Duka masih menyelimuti keluarga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sejak putra sulungnya Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (3/6). Ucapan duka mengalir deras dari seluruh masyarakat Indonesia sejak kepergiannya. Ridwan Kamil dan keluarga pun harus mengikhlaskan kepergian putra sulungnya yang tenggelam terseret sungai Aare di Swiss.
Setelah pulang ke Indonesia, keluarga Gubernur Jawa Barat itu pun kemudian menggelar pengajian untuk mendiakan putra sulungnya pada Sabtu dan Minggu (4-5/6). Dalam kesempatan tersebut, Ridwan Kamil sempat membagikan cerita mengenai kejadian yang menimpa Eril. Pada saat kejadian, Eril diduga mengalami kram karena kondisi sungai yang begitu dingin.
ADVERTISEMENTS
Bukan karena kondisi fisik ataupun keahlian berenang, Eril diduga tenggelam karena kram
Keluarga Ridwan Kamil menyelenggarakan pengajian keluarga di Gedung Pakuan Kota Bandung selama dua hari lamanya. Pada hari Minggu (5/6), Ridwan Kamil berkesempatan membagikan dugaan penyebab tenggelamnya sang putra sulung di Swiss. Sambil terbata-bata, pria yang kerap disapa Kang Emil tersebut mengatakan dugaan penyebab sang putra tenggelam.
“Jadi pas kejadian anak kami itu terduga ada kram. Karena fisiknya itu lebih tinggi dari saya di usia yang sedang bagus badannya, dia juga suka berenang dan punya lisensi menyelam pula, jadi menurut logika fisik harusnya aman saja,” ungkap Ridwan Kamil dilansir dari Kompas.com, Senin (6/6).
Penyebab tenggelamnya sang putra sulung diduga ialah karena kram, mengingat Eril memiliki kemampuan menyelam dan fisik yang bagus. Selain itu, kondisi Sungai Aare yang begitu dingin menjadi faktor lain yang menyebabkan insiden terjadi.
“Sungai Aare itu sungainya beda dengan sungai di kita, kalau di kita sungai itu sumbernya mata air jadi sudah sedingin-dinginnya masih menghangat, kalau di sana itu sungainya datang dari salju es yang cair. Jadi walaupun cuacanya biru dan panas, itu airnya seperti air kulkas, kira-kira begitu.” tambahnya.
Meski begitu, Ridwan Kamil berusaha untuk ikhlas dan menganggap musibah yang terjadi merupakan suratan takdir dari Tuhan. Tak lupa, ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh masyarakat yang memberikan doa dan dukungan yang begitu besar untuknya.
ADVERTISEMENTS
Ridwan Kamil pun mengunggah kesaksian tentang sosok putranya semasa hidup
Melepas kepergian sang putra sulung, Ridwan Kamil pun mengunggah kesaksian tentang sosok putranya semasa hidup. Lewat sebuah tulisan berjudul “Kapan Kita Pulang”, Ridwan Kamil mulai menceritakan tentang kehidupan, ketetapan takdir, dan kesaksian perjalanan hidup anaknya.
“Dear Eril, ayahmu ini baru tahu, bukan hanya ratusan atau ribuan tapi jutaan yang mendoakanmu Ril. Dari anak-anak yatim di desa-desa, tukang ojek dan becak di belokan jalan kota sampai ulama-ulama di Palestina.” tulis Ridwan Kamil dalam unggahan Instagram @ridwankamil, Minggu (5/6).
Ia memberikan kesaksian bahwa Eril adalah sosok yang begitu dermawan. Berkat kedermawanannya itu, jutaan orang turut mendoakan usai kepergiannya.
“Mungkinkah ini karena kebaikanmu membelikan baju lebaran kepada anak-anak yatim itu. Atau karena kebaikanmu ngasih dari uangmu sendiri ke satpam-satpam itu Ril?”
Lewat unggahan itu, Ridwan kamil mengatakan telah ikhlas melepas kepergian Eril. Ia juga memohon maaf dan mengiring doa untuk sang putra sulung.
kabar terbaru pencarian eril
ADVERTISEMENTS
Pencarian Eril di Swiss terus dilakukan, Ridwan Kamil sudah mulai beraktivitas usai cuti selama seminggu
Pada hari Senin (7/6), Ridwan Kamil terlihat sudah terlihat kembali bertugas usai cuti selama sepekan untuk pencarian putra sulungnya. Lewat unggahan Instagramnya, ia mengunggah sebuah video yang memperlihatkan dirinya yang kembali bekerja ditemani putra bungsunya, Arka. Suami Atalia Prataya itu membahas berbagai tugas sebagai gubernur yang menumpuk, di antaranya mengenai pembahasan anggaran hingga penerimaan siswa baru 2022.
Sementara itu, pencarian Eril di Swiss terus dilakukan. Duta Besar Indonesia untuk Swiss Muliaman Hadad menjelaskan bahwa kendala yang dihadapi tim SAR adalah kondisi dinamis sungai Aare. Memasuki pencarian hari kedua belas, tim SAR melakukan patroli darat, patroli air dengan perahu, penerbangan drone, penugasan penyelam, hingga menggunakan anjing pelacak. Pencarian tersebut dilakukan kurang lebih sejauh 29 kilometer.