Karier gemilang yang diraih sejumlah aktor dan aktris saat ini bisa dikatakan sebagai hasil perjuangan mereka meniti karier dari nol. Jauh sebelum mereka sampai pada level saat ini, ada deretan proses panjang yang harus dilalui salah satunya yaitu casting film.
Seperti yang dialami oleh aktris Putri Marino sebelum namanya melejit lewat film Posesif tahun 2017 lalu. Istri aktor Chicco Jerikho ini pernah nggak lolos casting berkali-kali hanya karena alasan yang menurutnya sederhana.
ADVERTISEMENTS
Salah satu penyebab Putri Marino sering gagal casting adalah karena logat Balinya yang kental banget
Putri Marino membagikan perjalanan awal kariernya sebagai aktris. Pemeran Kinan dalam Layangan Putus ini rupanya udah sering mengikuti banyak casting film meskipun selalu ditolak. Selama proses casting demi casting itu, Putri Marino masih menyandang pekerjaan sebagai host di salah satu program dokumenter wisata, My Trip My Adventure.
“Aku tuh sebenernya sebelum film Posesif sudah sering banget casting film. Banyak banget dan sering banget tapi nggak pernah dapat,” kata Putri Marino, dikutip dari YouTube HAHAHA TV (27/10).
Bukan karena kualitas aktingnya yang rendah, penyebab Putri Marino ditolak adalah karena logat Balinya yang masih terlalu kental sehingga dirasa nggak cocok untuk memerankan karakter yang sedang dibutuhkan. Putri Marino memang diketahui lahir di Bali dan memiliki nama lengkap Ni Luh Dharma Putri Marino.
“Casting terus yang mereka bilang kayak ‘Putri logatnya Bali banget ya.’ Ada satu adegan aku disuruh ngomong ‘bangke’ dan nggak bisa. Perkara (nggak bisa) ngomong gitu doang aku ditolak,” kata Putri Marino mengenang.
ADVERTISEMENTS
Selain itu, popularitas Putri Marino yang belum melejit saat itu ikut jadi pertimbangan. Ia pernah ditolak karena jumlah followers Instagramnya dianggap masih sedikit
Ada hal lain yang juga membuat Putri Marino kerap gagal casting. Ia menceritakan kalau jumlah followers sosial media masih sering kali jadi salah satu acuan untuk menerima seseorang bergabung dalam sebuah proyek film. Saat itu, Putri membenarkan kalau jumlah followers Instagramnya memang masih sedikit banget, bahkan nggak sampai delapan ribu. Sayangnya, itu dijadikan alasan untuk menolak sang aktris.
“Terus banyak banget kayak, sampai sekarang masih sih, followers-ku (pengikut Instagram) belum banyak (saat itu). Waktu zaman itu sih ditolak karena followers,” sambungnya.
Melihat perjalanan castingnya yang selalu gagal, Putri Marino nggak menampik kalau dirinya semakin pesimis. Sama halnya ketika sang manajer memberi tahu kalau Putri mendapat tawaran casting untuk film Posesif. Ia memutuskan untuk nggak terlalu berharap karena takut kecewa seandainya nggak lolos casting untuk kesekian kalinya.
Meskipun begitu, Putri tetap mengikuti proses casting seperti biasanya. Dua minggu berselang, nggak ada kabar pemberitahuan lebih lanjut. Putri pun merasa dirinya udah pasti ditolak lagi. Rupanya memasuki minggu ketiga, pihak tim produksi menghubunginya untuk melakukan casting ulang dan kali ini disaksikan langsung oleh produser film Posesif, Muhammad Zaidy.
Setelah merampungkan proses casting, akhirnya Putri dinyatakan lolos dan bergabung dalam proyek film Posesif memerankan tokoh utama bernama Lala dengan lawan mainnya yaitu Adipati Dolken. Film tersebut jadi pengalaman pertama Putri berakting di depan kamera dan langsung mendapat respons positif dari para penonton.
Kini karier berakting Putri Marino kian meroket. Popularitas dan kemampuannya bermain peran nggak perlu diragukan lagi. Terbukti dari sederet film dan serial yang berhasil ia bintangi setelah Posesif seperti Layangan Putus, Losmen Bu Broto, One Night Stand, hingga Gadis Kretek.