Ku temukan setetes air jatuh. Teriakan langit bergemuruh kencang. Awan hitam kembali menutupi langit cerah. Lagi lagi matahari harus bersembunyi dibaliknya. Ku temui bayangan tak lagi tampak. Satu demi satu lampu jalan menyala menerangi jalan. Dari ketinggian ku jumpai lampu pijar kembali menyala. Ternyata ini sudah bukan mendung. Air turun semakin deras, malam belum terlalu larut untuk aku duduk ditempat ini. Dari sebrang terlihat seorang membawa lentera.
Dia menepi bersama perahunya. Hanya seorang nelayan ! "Sedang apa sendirian malam-malam ?" Pertanyaan yang sering kudengar setiap kali aku datang kembali ke danau ini. Hujan memang selalu membuat aku betah duduk sendiri. Atau sesekali berdiri berdiam diri. Sunyi ini membuat aku tak ingin pergi. Singgah ditempat ini menjadi satu kebahagiaan tersendiri. Buat apa aku terus berdiam diri, merenungkan segala kegagalan dimasa lalu. Menantikan mu yang tak akan lagi kembali. Untuk apa aku seperti ini.
Betul memang, bahwa bodoh dan sayang itu tak jauh berbeda. Sebab aku terlalu bodoh menunggu mu, dan terlalu tulus menyayangi mu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
mm mm Rhoema Alhizha
Galau inyo kak.?????
tk la dek e ?
Seimbang itu menyenangkan
Engga juga.malah keingat trus
Klo tidak berjodoh kenapa dipaksakan
Dikna Yu ?
Vebry Chelpya
Baca deh vi Lilian Vie Natalia
Efrisan Nur Aidha