Memasuki usia 70 tahun dipanggil kakek mungkin sudah menjadi hal yang biasa. Akan tetapi tidak bagi sosok yang satu ini. Kak Seto begitu sapaannnya, justru dikenal dengan citranya yang awet muda, aktif hingga akrab dengan bahasan pendidikan anak-anak.
Penampilan pertama pemilik nama Seto Mulyadi ini dimulai sejak tahun 90-an lewat acara “Si Komo”, dari sana publik semakin mengetahui figurnya. Terhitung Kak Seto sudah mengabdi selama 51 tahun terhadap dunia pendidikan anak. Namun, di balik ketenaran dan kesuksesan yang diraih sekarang, pria yang lahir di Klaten tersebut punya perjalanan hidup yang cukup berlika-liku. Baru-baru ini Kak Seto menceritakan perjuangannya kepada publik yang bisa dijadikan inspirasi.
ADVERTISEMENTS
Penuh tantangan saat merantau ke Ibu Kota, Kak Seto ungkap sempat jadi gelandangan karena tak ada sanak saudara di sana
Ketika lulus SMA, Kak Seto dan kembarannya, Kresno Mulyadi, mengikuti tes kedokteran di Universitas Airlangga, Surabaya. Kemudian hasilnya Kresno Mulyadi diterima sebagai mahasiswa. Sedangkan, Seto tidak. Nggak patah semangat, Kak Seto terus mencoba mendaftar dan mengikuti tes kedokteran di beberapa kampus ternama. Namun, belum mendapat hasil yang sesuai keinginan.
Ia pun memutuskan merantau ke Jakarta dari Klaten, Jawa Tengah, pada 1970-an. Kak Seto mengaku mengalami pahit manisnya tinggal di kota orang. Ia bahkan pernah menjadi pemulung hingga tidur di emperan toko karena tak memiliki keluarga atau kerabat yang dikenal.
“Saya pikir di Jakarta tuh menjanjikan. Ya namanya nggak bawa apa-apa begitu sampai Jakarta nggak punya kenalan dan saudara, tujuh bulan merasakan jadi gelandangan,” papar Kak Seto dikutip Hipwee dari YouTube VINDES, Selasa (19/10).
Bukan Kak Seto namanya kalau tak mau kerja keras. Masa awal di Jakarta ia gunakan untuk menjalani berbagai pekerjaan, dari tukang batu, kuli pasar hingga office boy di sebuah kantor. Perjalanan hidupnya mulai berubah ketika bertemu dengan Pak Kasur dan menjadi asisten pemilik taman kanak-kanak tersebut. Kak Seto kemudian ikut membantu Pak Kasur melaksanakan pembelajaran di taman bermain.
Dari sana Pak Kasur melihat ada potensi, maka dari itu ia meminta Kak Seto untuk ikut tes masuk fakultas psikologi. Usaha belajarnya kemudian berbuah manis, suami dari Deviana Mulyadi ini diterima sebagai mahasiswa psikologi Universitas Indonesia. Bukan hanya S1, tetapi sampai S3 Kak Seto mendalami bahasan psikologi pendidikan. Biaya kala itu ditanggung dari profesinya sebagai pembantu rumah tangga dan hasil menghibur anak-anak.
“7 tahun menjadi pembantu rumah tangga di sebuah keluarga serta menjadi asisten Pak Kasur,” sambungnya.
ADVERTISEMENTS
Memulai karier di dunia entertainment saat bergabung di acara Aneka Ria Taman Kanak-Kanak. Namanya sampai kini tetap terkenal
View this post on Instagram
Dari program acara yang disiarkan di TVRI tersebut nama Kak Seto semakin dikenal sebagai sahabat anak. Akhirnya ia dipercaya mengelola acara di televisi swasta. Dari sana sosok Si Komo yang populer di masanya itu tenar, berkat ide orisinal Kak Seto. Ia juga dikenal lewat lagu anak-anak kreasinya yang ceria dan mendidik.
Aksi Kak Seto dari menyanyi, menari, bermain sulap, hinga belajar bersama anak-anak terekam dalam program tersebut. Perjuangannya yang penuh lika-liku selalu dihadapi dengan rasa optimis dan gembira. Tips itu pula yang mengantarkan dirinya tetap sehat dan memancarkan aura positif bagi siapa pun yang melihat.
“Sungguh perjalanan hidup yang panjang dan penuh dinamika. Namun semua tetap saya lalui dengan senyuman optimis serta hati yang gembira sampai saat ini,” pungkas Kak Seto saat membagikan napak tilas 70 tahun di Instagram pribadi.
Perjalan yang tak mudah dan penuh inspiratif ya. Untuk berada di posisi sekarang ternyata dilalui Kak Seto dengan penuh perjuangan. Semoga sehat selalu, Kak Seto!