Wanita karir pastinya selalu dikaitkan dengan seorang wanita yang memiliki pekerjaan dan yang ada diotaknya hanya bekerja da bekerja saja. Banyak orang memandang wanita karir merupakan sosok yang hebat dan juga keren. Oke dari berbagai hal, wanita karir memang sosok mandiri yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka bisa menghidupi dirinya sendiri dan juga mampu membeli apa-apa dengan uangnya sendiri. Sekilas wanita karir memang sosok yang tegar dan juga kuat. Iya memang itu benar. Tidak ada cerita wanita karir itu manja dan juga mager atau bodoh. Untuk menjadi wanita karir butuh perujuangan. Tidak hanya masalah gelara saja tetapi penngetahuan juga harus luas, professional dan juga geraka cepat.
Terkadang lucu sekali ketika ada sebagian besar orang yang mengatakan, “lu enak ya punya gaji gede” atau disaat orang dengan entengnya bilang, “ kerja mulu kapan nikahnya”. Oke memang kalimat sederhana yang seringkali menjadi guyonan ala kids zaman old atau kids zaman now. Hanya saja ada banyak hal yang sering dilupakan oleh orang-orang yang asal komentar ini. Untuk mendapatkan gaji besar, tidak serta merta ada dalam hitungan satu atau dua tahun. Karir itu dibangun dari bawah. Dengan pondasi yang kokoh dan kuat. Karena tidak mengeluh bukan berarti wanita karir tidak pernah sedih, kecewa atau pun sakit hati. Sama seperti wanita lainnya, wanita karir juga merasakan hal itu.
Dunia kerja itu keras. Ada banyak orang bermuka dua, ingin menang sendiri, menjatuhkan reputasi, ada juga karyawan dengan jabatan leader yang bersikap seolah di bos, sementara bos sendiri saja bersikap down to earth. Belum lagi ketika harus bertemu dengan penjilat, teman yang egoisnya sudah tingkat internasional, atau juga temana kerja yang nggak bersyukur dan hanya menuntut masalah gaji, karena nggak terima gaji dia yang lebih sedikit padahal memiliki jabatan yang sama dan juga masuk berdasarkan rekomendasi, ditambah lagi HRD yang resek serta gosip yang bertebaran dengan maksud menjelek-jelekkan dan ingin menhjatuhkan harga diri. Bahkan teror yang bisa datang kapan saja.
Oke fine, hal seperti memang ada di dunia kerja dan pasti dihadapi oleh sebagian besar pekerja. Hanya saja disini yang harus dipertanyakan adalah kemampuan untuk bertahan pada kondisi yang tidak menyenangkan. Dan semmua itu harus dilalui, dengan segala proses yang menyakitkan dan masih banyak lagi. Lalu dengan entengnya oran bilang, “ enak ya kerjaan kamu.”
Hello, mbak dan mas, mungkin karena kurang empati terhadap perasaan orang lain sehingga dengan mudahnya mengatakan hal-hal yang tidak nyaman ditelinga. Belum lagi masalah jodoh dan umur. Memang akan sedikit susah berhadapan dengan orang old school. Orang dengan jenis old school ala system waterfall yang terbilang kuno (karena memang system waterfall hanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang sudah berdiri lebbih dari 50 tahun) hanya akan berfikir seperti abjad yaitu dari A ke Z. Dan tidak menerima perubahan baru, bahkan ketika ada perubahan pun yang bisa dilakukan adalah nyinyir.
Tentang umur, itu hanya masalah angka yang mana sering kali diributkan. Jika sudah mencapai usia 27 tahun dan belum menikah, atau udah ada di angka 34 tahun lalu masih single, maka yang ada hanya nyiyiran. Setiap wanita itu pasti memiliki rencana untuk menikah. Lagipula menikah bukan ajang siapa cepat dia dapat. Bahkan Tuhan saja sudah memiliki takdir yang harus dijalani setiap hambanya, termasuk wanita karir. Percayalah, meskipun kami ini para wanita karir, otak kami tidak hanya melulu tentang menghasilkan uang yang banyak. Kami juga masih punya perasaan, kami juga bisa terluka, kami juga terkadang sedih dan galau karena umur kami terus merangkak naik tetapi belum menemukan pria yang tepat untuk kami ajak ke pelaminan. Tentu tidak ada ruginya belajar berempati dengan kondisi setiap orang. Bukan karena diam dan tidak peduli itu tidak berarti wanita karir tidak bisa terluka. Kami masih bisa terluka.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”