Oknum-oknum tanpa empati dan pengambil kebijakan yang egois di negeri ini membuat pandemi Covid-19 kian memburuk. Di saat banyak orang berjuang melawan sakit dan menghadapi duka karena ditinggal orang terkasih, mereka dengan sengaja mengambil keuntungan demi kepentingan pribadi. Seperti dugaan kartel kremasi jenazah Covid-19 yang menghebohkan jagat maya beberapa waktu silam. Diminta biaya kremasi mencapai 65 juta rupiah, cuitan warganet pun viral dan langsung jadi perbincangan. Banyak orang tak habis pikir dengan oknum yang tega mematok harga jasa kremasi setinggi langit. Apalagi di masa pandemi yang serba sulit seperti sekarang.
Mendengar dugaan kartel kremasi jenazah Covid-19 yang tak manusiawi, Hotman Paris akhirnya buka suara. Ia meminta jajaran polisi untuk menyelidiki dugaan itu. Bahkan kasus yang diungkit oleh pengcaara kondang tersebut sampai menyita perhatian media asing dari Singapura. Sikap berani Hotman pun diacungi jempol. Gara-gara ia bersuara, pihak berwenang segera turun tangan.
ADVERTISEMENTS
Dugaan kartel kremasi jenazah Covid-19 mencuat saat pesan berantai berisi pengakuan biaya kremasi mencapai 65 juta rupiah di media sosial
Pesan berjudul “Diperas Kartel Kremasi” menyebar dengan cepat di media sosial. Pesan tersebut sukses mencuri perhatian karena seorang korban bernama Martin mengaku diminta biaya kremasi mencapai 65 juta rupiah. Waktu itu, Martin harus mencari krematorium di wilayah Jakarta Barat untuk ibunya meninggal pada 12 Juli 2021 lalu. Biaya yang fantastis itu membuat banyak orang merasa miris. Apalagi mengingat kondisi keluarga yang tengah berduka karena kehilangan orang tercinta, tapi mereka dimanfaatkan oleh oknum tertentu.
“Kemudian kita dihampiri orang yang mengaku Dinas Pemakaman menyampaikan bahwa paket kremasi Rp 48,8 juta, jenazah bisa segera dikremasi di Karawang, dan harus cepat karena RS lain juga ada yang mau ambil slot ini,” ungkap artin, dinukil dari Kompas.
Sontak Martin kaget, Ia tak menduga bila biaya kremasi bisa melonjak tinggi dalam waktu singkat. Enam pekan sebelumnya, ia hanya mengeluarkan uang 10 juta rupiah untuk biaya kremasi sang kakak. Dua pekan berikutnya, ia merogoh kocek 24 juta rupiah per orang untuk mengkremasi besan dan anak perempuannya yang meninggal usia terpapar Covid-19. Ketika mencari opsi lain, Martin malah ditawari biaya kremasi yang makin mahal mulai dari harga 45 juta, 55 juta sampai 65 juta rupiah. Posisi Martin semakin terhimpit. Ia didesak untuk secepatnya memindahkan mendiang ibu dari rumah sakit, tapi di satu sisi ia kesulitan mencari jasa kremasi dengan harga wajar.
ADVERTISEMENTS
Mendengar dugaan kartel kremasi jenazah Covid-19, Hotman Paris ternyata menerima aduan serupa. Keluarga mendiang harus bayar biasa kremasi sampai 80 juta rupiah
Lewat akun Instagram pribadinya, Hotam Paris menagku menerima aduan dari seorang ibu. Baru saja kehilangan suaminya karena Covid-19, ibu ini bingung ketika diminta biaya kremasi sebesar 40 juta. Lantaran tak punya uang, ia pun menelpon Hotman untuk meminta bantuan. Hotman menilai apa yang dialami sang ibu adalah bentuk pemerasan.
“Ada warga ngadu ke saya, untuk biaya peti jenazah 25 juta, transport 7,5 juta, kremasi 45 juta, lain-lain 2,5 juta. Maka keluarga si korban harus membayar 80 juta untuk kremasi. Apakah kau bisa tersenyum saat simpan uangmu di atas penderitaan, mayat keluarga orang lain,” lanjut Hotman, Kamis (22/7).
Tak sampai di situ saja, Hotman pun meminta pihak kepolisian untuk menyelidiki dugaan kartel kremasi tersebut. Resah dengan isu pemerasan itu, Hotman memohon pihak berwenang untuk segera menyusut tuntas. Agar tidak ada lagi lembaga-lemabaga kremasi jenazah yang nakal dan memanfaatkan keadaan demi keuntungan pribadi semata. Mengutip Kompas TV, ia mengaku sedih dan kasihan pada keluarga yang berduka. Belum usai rasa kehilangan karena ditinggal orang tercinta, keluarga sudah harus dipusingkan dengan biaya kremasi yang mahal dan tak manusiawi.
ADVERTISEMENTS
Hotman Paris mengungkit dugaan praktik kartel kremasi, pihak kepolisian mulai mengusutnya. Media Singapura pun ikut menyoroti kasus tersebut
Setelah dugaan praktik kartel kremasi jenazah Covid-19 viral di media sosial dan Hotman Paris ikut bersuara, pihak kepolisian akhirnya mengusutnya. Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan pihaknya tengah menyelidiki lebih dalam dugaan tersebut. Ia meminta masyarakat yang menjadi korban tak segan melaporkannya. Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat Kompol Joko Dwi Harsono telah menghimpun keterangan dari pihak rumah duka. Meski tak mengungkapkan detail pemeriksaann, Joko menegaskan akan terus memberikan perkembangan nanti.
“Posting ig Protes Hotman ttg kremasi telah mendunia dan mendapat tanggapan cepat dari pimpinan Mabes Polri,” tulis Hotman, Jumat (23/7).
Ternyata, unggahan Hotman yang berisi protes dugaan kartel kremasi menarik perhatian media asing dari Singapura. Selan mendapatkan respon cepat dari pihak kepolisian, protes Hotman pun diliput oleh media The Straits Times edisi 23 Juli 2021. Warganet pun salut dengan tindakan dan sikap berani Hotman dalam menyuarakan keresahannya soal kartel kremasi. Mereka mendukung Hotman agar tidak diam saja ketika ada kejadian-kejadian serupa yang melanggar hukum.