Aktris Gita Sinaga menceritakan perjalanan spiritualnya dalam mengenal Tuhan. Dilahirkan dari keluarga Kristen Protestan ternyata tidak menahan Gita untuk mencoba belajar sisi lain dari agama dan ketuhanan.
Saat SMA, Gita Sinaga membaca sebuah buku filsafat tentang sejarah Tuhan dan di situlah momen dirinya mulai mempertanyakan keberadaan Tuhan. Ia pun langsung membanjiri sang ibu dengan pernyataan bahwa Tuhan itu tidak ada.
ADVERTISEMENTS
Gita Sinaga sempat ragukan keberadaan Tuhan
Awal mula Gita mempertanyakan keberadaan Tuhan adalah ketika ia membaca buku filsafat yang mengangkat topik tentang sejarah Tuhan. Ia sadar bahwa buku tersebut belum pantas dibaca oleh anak seumurannya saat itu. Namun, demi memuaskan rasa ingin tahu, Gita tetap membacanya.
“Waktu SMA aku hampir ateis karena aku baca satu buku yang dibaca belum pada usianya. Masih SMA udah baca buku tentang sejarah Tuhan. Itu buku tentang filsafat gitu. Trus pas baca aku langsung ask my mom ‘kayaknya God itu nggak ada’. Ya namanya juga bocah ya,” ungkap Gita, dikutip dari YouTube Melaney Ricardo.
Gita mencoba mengingat apa yang ia baca saat itu hingga mampu membelokkan imannya walau sebentar. Di buku itu dijelaskan bahwa Tuhan berada di tempat yang tidak bisa dijangkau manusia.
“Sebenernya di buku itu diceritakan kalau Tuhan itu udah ‘jauh sekali’ sehingga Tuhan yang sebenernya itu masih dipertanyakan keberadaannya,” lanjutnya.
Mendengar pernyataan putrinya, ibunda Gita pun langsung meluruskan bahwa buku tersebut tidak bisa sembarangan dibaca. Perlu pemahaman lebih dalam dan luas yang pada saat itu belum dimiliki oleh Gita remaja.
“‘Ini nggak bisa dibaca sembarangan sayang.’ Dan aku akhirnya tidak selesai membaca itu dan berhenti (di bab 2),” ujar Gita.
ADVERTISEMENTS
Saat ini, Gita Sinaga sudah punya prinsip kepercayaan yang teguh kepada Tuhan
Layaknya manusia yang senantiasa mencari, ia sering bergumul tentang keberadaan Tuhan saat dirinya tertimpa masalah. Bagi Gita, ini sering terjadi ketika seakan-akan sudah tidak ada lagi harapan dalam hidupnya.
“Kita tuh pas lagi jatuh nggak tahu mau pegangan sama siapa. Aku di kamar suka gini, ‘Tuhan ada nggak sih?’ Ini masalah gue berat banget, gue udah nggak bisa menahan ini sendirian,” ujar Gita.
Namun, justru ketika berada di titik terendah itulah Gita merasakan uluran tangan Tuhan. Solusi yang ia tunggu-tunggu datang di waktu yang tepat.
“Bisa loh besok pagi Tuhan balikin (situasinya). Dikasih tahu solve-nya (penyelesaiannya), diberikan solve-nya. Segitu mudahnya, segitu nggak masuk akalnya (bantuan Tuhan),” katanya.
Lika-liku perjalanan hidup itu akhirnya membawa Gita pada pemahaman bahwa Tuhan adalah tempatnya berserah dalam keadaan apa pun.
“Sampai akhirnya aku memahami bahwa kepercayaan atau Tuhan (tidak menyebutkan satu agama) adalah ketika kita masuk dalam ruang gelap, kita udah nggak bisa melihat apa pun. Kemudian kalo ada satu orang yang kasih tangannya, pasti kita ulurin tangan kita. Karena kita udah nggak ada pegangan lagi,” imbuhnya.