Hubungan antara majikan dan pembantu atau asisten rumah tangga memang seringkali disepelekan. Bahkan ada jurang pemisah antara majikan dan pembantu ini. Nggak sedikit yang mendiskriminasi para ART dan menganggap mereka nggak selevel dengan sang majikan.
Namun bukan berarti semua “majikan” seperti itu. Masih banyak yang juga memperlakukan sang pembantu dengan sangat baik. Hal inilah yang baru-baru ini dibahas oleh Baim Wong. Hal itu ia ungkap ketika melihat video perpisahan antara seorang pengasuh dengan anak dan keluarga majikannya.
ADVERTISEMENTS
Baru-baru ini, Baim Wong mengunggah momen perpisahan seorang anak dengan pengasuhnya. Baim merasa terharu dengan video tersebut termasuk hubungan antara sang pengasuh dengan keluarga majikan
Dalam video tersebut terlihat sang anak yang menangis dan nggak mau melepas pelukan pengasuhnya. Sang pengasuh harus berpisah dengan sang anak karena ingin pulang kampung. Melihat tangis anak tersebut, Baim turut merasa terharu. Baginya video ini menunjukkan kalau nggak ada perbedaan antara majikan dan pembantu (pengasuh). Keluarga majikannya sama sekali nggak merendahkan si pembantu.
Baim juga memberikan pendapatnya mengenai hubungan antara majikan dan pembantu. Seharusnya majikan nggak boleh mendiskriminasi pembantunya, seperti harus makan di meja berbeda, nggak boleh menyentuh anaknya, atau diberikan kamar yang seadanya. Padahal merekalah yang ada 24 jam yang membantu kehidupan sang majikan. Karena itulah, Baim menganggap bahwa para pembantu ini adalah bagian dari keluarga.
ADVERTISEMENTS
Postingan Baim ini tentu saja disetujui warganet. Apalagi kini banyak artis yang menunjukkan kedekatan mereka dengan para pembantu
Nggak sedikit yang setuju dengan pernyataan Baim terkait perlakuan majikan terhadap pembantu di mana harus “memanusiakan manusia”. Hal itu juga udah dibuktikan oleh sejumlah artis. Mereka menunjukkan kedekatannya dengan sang pembantu, supir, ataupun pengasuh anak-anaknya. Sebut saja Nagita Slavina dengan pengasuh Rafathar, Ashanty dengan pengasuh Arsy dan Arsya, dan masih banyak lagi. Semoga dengan apa yang mereka contohkan ini, para “majikan” di luar sana juga bisa memperlakukan pembantu atau orang yang bekerja pada mereka dengan sebaik-baiknya.