Hidup di tengah hutan dan akrab dengan satwa liar memang bukan gambaran hidup yang lumrah bagi kebanyakan orang. Namun, belum lazim dilakukan bukan berarti nggak bisa dijalani kan? Buktinya, kita mulai dikenalkan dengan gaya hidup demikian lewat sosok remaja bernama Andrew Kalaweit.
Remaja bernama lengkap Andrew Ananda Brule ini merupakan putra sulung dari Channe Kalaweit (Aurelien Francis Brule), seorang aktivis lingkungan berdarah Prancis. Ibunya adalah perempuan dayak asli bernama Nurpradawati. Sejak tahun 2012, sang ayah resmi menjadi warga negara Indonesia. Andrew juga punya seorang adik laki-laki bernama Enzo Kalaweit.
Lalu, apa yang dilakukan Andrew sehingga mendapat julukan Tarzan Kalimantan? Yuk, simak fakta Andrew Kalaweit selengkapnya di bawah ini~
ADVERTISEMENTS
Baru berusia 18 tahun, tapi Andrew Kalaweit sudah punya visi besar untuk melestarikan satwa liar
Kecintaan Andrew terhadap hutan dan satwa liar rupanya sudah tertanam sejak dini. Ia pertama kali dibawa oleh kedua orang tuanya memasuki hutan saat masih berusia lima bulan. Wajar saja kalau Andrew menjadi sangat familiar dengan lingkungan ini. Bahkan ia pun mengaku pernah mengunjungi hutan dan hanya mengamati orang utan dari pagi hingga sore untuk mempelajari perilakunya.
Atas dasar kecintaannya itu pula, Andrew nggak setuju apabila satwa liar atau langka dipelihara pribadi. Menurutnya, satwa itu seharusnya dibiarkan di hutan dan tetap dilindungi selama di sana. Bersama sang ayah, Chanee Kalaweit, Andrew menggunakan paramotor untuk terbang keliling hutan selama satu jam tiap sore. Mereka akan mengawasi dari atas apakah ada tanda-tanda mencurigakan seperti asap kebakaran atau pemburu liar.
Keamanan satwa liar memang terjamin jika dipelihara orang biasa tapi kebahagiaan mereka tetap berada di rumah sesungguhnya yakni hutan, tegas Andrew.
ADVERTISEMENTS
Niat mulia itu sejalan dengan pekerjaan sang ayah yang juga seorang aktivis konservasi satwa liar
Andrew Kalaweit punya visi yang sama dengan sang ayah. Keduanya ingin melestarikan satwa dan lingkungan. Chanee Kalaweit mendirikan Yayasan Kalaweit yang berfokus pada program konservasi satwa liar pada tahun 1998. Awal mula terbentuknya yayasan ini didorong oleh keinginan Chanee untuk menyelamatkan spesies Owa Kalimantan.
Hingga kini, Chanee dan putra sulungnya itu semakin mengembangkan program rehabilitasi satwa liar yang kehilangan tempat tinggal akibat penebangan hutan maupun pemburuan ilegal. Mereka membentuk tim patroli hutan dan bekerja sama dengan para pemilik lahan untuk menjaga fungsi lahan hutan.
ADVERTISEMENTS
Andrew Kalaweit tinggal di rumah yang dikelilingi hutan, jauh dari hiruk pikuk kota
Berbeda dari kebanyakan orang yang ingin tinggal di hunian yang strategis, Andrew dan keluarganya justru ‘menyepi’ ke tengah hutan. Andrew tinggal di sebuah rumah kayu model panggung di kawasan cagar alam Pararawen, Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Meskipun jauh dari pusat peradaban, rumah keluarga Andrew tetap dilengkapi dengan fasilitas yang menunjang aktivitas sehari-hari. Untuk listrik, mereka memakai panel surya. Ada parabola, satelit, dan koneksi internet juga untuk kebutuhan sekolah Andrew dan sang adik.
Untuk sampai ke rumah ini Andrew akui memang nggak mudah. Dari pusat kota Palangka Raya, Andrew harus menempuh perjalanan darat selama 8 jam ke Kota Muara Teweh. Selanjutnya, ia akan naik speed boat selama 1 jam lalu sampai di pelabuhan kecil di sungai dekat rumahnya. Kemudian perlu berjalan kaki 5 menit untuk benar-benar tiba di halaman rumah Andrew.
ADVERTISEMENTS
Andrew Kalaweit semakin dikenal publik lewat konten wildlife-nya di YouTube
Sejak 2018, Andrew membagikan kesehariannya saat menjelajahi hutan Kalimantan. Ternyata, banyak warganet yang menyukai konten Andrew karena dinilai unik sekaligus ekstrem. Aksi beraninya ketika tinggal 24 jam di hutan sendirian sukses menarik perhatian warganet.
Namun, perlu diingat nih SoHip, Andrew nggak sembarangan melakukan itu semua hanya demi konten. Terlebih dahulu ia sudah paham seluk beluk hutan bahkan kebiasaan satwa liar yang ada di dalamnya. Jadi, kontennya lebih bersifat edukasi yang menampilkan cara bertahan hidup di tengah hutan belantara tanpa mengganggu satwa.
ADVERTISEMENTS
Berkat wajahnya yang rupawan, Andrew Kalaweit sering dapat tawaran main sinetron
Andrew tak mengelak saat dirinya ditanya apakah pernah mendapat tawaran kerja di dunia hiburan. Tak hanya sekali, hingga kini ia mengaku masih sering ditawari untuk main sinetron. Mudah saja baginya untuk menolak tawaran itu. Bagi Andrew, berkarier di dunia hiburan bukanlah sesuatu yang ia inginkan.
Sebaliknya, ia justru ingin membuat film dokumenter yang menceritakan tentang kehidupan liar dan ekstrem di hutan belantara. Lagi-lagi ia terinspirasi dari sang ayah yang dulunya pernah menjadi pembawa acara di film dokumenter serupa. Namun, sampai saat ini belum ada produser atau stasiun TV yang membantu mewujudkan keinginan Andrew yang satu itu.
Nggak ada yang aneh dari hidup di tengah hutan seperti Andrew Kalaweit. Apalagi dengan visi besarnya yang sangat mulia, tentu tinggal di lingkungan seperti itu turut mempermudah dalam mewujudkan impiannya. Apakah kamu salah satu penikmat konten wildlife dari Andrew?