Kabar mengejutkan datang dari dunia hiburan Korea Selatan. Pasalnya HYBE dikabarkan telah mengakuisisi saham SM Entertainment.
HYBE sendiri merupakan induk sejumlah agensi besar seperti BigHit Music yang menaungi BTS dan TXT, Pledis Entertainment dengan SEVENTEEN dan fromis_9, Belift (ENHYPEN), Source Music (LEE SSERAFIM), dan Ador (New Jeans). Sedangkan SM Entertainment adalah rumah bagi grup-grup K-Pop besar seperti TVXQ, Super Junior, EXO, SHINee, SNSD (Girl’s Generations), dan NCT.
Beberapa waktu lalu, terkuak drama internal antara Lee Soo-man dengan SM Entertainment. Setelah desas-desus bahwa Lee Soo-man ‘mendekatkan diri’ dengan HYBE, posisi HYBE kini semakin jelas. HYBE dikonfirmasi sudah membeli saham Lee Soo-man yang merupakan pemegang saham terbesar di SM Entertainment. Perusahaan multilabel itu pun menandatangani kesepakatan dengan Lee Soo-man selaku pendiri SM Entertainment. Dengan perjanjian ini HYBE resmi jadi petinggi SM Entertainment.
Lantas berapa besar saham yang diakuisisi HYBE dari SM Entertainment? Simak informasinya berikut ini, ya, SoHip~
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
HYBE sempat maju mundur dalam membuat penawaran dengan SM Entertainment
Melansir dari laman Soompi, sebelumnya HYBE mengonfirmasi pihaknya masih mempertimbangkan pembelian saham perusahaan sebagai tanggapan atas pertanyaan pasar.
“Kami terus meninjau hal-hal terkait pembelian saham SM Entertainment melalui pasar terbuka serta akuisisi saham. Saat ini, belum ada kepastian,” ujar perwakilan HYBE.
Menurut industri IB, HYBE masih maju mundur dalam membuat penawaran tender untuk SM Entertainment. Disebutkan bahwa sebuah perusahaan sekuritas besar dalam negeri ditugaskan untuk mengatur pembiayaan akuisisi dan menyesuaikan harga tender offer di harga 100 ribu hingga 120 ribu per saham. Jika penawaran tender berhasil, SM akan dikelola bersama HYBE sebagai pemegang saham mayoritas dan Lee Soo-man sebagai pemegang saham terbesar kedua.
Ditafsirkan bahwa ide dibalik penawaran tender HYBE adalah bahwa jika Lee Soo-man menyerahkan sahamnya kepada investor yang akan mengembangkan perusahaan lebih lanjut dan memungkinkan Lee Soo-man untuk terus berpartisipasi dalam manajeman, dia dapat memperoleh pembenaran untuk menunjuk pemegang saham minoritas. Untuk memilih jalan itu, HYBE yang membesarkan BTS hingga ke skala internasional dianggap sebagai mitra terbaik.
ADVERTISEMENTS
HYBE kini jadi pemilik saham terbesar di SM Entertainment
Masih melansir dari Soompi, Jumat (10/2), HYBE akhirnya dikonfirmasi telah secara resmi mengakuisisi 14,8 persen saham SM Entertainment dari Lee Soo-man seharga 422,8 miliar won atau sekitar 5 triliun ( 1 won=Rp11,97). Sebelum di beli HYBE, Lee Soo-man adalah pemegang saham terbesar dari SM Entertainmnet dengan 18,48 persen.
Di luar kesepakatan dengan Lee Soo-man, HYBE juga telah mengumumkan rencana untuk mengakuisisi tambahan saham SM Entertainment dari pemegang saham minoritas. Apabila rencana ini terwujud, maka kepemilikan HYBE akan semakin diperkuat.
ADVERTISEMENTS
Sebelumnya ada masalah internal di SM Entertainment, sampai Lee So-man mengambil tindakan hukum
Perjanjian antara HYBE dan Lee Soo-man ini bagaikan aksi ‘balas dendam’ Lee Soo-man setelah didepak dari SM Entertainment dan kemudian agensi itu diakuisisi Kakao pada awal pekan ini. Akuisisi Kakao tersebut menjadikan perusahaan bisnis hiburan tersebut sebagai pemegang saham kedua terbesar SM Entertainment dengan cakupan 9,05 persen atau senilai 217 miliar won.
“SM Entertainment saat ini sedang mengalami persaingan bisnis antara pemegang saham terbesar Lee Soo-man dan mitra aliasi yang berlindung dengan dana ekuitas swasta pemegang saham,” pernyataan Lee Soo-man melalui firma hukum Hwawoo dikutip dari CNN Indonesia (10/02/2023)
Lee Soo-man pun menyebut tindakan tersebut ilegal lantaran ia dan SM sedang mengalami masalah. Adapun tuduhan yang dikenakan terhadap SM Entertainment adalah pelanggaran Undang-undang Komersial dengan secara ilegal menerbitkan saham baru perusahaan dan obligasi konversi tanpa persetujuan dari pemegang saham utama yakni Lee Soo-man. Padahal tengah terjadi sengketa manajemen di dalam perusahaan.
“Sehingga, itu merupakan langkah ilegal terhadap hukum komersial dan anggaran dasar dewan direksi SM untuk menerbitkan saham baru serta obligasi konversi kepada pihak ketiga,” lanjutnya.
Konflik itu pun bermula setelah Co-CEO SM Entertainment yakni Lee Sung-soo yang juga keponakan Lee Soo-man dan Tak Young Jun pada Jumat (3/2) mengumumkan perusahaan telah mengakhiri kontrak dengan produser Lee Soo-man dan menyusun cetak biru bab baru SM di bawah “SM 3.0.”
SM 3.0 sendiri melibatkan pendirian lima pusat produksi yang berbeda dengan label musik independen untuk mendiversifikasi produksi. Sehingga sistem tersebut benar-benar berbeda dari sistem yang dibangun Lee Soo-man selaku penanggung jawab semua proses produksi musik. Sedangkan SM Entertainment yang didirikan Lee Soo-man adalah bagian dari tiga agensi besar Korea Selatan alias Big 3 yang ikut membentuk industri K-Pop hingga bisa seperti sekarang ini.
Kira-kira setelah ini bakalan ada kolaborasi artis dari ke dua agensi besar ini, nggak, ya? Kita tunggu aja, SoHip~