bercerita kalau dirinya dulu sering disebut penjajah karena fisiknya yang berbeda dari anak Indonesia pada umumnya
Kemarin, Tamara terlihat mengunggah sejumlah foto masa lalunya saat masih anak-anak dan gadis. Ia mengunggah foto bersama orang tuanya. Sepertinya, Tamara sedang rindu dengan sosok sang ayah yang kini udah tiada. Tamara pun sempat curhat kalau dirinya pernah menjadi korban perundungan semasa kecilnya. Hal tersebut dikarenakan fisiknya yang berbeda. Wajah blasterannya justru membuat Tamara menjadi bahan bully-an. Ia dianggap bukan orang Indonesia karena fisiknya tersebut. Tamara bahkan dipanggil dengan sebuatan “penjajah” dan disuruh kembali ke negaranya. Karena hal itu, Tamara sempat menyalahkan ayahnya.
ADVERTISEMENTS
Namun sang ayah mengingatkan kalau Tamara lahir dari rahim seorang ibu asli Indonesia dan dia adalah anak Indonesia
Sang ayah justru mengingatkan Tamara kalau dirinya adalah anak Indonesia karena lahir dari rahim seorang wanita Indonesia. Tamara pun kembali mengunggah fotonya bersama sang ayah dan juga ibunya, termasuk fotonya masih bayi. Tamara memang salah satu artis yang punya darah campuran. Ayahnya, Zbigniew Bleszynski, merupakan laki-laki asal Polandia sedangkan ibunya, Farida Gasik, merupakan wanita Indonesia berdarah Sunda. Pemilik nama lengkap Tamara Natalia Christina Mayawati Bleszynski ini merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Ia menghabiskan masa kecilnya di Indonesia lalu saat SMP hingga kuliah pindah ke Australia. Namun meski begitu, kecintaan Tamara terhadap Indonesia nggak berkurang sama sekali. Ia justru semakin mencintai Indonesia, terutama kulinernya. Ia juga sempat membuka sebuah warung bernama Teh Manis.