Sempat Ditanya ‘Kapan Kerja Beneran?’ Pasca Lulus, Maudy Ayunda Heran dengan Stereotip yang Beredar

Maudy Ayunda ditanya kapan kerja

Nama Maudy Ayunda belakangan tengah menjadi perbincangan. Prestasinya yang berhasil mendapat dua gelar master sekaligus di usianya yang baru 26 tahun, yakni Master of Business Administration (MBA) dan Pendidikan Master of Arts (MA) di Stanford University dikagumi, bahkan dijadikan inspirasi anak muda.

Di balik keberhasilannya yang membuat banyak orang bangga, ternyata Maudy Ayunda juga sempat mendapat perspektif yang kurang mengenakan soal pekerjaan yang ia tekuni sekarang. Ibarat peribahasa ‘semakin tinggi pohon, semakin kencang pula angin menerpanya’. Hal yang serupa juga dialami Maudy Ayunda, di sekitarnya pun masih ada yang menganggap pekerjaan Maudy sebagai figur publik kurang value atau bernilai.

ADVERTISEMENTS

Orang sekitarnya ada yang menganggap jika kerja kantoran sama halnya dengan kerja beneran, Maudy pun menjawab stereotip tersebut

Pertanyaan kapan kerja setelah lulus kuliah memang kerap disebut oleh orang Indonesia, begitu pun dengan Maudy yang saat itu telah menyelesaikan masa pendidikkannya. Hal ini dibeberkan penyanyi “Perahu Kertas” itu dalam kanal YouTube Menjadi Manusia.

“Ada statement-statement yang paling lucu adalah, di sebuah perkumpulan, terus kayak ada yang nanya ‘halo Maudy, jadi kapan kerja benerannya?,” tutur Maudy beberapa waktu silam.

Dengan ekspresi terkejut campur bingung, lantas Maudy pun menceritakan keheranannya. Pasalnya saat itu ia tengah sibuk dengan pekerjaan di dunia hiburan tanah air. “Hah, maksudnya gimana, aku bilang gitu,” lanjutnya. Lantas dibalas oleh orang tersebut, “Iya, kapan kerja, kapan mulai kerja?,”

Menaggapi hal itu, artis lulusan Oxford itu pun menjawab jika dirinya sudah disibukkan dengan pekerjaan yang ia senangi, yakni sederet aktivitas di industri hiburan seperti akting, menyanyi hingga seorang aktivis. Namun hal itu pun dibantah oleh si penanya.

“Enggak maksudnya kerja beneran, kerja kantoran,” kata Maudy menirukan ucapan orang tersebut. Mendapat respons seperti itu, ia pun terkejut sebab masih ada orang menganggap bahwa standar pekerjaan terbaik, yakni hanya bergelut di dunia perkantoran, pertanyaan itu pun seperti menganggap remeh profesi yang tengah ia jalani.

“Kayak oh My God. Kadang-kadang lucu gitu sih, bahwa ya gitu, kita menghadapi orang yang mengangap bahwa pekerjaan kita kurang nilai, kurang penting, and all those things. It just interesting thing yang menurut aku ya mudah-mudahan orang bisa mengubah perspektif mereka lah,” lanjutnya.

ADVERTISEMENTS

Pengalaman Maudy pun ditanggapi oleh warganet dengan cerita serupa, bahkan banyak yang setuju bahwa pekerjaan sesungguhnya yakni yang memang dicintai, jadi jangan pernah untuk memandang sebelah mata

Tak dipungkiri jika stereotip tersebut masih dilontarkan sebagian orang. Tak jarang, yang bahkan diselingi dengan ucapan seolah-olah pekerjaan lain tak sebanding. Hal serupa pun dialami warganet, mayoritas setuju dengan Maudy Ayunda jika hal itu harus diubah, karena sesungguhnya setiap profesi mempunyai perjuangan dan nilai tersendiri.

“Yang nanya itu nggak tahu, kalau banyak yang kerja kantoran pengin jadi kayak Maudy Ayunda,” tutur akun @mbakmadi***

“Sepertinya masyarakat kita memang masih kurang sadar akan pentingnya kesehatan jiwa atau mental,” pungkas yang lain.

“Sekelas Maudy Ayunda masih ditanya kapan kerja benerannya? lah emang kerja beneran itu harus kantoran kah?”, komentar warganet.

Kebiasaan seperti ini memang tak boleh dibiarkan, karena sejatinya setiap pekerjaan punya kesulitan dan tantangannya masing-masing. Terlebih jika seseorang sudah cinta dengan profesi yang digelutinya, mengapa harus dituntut dengan standar yang dibuat lingkungan? semoga bisa menjadi pembelajaran, ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Pemerhati Tanda-Tanda Sesederhana Titik Dua Tutup Kurung