Skripsi memang menjadi hal menarik dibahas karena berkaitan dengan proses berpikir dan perjalanan seseorang menempuh pendidikan, apalagi kalau skripsi tersebut adalah milik selebritas. Seperti halnya dengan skripsi milik Dono Warkop DKI, pelawak legend, yang baru-baru ini viral di TikTok karena diunggah akun bernama @imalsi.
Skripsi yang ditulis Dono pun tak kalah kritis dari humornya dan relevan hingga sekarang. Melalui cuplikan video singkat tersebut, pemilik akun @imalsi menjelaskan jika skripsi Dono tersebut mengangkat tema tentang permasalahan sosial mengenai hubungan prestasi pendidikan murid dengan status ekonomi keluarga. Bahkan di dalam persembahannya tersebut tertulis nama seorang gadis yang tersemat di dalam skripsinya yang membuat warganet baper.
Lantas seperti apa hal menarik dari isi skripsi tersebut hingga viral karena menyinggung soal privilege anak orang kaya? Simak informasinya, ya, SoHip~
ADVERTISEMENTS
Selain membahas soal privilege, lembaran persembahan singkatnya bikin baper warganet
Skripsi yang ia buat tersebut diberinya judul Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Murid di Sekolah: Studi Kasus SMP Negeri Desa Delanggu. Dalam cuplikan video TikTok tersebut, diketahui jika skripsi tersebut ditulis Dono di tahun 1978 dengan ketikan khas mesin tik.
Dono dalam skripsinya menyatakan jika belum meratanya akses pendidikan bagi setiap anak yang akan berpengaruh terhadap kehidupan mereka. Dono mengambil kesimpulan mengenai hubungan antara prestasi dengan status sosial ekonomi orang tua siswa yang pandai ternyata lebih banyak karena latar belakang mereka yang baik juga.
Sedangkan anak yang orang tuanya dengan latar belakang memiliki pekerjaan kasar (buruh) dan kurang pendidikan cenderung memiliki anak yang kurang berprestasi pula. Pendidikan orangtua cenderung mempunyai pengaruh terhadap pendidikan anaknya.
“Jauh sebelum ribut-ribut privilege, ternyata Mas Dono Warkop udah ngangkat isu ini di skripsinya dan dia nulis ini tahun 78! Secara gak langsung skripsinya membuktikan bahwa privilege itu ada. Disclaimer: scope penelitian Mas Dono cuma 1 Kecamatan, jadi gak bisa digeneralisasi ke tingkat populasi,” tulis akun @imalsi pada keterangan caption-nya, dikutip dari brilio.net (15/02/2023)
Pemilik akun @imalsi dalam caption-nya tersebut memberikan informasi bahwa privilege itu sudah ada sejak dulu bahkan dibahas dalam skripsi Wahyu Sardono (Dono) yang ditulis di tahun 1978. Namun penelitian yang dilakukan Dono tersebut hanya di dalam satu kecamatan saja dan tidak bisa digeneralisasi ke tingkat populasi.
Jika dikaitkan dengan keadaan sekarang, bagi sebagian orang kaya atau lebih tepatnya anak yang dilahirkan dari keluarga menengah ke atas dan orang tuanya menempuh pendidikan tinggi, biasanya rata-rata mereka akan mengikuti jejak orang tua masing-masing. Mereka yang memiliki dukungan secara finansial tinggi, bebas memilih di mana saja mereka bersekolah atau bahkan menuntut ilmu ke perguruan tinggi yang diinginkan tanpa terbeban masalah ekonomi, serta peran orang tua yang mendukungnya.
Sedangkan bagi anak yang orang tuanya dengan ekonomi menengah ke bawah biasanya terbatas dengan masalah biaya. Bahkan fasilitas lainnya yang mengakibatkan tidak sedikit anak yang sebenarnya layak untuk menempuh pendidikan tinggi mereka sampai sarjana harus terhalang kondisi ekonomi keluarga. Bukan perkara tidak mendukung, tapi kenyataan di lapangan biaya sekolah mahal dan tidak semua orang tua bisa mewujudkan impian anaknya.
Bukan hanya topik pembahasannya saja yang menarik, lembar persembahan skripsi Dono juga tak lepas dari perhatian warganet, lantaran selain Dono menyematkan ayah ibu dan keluarganya sebagai ucapan terima kasihnya, ia juga menuliskan secara spesifik sosok kekasihnya yang bernama Titi Kusumawardani.
“Untuk ayah, ibu, beserta keluarga dan untuk seorang gadis yang bernama Titi Kusumawardani,” tulis Dono di halaman persembahannya.
Sosok Titi Kusumawardani diketahui sebagai istri dari seorang legenda komedi Tanah Air ini. Skripsi Dono yang tersebar di TikTok tersebut menjadi viral. Tak sedikit warganet yang mengaku kagum dengan sosok Dono yang gigih dan cerdas. Tak sedikit pula yang merasa tersentuh dengan lembar persembahan yang ditulis Dono.
“Jaman dulu perjuangan banget, ya, ngetik skripsi pakai mesin tik, pegel banget pasti, bayangin kalau masih berlanjut sampai sekarang wkwkw, yang udah pakai laptop aja pada males,” tulis @nay********
“Dari hasil tulisannya keliatan pak Dono orang pintar,” puji @anni******
“Untuk seorang gadis…” manis bacanya,” tulis @eb*
“Dia gadis yang menjadi teman hidup dunia akhirat,” tambah @kir***
ADVERTISEMENTS
Dono pernah menjadi dosen di FISIP UI
Warkop DKI dikenal sebagai salah satu grup lawak legendaris Tanah Air. Tingkah nyeleneh Dono, Kasino dan Indro sukses membuat penonton tertawa di berbagai film maupun sinetron, yang menemani anak 70-an hingga sekarang meski ia dan Kasino sudah berpulang. Dibalik tingkah kocak mereka ternyata trio Warkop DKI memiliki latar belakang akademis yang nggak main-main, lho.
Dono dan Kasino diketahui merupakan mahasiswa Universitas Indonesia, sementara Indro kuliah di Unversitas Panacasila. Tidak heran jika humor mereka melek dengan isu sosial dan politik. Dono menjadi satu-satunya anggota Warkop DKI yang menyandang gelar master.
Selain menjadi aktor, Dono juga mengabdikan diri menjadi dosen di jurusan Sosiologi Universitas Indonesia. Semasa kuliahnya, pemilik nama lengkap Wahyu Sardono (Wahjoe Sardono) ini sangat kritis dan aktif sebagai aktivis dan anggota pers mahasiswa.
Kini sosok pelawak ini sudah lama berpulang pada 30 Desember 2001 yang lalu. Namun apa yang ditinggalkannya tetap menjadi kesan mendalam sendiri bagi generasi penerus sekarang, terlebih isi skripsinya yang membahas mengenai privilege yang menyorot tentang pendidikan dan status ekonomi keluarga.