Siswa yang berbakat dan berprestasi tentu jadi kebanggan bagi pihak sekolah. Seperti yang baru-baru ini dialami oleh SMPN 1 Ciawi, Bogor ketika video kedua siswa mereka sedang menari dansa viral di media sosial. Namun, kedua siswa tersebut dirujak oleh segelintir oknum yang menyebut dansa adalah budaya asing dan mengklaim dua siswa itu sebagai generasi rusak.
Menanggapi tudingan tersebut, pihak sekolah pun memberi klarifikasi dan meminta maaf. Di sisi lain, penyanyi Agnes Monica atau Agnezmo miris dengan sebutan generasi rusak yang dilontarkan oknum tersebut. Ia juga merasa pihak sekolah nggak perlu minta maaf kepada publik. Kenapa Agnezmo berpendapat seperti itu?
ADVERTISEMENTS
Agnezmo sebut pihak sekolah nggak perlu meminta maaf ke publik. Prestasi kedua siswa tersebut harusnya diapresiasi
Agnezmo turut menyumbang suaranya ketika dua siswa penari dari SMPN 1 Ciawi tersebut dinilai sebagai perusak generasi. Bagi Agnezmo, pihak sekolah tak seharusnya minta maaf kepada publik lantaran hujatan yang diucapkan segelintir oknum. Justru, Agnezmo menilai aksi menari kedua siswa tersebut adalah sebuah prestasi yang seharusnya dibanggakan.
Pendapat Agnezmo tersebut ia berikan bukan tanpa alasan. Sebab menurut pelantun Coke Bottle ini, apresiasi dari pihak sekolah terhadap prestasi siswanya sangat bermanfaat untuk memupuk rasa percaya diri mereka. Terlebih lagi bakat menari yang dilakukan kedua siswa tersebut bisa dijadikan contoh bagi sekolah maupun siswa lainnya bahwa berprestasi itu lebih penting dibandingkan hanya viral sesaat tanpa adanya kontribusi yang jelas.
“Go viral karena PRESTASI itu sesuatu yang harus dibanggakan. So please please please, support them always, and stand on their sides pada saat ada oknum-oknum tertentu dengan closed and judgemental minds yang pengen menjatuhkan mereka,” tulis Agnezmo dalam kolom komentar unggahan klarifikasi SMPN 1 Ciawi.
ADVERTISEMENTS
Agnezmo ingin dipertemukan langsung dengan dua siswa itu
Agnezmo tampaknya sangat paham betapa pentingnya dukungan orang-orang sekitar terhadap tingkat percaya diri seseorang. Penyanyi berusia 36 tahun ini nggak hanya menuntut SMPN 1 Ciawi secara sepihak untuk terus mendukung siswa mereka, tapi Agnezmo sendiri turut melaksanakan sesuai apa yang dia ucapkan.
“Memiliki pencapaian dan prestasi dalam menari seperti ini bukanlah sesuatu yang membuat kita harus minta maaf. @smp1ciawi_bogor tolong dukung mereka dalam masa-masa seperti ini ketika mereka sangat membutuhkan orang dewasa untuk menopang mereka. Tolong berdiri di sisi mereka,” tulis Agnezmo.
Nggak cuma itu, Agnezmo juga memberi pesan kepada kedua siswa tersebut. Agnezmo menyemangati mereka agar terus melanjutkan prestasi mereka dalam menari. Saat ini mereka baru dalam tahap permulaan sehingga jangan sampai terpengaruh oleh pihak-pihak yang ingin menjatuhkan. Usai memberi semangat demikian, Agnezmo mengaku ingin bertemu langsung dengan kedua siswa tersebut dan menyampaikan ucapan selamatnya secara langsung.
ADVERTISEMENTS
Pernyataan Agnezmo tersebut didasari oleh unggahan klarifikasi pihak SMPN 1 Ciawi yang meminta maaf atas viralnya video dua siswanya
Sebelumnya, sebuah potongan video menampilkan dua siswa SMP tengah menari dansa di tengah lapangan sekolah ramai jadi perbincangan di media sosial. Lebih tepatnya, mereka terdiri dari satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan yang diketahui merupakan siswa SMPN 1 Ciawi, Bogor. Aksi dansa tersebut belakangan terungkap terjadi pada saat Pentas Seni bertajuk ‘Colorful’ dalam milad ke-51 SMPN 1 Ciawi Bogor, Sabtu (7/1).
Dalam video tersebut, tampak kedua siswa menari dengan lincahnya. Namun, aksi tersebut ternyata mengundang sentimen negatif dari oknum tertentu yang mengaitkannya dengan agama. Aksi dansa tersebut dinilai sebagai budaya asing dan merusak generasi bangsa. Oknum tersebut juga menuding pihak sekolah telah memasukkan Kurikulum Dansa ke dalam materi belajar sehari-hari maupun ekstrakurikuler.
Menanggapi tuduhan tersebut, pihak sekolah pun angkat bicara. SMPN 1 Ciawi membenarkan kalau kedua siswa yang menari dalam video tersebut memang menempuh pendidikan di sekolah itu. Mereka merupakan atlet cabang olahraga Dance Sport dan bahkan telah sukses menyabet tiga medali emas di PORPROV Jawa Barat 2022.
Namun, pihak sekolah menyebutkan kalau kedua siswa tersebut ikut lomba atas nama mereka sendiri tanpa ada campur tangan dari pihak sekolah. Dalam hal ini, pihak sekolah hanya berperan dalam mendukung dan mengapresiasi prestasi yang mereka berikan untuk Kabupaten Bogor. Selain itu, pihak sekolah menekankan kalau SMPN 1 Ciawi nggak memiliki ekstrakurikuler maupun memasukkan Dance Sport ke dalam kurikulum pembelajaran sekolah.
“Generasi Muda muslim sudah mulai dipengaruhi dgn budaya asing, SMP N 1 Ciawi memasukkan kurikulum dansa dalam pelajaran ekstrakurikuler dalam materi pembelajarannya.. kenapa Rakyat masih terlena.. melihat generasi penerus bangsa dirusak seperti ini….” tulis pesan WhatsApp oknum tersebut.
Penekanan tersebutlah yang memicu reaksi Agnezmo sebelumnya. Sebab menurut Agnezmo, pihak sekolah nggak perlu khawatir dan merasa bersalah terkait pendapat oknum tertentu yang nggak mampu melihat aksi kedua siswa ini sebagai sebagai sebuah karya seni. Ia menekankan jangan pernah meminta maaf atas sebuah prestasi membanggakan.