Dituntut selalu profesional dalam pekerjaan membuat Bella Hadid tidak punya banyak kesempatan untuk mengungkapkan kondisi mentalnya. Super model satu ini baru berbagi kisah hidupnya yang beberapa tahun telah mengalami gangguan kesehatan mental.
Sejak masa remaja, Bella Hadid sudah merasakan kecemasan, penyakit Lyme, dan depresi. Namun, ia tidak berani menceritakannya kepada siapa pun.
ADVERTISEMENTS
Bella Hadid terjebak dalam kebiasaannya yang selalu ingin membuat orang lain senang
Dalam wawancaranya dengan Vogue USA edisi April 2022, Bella mengaku sudah bertahun-tahun menyimpan sendiri semua kecemasan, depresi, penyakit Lyme yang ia derita sejak remaja. Menurutnya, ini berawal dari kebiasaannya yang selalu ingin menyenangkan orang.
Dampak kondisi mentalnya itu turut menghantui sampai ia dewasa dan bekerja. Bella bercerita masa saat ia selalu menangis setiap bangun pagi, pergi bekerja seperti tidak terjadi apa pun, lalu kembali menangis malam harinya.
“Selama tiga tahun ketika saya bekerja, saya bangun setiap pagi dengan histeris, menangis, sendirian. Saya tidak menunjukkan itu kepada siapa pun. Saya akan pergi bekerja, menangis saat makan siang di kamar kecil saya.
Menyelesaikan hari saya, pergi ke hotel kecil mana pun yang saya kunjungi malam itu, menangis lagi, bangun di pagi hari, dan melakukan hal yang sama,” kenang Bella, dikutip dari Vogue.
ADVERTISEMENTS
Sejak kecil Bella Hadid sering dibandingkan dengan kakaknya, Gigi Hadid
Di balik pencapaian kariernya sebagai super model, banyak orang masih menganggap Bella hanya menumpang popularitas sang kakak, Gigi Hadid. Sejak lama pula ia mendengar perkataan orang bahwa dirinya tidak secantik dan seramah kakaknya itu.
“Saya adalah saudara perempuan yang lebih jelek. Saya adalah si rambut cokelat. Saya tidak sekeren Gigi, tidak ramah. Itu benar-benar apa yang orang katakan tentang saya. Dan sayangnya ketika Anda diberi tahu banyak hal, Anda percaya saja,” kata Bella.
Hujatan itu membuat Bella ragu akan kemampuannya ketika ingin berkarier di dunia model. Terlalu banyak permasalahan mental yang hampir membuatnya mundur.
“Saya selalu bertanya pada diri sendiri, bagaimana seorang gadis dengan rasa tidak aman luar biasa, kecemasan, depresi, masalah citra tubuh, masalah makan, yang benci disentuh, memiliki kecemasan sosial yang kuat—apa yang saya lakukan untuk masuk ke bisnis ini?” sambung Bella.
ADVERTISEMENTS
Warganet selalu menilai kehidupan Bella Hadid sangat menyenangkan
Salah satu hal yang menghambat Bella untuk jujur masalah mentalnya adalah ia merasa tidak boleh mengeluh. Ia akan dicap tidak bersyukur karena sudah dilimpahkan kehidupan yang menyenangkan ini.
“Ada orang-orang online yang mengatakan, ‘Anda menjalani hidup yang luar biasa.’ Jadi bagaimana saya bisa mengeluh? Saya selalu merasa bahwa saya tidak berhak untuk mengeluh, yang berarti bahwa saya tidak memiliki hak untuk mendapatkan bantuan, yang merupakan masalah pertama saya,” ungkap Bella.
Ketika warganet menilai hidupnya amat menyenangkan, Bella malah merasa sebaliknya. Ia justru selalu berjuang membuat hidup orang lain senang tanpa memikirkan kebahagiaannya sendiri.
“Tanggapan trauma saya adalah menyenangkan orang. Itu benar-benar membuat saya sakit perut jika saya pergi ke suatu tempat dan seseorang tidak senang dengan saya. Jadi saya selalu melampaui dan melampauinya. Tetapi masalahnya adalah saya pulang dan tidak kunjung merasa cukup,” ujar Bella.
Setelah berminggu-minggu putus asa dan hampir mengakhiri hidup, Bella telah menghabiskan dua setengah minggu program perawatan di Tennessee. Ia berkonsultasi, berobat, dan terapi. Bagi Bella, terapi kejiwaan adalah hadiah terbesar yang pernah ia berikan untuk dirinya sendiri.