Siapa yang tak kenal dengan sosok Agnez Mo, penyanyi berprestasi yang menorehkan kebanggaan bagi Indonesia di luar negeri. Menjadi figur publik di industri hiburan sejak kecil, membuat Agnez sudah mengecap manis pahitnya berkarya dengan jutaan pandangan dari banyak orang. Bukan hanya pujian, ungkapan rasa iri hingga anggapan merendahkan ke dirinya sudah pernah dilalui.
Baru-baru ini, penyanyi yang pernah duet bersama Chris Brown tersebut mengungkapkan kegelisahannya melihat fenomena bebasnnya orang berpendapat, tetapi tak dibarengi dengan tanggung jawab. Menurut Agnez, di zaman serba modern seperti sekarang, seharusnya penggunanya pun bisa beradaptasi untuk menjadi orang yang lebih bijak. Bukan justru mengomentari apa pun tanpa disaring terlebih dahulu. Ia merasa miris, sebab hal tersebut seringkali terjadi pada warganet Indonesia.
ADVERTISEMENTS
Ingatkan bahaya kebiasaan nyinyir yang kerap terjadi, menurut Agnez jika dibiarkan bukan tak mungkin jadi budaya yang mengakar
Kehidupan Agnez sebagai figur publik tak luput dari sorotan masyarakat. Meski demikian ia tak menampik bahwa ada segelintir perasaan iri dari orang lain atas pencapaiannya. Bahkan Agnez mengaku sempat dinyinyiri saat tampal sebagai co-host di red carpet. Bahkan ia dicibir karena dianggap belum bisa membuktikan eksistensinya di belantika musik Amerika Serikat.
“The hardest saat di proses itu di mana kita tetap harus being real apa yang kita mimpikan, goals kita. Namun, di satu sisi, kita manusia kadang-kadang pengin divalidasi sama orang. Makannya kuncinya satu, fokus pada tujuan,” papar Agnez saat berbincang bersama Menteri BUMN, Erick Thohir.
Agnez juga mengungkapkan pandangannya soal kebiasaan masyarakat Indonesia yang suka melontarkan kebencian tanpa memastikan fakta yang sebenarnya. Dalam acara “Bela Negara” yang diadakan oleh Kementerian Pertahanan, Agnez menyebut bahaya ujaran kebohongan yang justru dijadikan fakta hanya karena mayoritas berkata demikian.
“Jangan punya budaya nyinyir dan jealous. Pada akhirnya jadi budaya karena itu kebiasaan, sangat bahaya. Orang-orang yang akhirnya menjadikan satu hal fakta hanya karena mayoritasnya mempercayai hal tersebut sebagai kebenaran. Fakta dan opini itu berbeda, jadi sangat-sangat berbahaya,” pungkasnya dalam kanal YouTube Kemhan RI.
ADVERTISEMENTS
Ia mulai menyadari sikap warganet yang kadang tanpa kontrol. Hubungan asmaranya sekali pun sempat mendapat komentar miring di media sosial
Setelah putuskan untuk mempublikasikan hubungan dengan Adam Rosyadi, Agnez juga sempat mendapat cibiran dari warganet. Bahkan kala itu Adam dituding pindah agama hanya karena mengantar Agnez ke gereja. Padahal, apa agama yang dianut Adam juga merupakan ranah privasinya dan bukan keharusan semua orang harus tahu.
Saat itu Agnez sampai menanggapi, komentar yang bernada menyinggung fisik dari sang pacar. Ia menekankan jika senang dengan dirinya dan mengaku penggemar, maka harus bisa menerima seseorang yang membuat Agnez merasa bahagia, bukan justru dihujat. Melihat fenomena masyarakat Indonesia yang seringkali menyampaikan sesuatu tanpa dipikirkan terlebih dahulu, Agnez pun mencoba untuk mengingatkan.
“Jadi orang itu jari nggak boleh cepat dari otak. Harus pikir dulu, ini benar nggak yang mau (disampaikan). Apa jangan-jangan cuma tersulut, atau jangan-jangan hanya melihat 15 detik dari 1 jam punya interview. Orang (kebanyakan) pada akhirnya nggak berpikir bahwa kebebasan berpendapat itu harus diseimbangi dengan tanggung jawab,” tegas Agnez.
Dalam akhir penuturan, Agnez ungkapkan keinginannya untuk meningkatkan literasi membaca di Indonesia. Menurut perempuan berusia 35 tahun tersebut, dengan membaca seseorang jadi nggak mudah terdoktrin opini yang belum terbukti kebenarannya. Sebab komentar cibiran dan hujatan pada akhirnya merepresentasikan kelakukan warganet di suatu bangsa. Jika tak dibarengi dengan kehati-hatian, tentu hal ini bisa mencoreng citra masyarakat Indonesia.