Yuk Beropini! : Freedom Of Speech di Tengah Kehidupan Kita

Penulis mengajak teman-teman untuk saling beropini terkait topik yang diangkat dengan harapan harus saling menerima perbedaan pendapat. Anggap ini untuk memperkaya insight teman-teman. Selamat membaca dan semoga bermanfaat :)

Freedom Of Speech, especially in Indonesia. Berdiskusi terkait hal ini bukan hal yang asing bagi kita. Kalau teman-teman tarik garis sejarahnya, topik ini sebenarnya telah diatur di UU Indonesia. Tepatnya di dalam UUD 1945 Pasal 28E Ayat 3 yang menyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.”

Sama halnya dengan tulisan pada halaman ini, it’s a kind of freedom of speech. Kalau orang-orang tua kita dahulu menyuarakan pendapatnya dengan memanfaatkan aksi, aksi, dan aksi, kini kita punya media yang bisa dikatakan lebih cepat untuk mengajak masa dan men-deliver apa yang ingin kita sampaikan. Ya! Jawabannya adalah sosial media.

Sayangnya yang aku rasakan, semakin maju jaman tidak semakin membuat masyarakatnya menjadi maju pula. Dengan akses yang mudah seharusnya kita memahami bahwa kita dituntut untuk lebih bijak dalam beropini apapun di sosial media kita. Kita punya hak untuk memiliki sosial media, tetapi orang lain juga punya hak untuk tidak disakiti akibat dari postingan opini kita. Banyak yang berkata, bahwa opini yang dilontarkan itu maksudnya untuk membangun, bukan bermaksud menjatuhkan.

Tetapi di mana kita tau orang yang kita berikan opini ternyata malah semakin terbangun, siapa tau ternyata orang itu harus jatuh berkali-kali karena ternyata opini yang kita posting malah menggiring orang lain untuk sepemikiran dengan opini kita. Padahal opini kita asal aja tanpa dasar dan hanya bersifat subjektif. Fyi, opini yang berisi kekecewaan akan lebih banyak menjadi perhatian, dibanding opini yang menunjukkan apresiasi. And I’m totally agree for that statement!.

Yang paling sedih dari topik ini, kita dengan mudahnya membenci orang lain, ngata-ngatain orang lain, dan lebih parahnya lagi yaitu mem-bully orang lain di dunia maya. Kita jadi semudah itu berantem sama orang lain, hanya karena kita beda. Beda berperilaku, beda pendapat, dan beda sudut pandang. Freedom Of Speech! Semuanya sembunyi di balik tameng freedom of speech.

Sebagai generasi 90 yang melihat dan merasakan transisi perubahan jaman. Aku merasa ini seperti cultural shock di Indonesia. Anak-anak, remaja, dan bahkan orang tua semuanya menjadi keyboard warrior, right?. And honestly, I’m in too. Kebutuhan akan social media sudah mengalahkan kebutuhan 4 sehat 5 sempurna. Apa ini untuk semuanya? Ya mungkin iya mungin tidak, tetapi aku yakin diluar sana pasti ada yang exactly didn’t think that social media is so important.

Aku pribadi setuju kalau banyak manfaat yang diberikan, dari kemudahan berkomunikasi, menggali informasi, dan banyak lagi. Ketika sebuah invention dengan banyak kebermanfaatan dihadirkan di tengah kehidupan, kenapa kita harus menggunakan dan menyalahi tujuan dari penciptaan ini? Kenapa kita tidak bisa hidup berdampingan dan saling mendukung dengan segala perbedaan yang kita punya?

“when you wanna give your influence to other, give it wisely! And when you cant, at least you give your support for them. Live peacefullyJ”,- Nunualfsyh

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Husnul Alfisyah Rina. i have million of goals. And everytime my goals get achieve and achieve my goals become bigger and bigger along. This things keep me awaking ✨