Setelah lama tidak terlihat, Andhika Gumilang kini kembali muncul dihadapan publik dan ramai diperbincangkan karena kisahnya yang menggegerkan. Aktor yang sempat diisukan menikah dengan Malinda Dee ini, diketahui telah berhijrah. Di balik kisah hijrahnya tersebut, Andhika mengaku sempat mengalami sakaratul maut yang membuat dirinya tersiksa dan merasa akan meninggal dunia.
Sosok aktor dan model ini kemudian membagikan kisah perjalanan hijrahnya yang dimulai sejak awal pandemi Covid-19 melalui kanal YouTube Kasisolusi yang diunggah pada Jumat (4/3). Berikut alasan Andhika Gumilang memutuskan untuk berhijrah.
ADVERTISEMENTS
Hampir meninggal karena minum ramuan penangkal virus Covid-19
Andhika Gumilar menceritakan bahwa dirinya pernah merasakan sakaratul maut saat awal-awal pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia. Saat itu, ia mencoba untuk meminum ramuan yang diraciknya sendiri dari campuran cuka, garam dapur, dan air. Ia percaya bahwa ramuan yang diraciknya tersebut dapat menangkal virus Covid-19.
Sesaat setelah meminum ramuan tersebut, pria bertato ini kemudian merasa susah bernapas layaknya orang yang akan menjemput ajalnya. Ia kemudian memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan berusaha untuk berkumur agar membuang cairan yang baru saja diminumnya tersebut.
“Satu menit setelah minum tiba-tiba napas susah, jadi kayak orang mati, padahal awalnya sehat. Jadi mulut tuh berbusa terus, gak pernah berhenti keluar busa, kayak orang overdosis. Ana (saya) ngaca di kamar mandi itu, mata hitam ana itu membesar, jadi sudah hampir setengah mata putih sudah gak kelihatan. Jadi ana sudah mikir ‘Wah ini Allah mungkin cabut ana hari ini’,” papar Andhika melalui YouTube kasisolusi, Kamis (10/3).
Setelah ia mengalami kondisi tersebut, Andhika kemudian memutuskan untuk menghubungi istrinya yang saat itu sedang tidak berada di rumah. Ia lalu pamit kepada istrinya dan mengatakan bahwa ini mungkin sudah ajalnya. Setelah itu, kondisi tubuh Andhika semakin parah. Tubuhnya mulai terbujur kaku dan tidak bisa digerakkan.
“Itu tiba-tiba dari kaki dingin, dari jempol, dingin dari kaki sampai mata kaki gak bisa gerak. Ana berasa nyawa itu naik dari kaki, sampai lutut, udah gak bisa bergerak tuh. Sudah gak bisa gerak, ana sudah diam, pasrah, gak bisa gerak. Makin naik, naiknya pelan, tapi begitu sudah di sini (pinggang) agak cepat,” kata Andhika.
ADVERTISEMENTS
Ditengah kondisinya yang semakin parah, Andhika mengaku sempat bertemu dengan malaikat maut
Saat kondisi tubuhnya semakin parah, Andhika kemudian mengaku bahwa dirinya dihadapkan dengan sebuah layar besar yang menampilkan kisah perjalanan hidupnya mulai dari masa kecil hingga saat ini. Saat nyawanya telah berada di ujung dagu, Andhika melihat dua sosok hitam yang menghampirinya di kanan dan kiri tubuhnya. Ia mengaku dirinya mendapatkan hidayah dari dua sosok malaikat tersebut.
“Ana kayak dipaksa melihat ke atas, dua sosok yang saya lihat. Dua sosok itu yang membuat ana gak bisa ngomong. Kalau orang awam mungkin bilang itu malaikat pencabut nyawa. Ana sudah pasrah warna hitam, besar sekali, lebar tinggi waduh pokoknya seram banget. Ada lubang hitam juga berputar di tengah,” cerita Andhika.
Andhika yang merasa bahwa ajalnya sudah semakin dekat, kemudian meminta izin kepada Allah SWT untuk menyebut dua kalimat Syahadat.
“Walaupun ana gedenya sedikit menyimpang, dalam arti pergaulan, tapi didikan agama ana luar biasa. Tiba-tiba ana mengingat Allah dan keras nyata di dalam hati ana. Tiba-tiba saya menyebut dua kalimat Syahadat saja. Ana cuma minta izin sama Allah, jika memang ini ajalku di hari ini, di jam ini di sore ini, izinkan aku menyebutkan dua kalimat Syahadat dan menyebut nama-Mu,” kata Andhika.
Setelah ia menyebut dua kalimat Syahadat, kemudian kondisi tubuh Andhika berangsur pulih dan kembali menghangat. Saat tersadar, ia merasa seperti sedang meluncur dari bangunan gedung tinggi.
“Mata ana ngaca hitamnya udah mengecil, ‘ih hidup nih’. Saya menyebut nama Allah terus, ‘Ya Allah saya masih hidup nih Ya Allah,” ucap Andhika.
Setelah adanya kejadian tersebut, Andhika merasa bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup, hingga kemudian memutuskan untuk berhijrah hingga saat ini.