Diangkatnya Abdee Negara atau yang dikenal dengan nama Abdee Slank menjadi komisaris BUMN tepatnya PT Telkom Indonesia menuai banyak pro dan kontra. Ada yang menganggap bahwa Abdee nggak kompeten untuk menjadi komisaris namun ada pula yang menganggap bahwa penunjukkan Abdee sah-sah saja. Namun baru-baru ini perdebatan soal penunjukkan Abdee tersebut menyeret nama Addie MS. Melalui akun Twitter miliknya Addie MS menjawab pertanyaan seorang warganet yang menanyakan kepada dirinya perihal jabatan komisaris ini.
Tetapi jawaban yang dikeluarkan oleh Addie MS sepertinya diartikan lain oleh warganet. Warganet menuding dirinya iri terhadap penunjukkan Abdee Slank sebagai komisaris BUMN. Jengah dengan tudingan dan komentar warganet, akhirnya Addie MS membuat sebuah utas yang menjelaskan maksud dan tujuan tweet tersebut.
ADVERTISEMENTS
Ditanya oleh warganet soal pengangkatan Abdee Slank, Addie MS menjawab dirinya menempa kemampuan untuk menjadi musisi, bukan komisaris
Sebuah tweet yang dibuat oleh musisi dan komposer Indonesia, Addie MS menjadi sorotan warganet. Tweet tersebut adalah jawaban yang diberikan oleh Addie MS, ketika seorang warganet bertanya kepada dirinya kapan akan ditelepon oleh menteri BUMN dan ditawarkan menjadi komisaris mengingat Abdee udah duluan ditunjuk menjadi komisaris.
Dalam balasannya tersebut, Addie MS menjelaskan bahwa dirinya berjuang selama 41 tahun untuk menjadi seorang musisi yang memang menjadi cita-citanya. Selain itu dia juga bersyukur bahwa Tuhan dapat mengabulkan impianya untuk menjadi musisi, bukan komisaris. Tetapi warganet menyalah artikan tweet tersebut dan menganggap bahwa hal tersebut adalah sebuah bentuk sindiran untuk Abdee dan menuding dirinya iri atas penunjukkan Abdee.
ADVERTISEMENTS
Tweet tersebut banjir komentar miring, mengingat jejak Addie MS yang blak-blakan mendukung Presiden Joko Widodo pada 2 pemilihan presiden terakhir
Tweet tersebut ternyata mengundang banyak pro dan kontra, terutama dari pihak yang bersebrangan pendapat dengan Addie MS. Apalagi tweet tersebut bisa dibilang sedikit rancu dan abu-abu dalam menjelaskan maksud Addie MS (karena dianggap seperti menyinggung Abdee dengan kalimat “menjadi musisi, bukan komisaris 😊,”). Apalagi jika melihat rekam jejaknya, Abdee dan Addie sama-sama pernah terlibat dalam gerakan yang mendukung Presiden Joko Widodo pada pemilu presiden yang lalu, maka makin menjadilah orang-orang yang kontra dengan dirinya mendebat melalui kolom komentar tweet tersebut.
Terlihat beberapa komentar seperti “tapi kalau di tawarin mas mentri psti mau kan ?” ungkap akun Bernama @Red_Dian1. Selain itu ada juga akun yang menggoda dengan menyebutkan bahwa masih ada jabatan komisaris di BUMN lain, “tenang…masih ada komisaris Wika,” seperti yang dicuitkan oleh akun Bernama @iswara_gandi. Beberapa komentar tersebut juga terlihat dibalas langsung oleh Addie MS.
ADVERTISEMENTS
Jengah dengan tudingan tersebut, Addie MS akhirnya membuat sebuah utas untuk membuat sebuah klarifikasi dan menjelaskan maksudnya
1.
Ternyata banyak yg kepo soal twitku ini 😀. Makasih ya.Aku ungkap cerita di balik twit ini di thread berikut ya.
Sejak 7 tahun lalu mendukung Presiden, ada saja netizen yg anggap aku berharap jabatan. pic.twitter.com/FsI3CyALSm
— ADDIE MS (@addiems) June 1, 2021
Jengah dengan tudingan warganet yang memberikan komentar miring terkait tweet-nya tersebut, akhirnya Addie MS buka suara dan memberikan klarifikasi atas maksud tweet tersebut lewat sebuah utas yang cukup panjang. Utas tersebut berisi 9 tweet yang menjelaskan maksud dirinya.
Dalam utas tersebut, Addie MS mengatakan bahwa dirinya memang mendukung presiden sejak 7 tahun lalu. Namun para warganet beranggapan bahwa dirinya mendukung dengan pamrih dan berharap mendapatkan jabatan. Padahal dirinya memang mendukung dengan tulus, tetapi tetap saja dianggap pamrih dan warganet seolah tidak peduli dengan hal tersebut. Apalagi setelah mendapatkan kabar tentang Abdee Slank yang ditunjuk menjadi komisaris, mengingat Addie MS dan Abdee Slank sama-sama mendukung Presiden Joko Widodo dan berteman sebagai musisi.
Dalam utas tersebut, Addie MS juga berpendapat bahwa dalam memilih pembantu dalam menjalankan pemerintahan Presiden Joko Widodo pastinya sudah mempertimbangkan kapasitas dan kualitas orang-orang tersebut, dirinya juga mewajarkan bahwa mengutamakan relawan itu wajar. Tetapi Addie MS juga memberikan contoh bahwa Presiden Joko Widodo juga nggak milih-milih, karena mengangkat Prabowo dan Sandiaga Uno sebagai menteri.
Meski begitu, Addie MS tetap menyatakan dukungannya kepada pemerintahan yang sedang dijalankan oleh Presiden Joko Widodo, meskipun kepemimpinannya tidak sempurna seluruhnya. Menutup utas tersebut, Addie MS meminta kepada warganet untuk tidak resah akan tweet sebelumnya, Addie MS menilai dirinya tidak punya kompetensi untuk menjadi seorang pejabat. Dirinya sudah bersyukur dan senang dengan pekerjaannya sekarang, menjadi seorang musisi dan composer.
Kamu bisa membaca utas tersebut secara lengkap di sini
ADVERTISEMENTS
Sebagai janji, Addie MS mengundang warganet untuk merundungnya jika dirinya nanti berubah pendapat dengan melakukan tangkapan layar pada sebuah tweetnya
Guna memperkuat pernyataannya, Addie MS juga mempersilahkan warganet untuk merundungnya jika nanti dirinya berubah dari pernyataan-pernyataan yang telah dirinya keluarkan. Dia bahkan meminta para warganet untuk melakukan tangkapan layar pada tweet tersebut sebagai barang bukti untuk ditunjukkan kepada dirinya jika nantinya ia berubah.
“Aneh, tiba2 bbrp netijen resah n “godain” aku soal jabatan komisaris. Sekali lagi… Jgn resah, aku ga pernah berharap jabatan2 di Pemerintah. Aku ga cocok dan ga mampu. Perjuanganku di musik masih banyak! SCREENCAP ini, buat bully aku kalau nanti ternyata aku “berubah”, ya.” Ungkap Addie MS dalam tweet tersebut.
Media sosial memang selalu menjadi tempat yang penuh perdebatan, apalagi jika menyangkut sebuah pesan yang berdasarkan teks. Karena di media sosial kita nggak bisa membaca intensi sang pengirim secara langsung, maka ada baiknya kita selalu menanyakan maksud dan tujuan seseorang atas pernyataannya, bukan malah menghina, menghakimi atau menyindir.