Baru-baru ini jagat media sosial ramai menyoroti cuitan seorang YouTuber politik asal London, Mahyar Tousi yang menyoroti gelaran KTT G20 di Bali. Bukan takjub dengan gelaran megah seperti yang dipuji-puji para pemimpin negara yang hadir, Mahyar Tousi seolah-olah justru menyinggung soal batik yang dikenakan para peserta KTT G20 saat gala dinner.
Alhasil, akun Twitter Mahyar Tousi langsung digeruduk warganet Indonesia yang menilai Mahyar telah menghina batik, dan mereka nggak terima. Bahkan, Mahyar mengaku sampai mendapat ancaman karena ulah cuitan itu.
ADVERTISEMENTS
Mahyar Tousi menghapus cuitan yang dinilai warganet menghina batik
Far-right British grifter deletes tweet after being smashed for insulting endek/batik.
The Indonesian internet remains undefeated 🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩 pic.twitter.com/ZFPchyQn5n
— Max Walden (@maxwalden_) November 16, 2022
Kehebohan soal ulah Mahyar Tousi pertama kali muncul usai si YouTuber yang kerap mengkritik soal politik ini mengomentari beberapa pemimpin negara seperti Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau, PM Inggris Rishi Sunak, Presiden FIFA Gianni Infantino, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Komentar tersebut ia unggah melalui sebuah cuitan di Twitter diikuti gambar beberapa orang itu mengenakan batik dan kain Endek Bali saat sesi gala dinner KTT G20 di GWK. Mahyar mengomentari soal apa yang mereka kenakan, tapi menggunakan kata-kata kasar.
“Apa yang dipakai orang-orang idiot ini?” tulis Mahyar dalam cuitannya di Twitter.
Cuitan tersebut kemudian ramai mendapat serangan warganet Indonesia. Hingga nggak berselang lama, Mahyar langsung menghapus cuitan itu. Sayangnya, cuitan itu sudah diabadikan lewat tangkapan layar oleh warganet. Salah satunya seorang editor Watch, Max Walden dalam cuitannya. Bahkan Max sempat menyinggung soal kekuatan warganet Indonesia yang bertindak luar biasa cepat.
“Orang sayap kanan Inggris menghapus cuitannya setelah dirujak (warganet) karena mengejek endek/batik. Warganet Indonesia tetap terkalahkan,” cuit Max Walden.
Tanggapan Max itu muncul usai warganet Indonesia menjelaskan pada Mahyar Tousi bahwa kemeja yang dikenakan Trudeau, Sunak, dan Schwab merupakan kain tenun Endek khas Bali, sementara Infantino dan Zulkifli mengenakan kemeja batik. Namun, tentu penjelasan itu diwarnai berbagai kritikan pedas warganet Indonesia.