Indonesia adalah negara yang penuh dengan keberagaman. Nggak hanya keberagaman suku dan budaya, kepercayaan dan agama yang eksis di Indonesia cukup banyak. Setiap orang bebas untuk meyakini dan memeluk agama apapun. Nggak pernah ada larangan bagi seseorang untuk meyakini agama tertentu.
Kendati bebas untuk memeluk agama, pernikahan beda agama masih dianggap tabu bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebagai jalan tengah biasanya salah satu dari pasangan tersebut ikut ke agama tertentu sebelum menikah. Namun ada juga sebagian pasangan yang tetap mempertahankan perbedaan agamanya masing-masing. Salah satu yang merasakan adalah personel boyband SM*SH, Rafael Tan. Dalam sebuah obrolan, Rafael punya pengalaman yang unik karena dibesarkan dari orang tua dengan berbeda keyakinan.
ADVERTISEMENTS
Hidup di tengah-tengah orang tua berbeda keyakinan, Rafael Tan mengaku pernah memeluk tiga agama sekaligus saat masih kecil
Rafael Tan dikenal sebagai salah satu anggota boyband hits SM*SH. Setelah masing-masing personel memutuskan untuk jalan sendiri-sendiri meski nggak bubar, Rafael pun terjun ke dunia akting. Kariernya pun sempat naik turun. Karena bidang yang digeluti berbeda, Rafael seperti harus memulai kembali kariernya dari awal.
Setelah lama nggak ada kabar nama Rafael Tan tiba-tiba menjadi pemberitaan sejumlah media. Hal ini bermula saat Rafael menjadi bintang tamu di acara podcast Daniel Mananta. Kepada sang VJ, Rafael menceritakan perjalanan spiritualnya yang terbentuk karena hidup di tengah orang tua yang berbeda keyakinan. Diketahui Ayah Rafael adalah seorang Muslim dan sang ibu adalah pemeluk agama Budha. Dalam obrolan tersebut Rafael Tan mengaku kalau ia sempat memeluk tiga agama yang berbeda saat masih kecil. Ia mempelajari Budha, Kristen dan Islam.
“Gue juga dibesarkan dengan keluarga yang berbagai macam budaya, berbagai macam agama. Bokap saat itu, pas gue udah lahir itu bokap sudah muslim, sebelumnya Budha. Kalau nyokap Budha.” ujar Rafael. Karena sang ibu ingin Rafael belajar di sekolah menyanyi, ia pun dimasukkan ke gereja “Jadi gini, misalnya hari Minggu, waktunya ke Gereja, pagi-pagi gue ke Gereja sekolah minggu. Siangnya itu gua ikut nyokap, karena di Wihara pun ada satu komunitas kayak sekolah Minggu anak-anak kecil yang untuk belajar Kitab Tripitaka untuk sembayang. Nah, sore pulang ke rumah, bokap sholat Maghrib, gue ikut sholat Maghrib juga,” pungkasnya.
ADVERTISEMENTS
Selain membahas tentang agama, Rafael juga membahas tentang jasa neneknya yang mengurus ia saat ayah dan ibunya bercerai. Rafael menyebut kalau neneknya tersebut yang memotivasinya untuk tetap sekolah dan bernyanyi
Selain membahas soal agama, dalam obrolan tersebut Rafael Tan juga membagikan pengalamannya sebagai seorang anak dari keluarga broken home. Dari ceritanya, Rafael ternyata dibesarkan oleh nenek dan kakeknya setelah orang tuanya berpisah. Dari hidup bersama neneknya lah Rafael belajar banyak hal dan mendalami agama Kristen. Dan beberapa waktu lalu, ketika dirinya berusia 34 tahun, Rafael pun mantap untuk dibaptis.
Sampai sekarang Rafael masih ingat bagaimana kejadian saat ia ditarik dan disuruh memilih salah satu dari dua orang tuanya. Kala itu ia begitu marah dan menolak tawaran ibu dan ayahnya. Rafael justru memilih hidup bersama neneknya. Bahkan Rafael mengaku kalau neneknya lah yang menjadi motivasi dia untuk terus mengasah bakatnya bernyanyi dan melanjutkan sekolah.
Ternyata kehidupan pribadi Rafael cukup unik juga ya. Meski penuh lila-liku, justru pengalaman hidupnya inilah yang membuatnya jadi pribadi yang kuat.