Memasuki musim penghujan, sejumlah wilayah di Indonesia diterjang bencana banjir bandang, salah satunya di Kota Batu, Jawa Timur. Pada Kamis (4/11) lalu, aliran sungai Brantas di lereng Gunung Arjuno meluap dan menyapu jalanan hingga menghancurkan beberapa rumah warga. Dilansir dari CNN, sementara terdapat lima titik yang terdampak banjir ini, yakni Desa Sumber Brantas, Desa Bulu Kerto, Desa Tulung Rejo, Desa Padang Rejo dan Desa Sidomulyo. Akibat bencana ini, sejumlah orang dilaporkan hilang dan masih dalam proses pencarian.
Banjir di Kota Batu itu mengejutkan banyak pihak, pasalnya sungai yang meluap bukanlah sungai yang memiliki aliran deras. Berkaitan dengan itu, beberapa pihak mengungkap kemungkinan penyebab terjadinya banjir bandang. Menurut para ahli, ada yang menyatakan penyebab terjadinya banjir adalah rusaknya daerah resapan hingga karena adanya fenomena La Nina.
ADVERTISEMENTS
BMKG ungkap penyebab banjir adalah curah hujan ekstrem, sementara Wali Kota Batu membenarkan adanya faktor lingkungan penyebab banjir
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), banjir bandang di Kota Batu, Jawa Timur diakibatkan adanya curah hujan ekstrem. Intensitas curah hujan saat banjir terjadi mencapai 80,3 milimeter dan terjadi sekitar dua jam lamanya.
” Jadi, berdasarkan hasil analisis BMKG, curah hujan yang terjadi di wilayah Kota Batu pada 4 November 2021 dan menimbulkan banjir bandang di wilayah tersebut, secara intensitas masuk kategori ekstrem,” kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin pada Jumat (5/11), dilansir dari Antaranews.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas mengungkapkan banjir bandang terjadi akibat daerah resapan air di hulu aliran rusak. Akibatnya, terjadi banjir yang membawa material lumpur, batu, dan kayu. Wali Kota Batu, Punjul Santoso, juga membenarkan bahwa ada faktor lingkungan di daerah hulu lereng Gunung Arjuno yang menyebabkan banjir bandang.
ADVERTISEMENTS
Para ahli mengungkap banjir Kota Batu dampak nyata perubahan iklim dan diperburuk adanya fenomena La Nina
Menurut dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Lily Montarcih Limantara, dilansir dari Kompas.com, banjir di Kota Batu merupakan dampak dari perubahan iklim yang akan berlangsung panjang. Namun, perubahan tata guna lahan dan rumah yang didirikan di daerah tebing juga menyumbang potensi banjir.
Di sisi lain, ahli hidrologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Pramono Hadi mengatakan, banjir di Kota Batu akibat lahan yang jenuh akibat hujan. Akibatnya, begitu hujan deras terjadi, tanah tidak bisa menyerap air dan menyebabkan banjir. Kondisi itu diperburuk dengan fenomena La Nina yang membuat intensitas hujan lebih banyak dibandingkan biasanya.
Dari fenomena banjir yang terjadi di beberapa wilayah, BMKG memperingatkan beberapa wilayah yang masuk kategori siaga banjir, di antaranya DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jambi. Pada bulan November ini, curah hujan diprediksi semakin meningkat sejalan dengan fenomena La Nina dan Monsun Asia. Tak hanya banjir, masyarakat juga diminta waspada dengan bencana hidrometeorologi lainnya, seperti tanah longsor.
Dari beragam penyebab banjir di atas, kita harus terus waspada dengan cuaca ekstrem yang sedang terjadi saat ini ya. Jangan lupa selalu jaga kesehatan dan keselamatan di manapun kalian berada, SoHip!