Menjalani kehidupan yang baik-baik saja tentunya jadi impian semua orang. Namun sayangnya, terkadang ada hal-hal di luar kendali yang mampir jadi episode kurang mengenakkan dalam hidup. Mungkin bully-an, bisa jadi cibiran, kasih sayang yang timpang, hingga keluarga yang tidak bisa dijaga untuk terus utuh.
Hal itulah yang terjadi pada aktris Clara Bernadeth. Dalam fase hidupnya ia sempat merasakan kekerasan mental atau mental abuse dari orang-orang sekelilingnya seperti yang ia ceritakan pada kanal YouTube Falcon beberapa waktu lalu. Clara berkisah tentang perjalanan hidupnya yang penuh liku-liku, serta bagaimana dirinya bisa bertahan, bahkan keluar dari kondisi yang sangat berat kala itu.
ADVERTISEMENTS
Kehilangan arah saat orangtua hampir bercerai
“Jadi waktu pas aku tau papa mama mau broken home, pas aku pulang sekolah, bukannya pulang ke rumah, tapi aku nginep ke rumah temen. Aku ngerasa kayak, hidup gue gimana, bingung pasti, ‘kan.” ujar Clara.
Video Clara tersebut dibuka dengan pengalaman pahitnya ketika orangtuanya pernah hampir bercerai. Seperti kehilangan arah, Clara merasa bingung harus bagaimana. Dia juga mempertanyakan akan nasibnya ke depan jika orangtuanya benar-benar berpisah.
Sampai suatu hari, alih-alih pulang ke rumah selepas sekolah, Clara nekat untuk menginap di rumah temannya. Dari situlah justru papa dan mamanya tak jadi bercerai. Hingga saat ini, Clara sangat bersyukur mereka masih bersama. Pengalaman berharga ini membuat Clara mempunya perspektif yang berbeda tentang sebuah keluarga.
ADVERTISEMENTS
Tak hanya itu, Clara juga pernah mengalami emotional abuse saat pacaran
Dengan mantan kekasihnya terdahulu, perempuan 28 tahun ini pernah memiliki pengalaman menjalani hubungan yang tidak sehat. Bukan kekerasan fisik, tapi ia mendapatkan kekerasan secara verbal. Pasalnya, pasangannya sering teriak saat marah, melempar-lempar barang, hingga melakukan hal yang membahayakan.
“Dia itu tipenya kalau marah itu yang teriak, lempar barang, cuman memang sudah membahayakan. Aku baru ngeh kalau itu ternyata termasuk kekerasan dalam hubungan. Walaupun bukan fisik, tapi secara emotional, kita di-abuse. Secara mental aku kena banget,” tuturnya.
Kekerasan yang dilakukan mantannya ini, menurut Clara, membuat dirinya menjadi linglung, bingung, anxiety, anxious, dan tidak berfungsi dengan baik sebagaimana ia biasanya. Sembari menangis terisak, Clara juga bercerita bahwa suatu hari pernah ia berantem dan pulang dari rumah mantannya tersebut dengan penuh ancaman.
Muncul pikiran untuk menabrakkan saja mobilnya karena dia sendiri merasa tidak ada kemauan untuk terus menjalani hidup. Rasanya sangat tertekan saat itu. Ia menganggap sang mantan akan senang kalau dirinya tidak ada sama sekali di dunia ini.
“Di tengah-tengah itu, aku lagi nyetir sendiri. Pulang dari rumah dia, habis berantem terus diancam, aku sempat merasa apa gue tabrakin aja ini mobil ya, dia senang kali ya. Perlakuan dia pada aku tuh membuat aku enggak ada willingness untuk hidup. Tertekan banget hidup aku,” lanjutnya.
ADVERTISEMENTS
Menurut Clara Bernadeth, trauma itu bukan untuk dikubur, tapi justru dihadapi
Mengenang keterpurukannya kala itu, bintang film Tersanjung The Movie ini berujar bahwa pentingnya kesehatan mental belum banyak digaungkan seperti sekarang. Dulu, orang masih tabu untuk mencari pertolongan saat batin dan jiwanya merasa tertekan. Dulu, orang merasa bahwa datang ke psikolog sama dengan orang sakit yang harus diobati.
Nyatanya, trauma memang harus dihadapai, salah satunya dengan bantuan profesional. Bukan malah dikubur dan ditutup-tutupi seolah tak terjadi apa-apa. Bersyukur Clara mempunyai seorang kakak yang berprofesi sebagai psikolog. Dari situlah dia sering ngobrol dan menyadari bahwa mental illness bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sepele.
ADVERTISEMENTS
Ternyata, banyak cinta di sekeliling kita membuat pondasi diri makin kuat dan berharga
“Dorongan dari sekitar, itu penting banget. Kalau kita dikelilingin sama orang-orang yang tepat, bener-bener support dan cinta kita, itu pasti jadi salah satu motivasi disaat pemikiran rusak itu muncul,” jelas Clara.
Rencana menabrakkan mobilnya tadi untungnya urung dilakukan. Clara teringat akan orangtuanya yang menunggu anaknya pulang di rumah. Ia juga tersadar bahwa pikiran buruk itu bukan datang dari dirinya, tapi muncul karena batinnya yang sedang tidak baik-baik saja. Clara sangat bersyukur berada di lingkungan orang-orang yang sayang dengan dirinya. Menurutnya, hal itulah yang membuat dia selamat dari keterpurukan.
Clara menutup sesi curhatnya tersebut dengan mengambil banyak hikmah atas apa yang terjadi di masa lalu dalam hidupnya. Baginya, apa yang terjadi dalam hidup ini merupakan tanggung jawab diri sendiri terhadap Tuhan, dengan tidak mengakhiri hidup segampang itu. Karena pada setiap masalah, pasti akan ada titik terangnya.
Pesan Clara untuk kamu yang sedang banyak masalah hari ini, jangan menyerah, ya, SoHip!