Untukmu yang Kini Bukan Menjadi Prioritasku Lagi, Maaf Aku Harus Pergi

Kamu mungkin pernah menjadi pelipur lara dalam kehidupanku yang sebelumnya, aku bahkan pernah bersadar padamu dalam setiap resah dan gelisah yang aku rasakan dalam kehidupanku.

Dulu, aku pernah mengagungkan kamu, menjadikamu prioritas nomor satu di dalam hidupku. saat itu tanpa kamu hidupku tak berarti apapun.

meski kau kerap mengacuhkan aku, aku tak peduli. perhatian yang sedikit menjadi pengaruh besar dalam hidupku.

Perasaanku tak tertahankan, tak peduli aku hubunganmu dengan gadis yang lain, aku sadar semuanya tapi bagai tersihir oleh aura yang kamu miliki aku tak peduli sama sekali. Hubungan kita terlalu dekat untuk dipisahkan begitu saja. semua menggangap kita pasangan paling romantis, pasangan yang tak lekang.

Padahal tak ada deklarasi tanda jadi, tak ada pengakuan cinta darimu, tak ada perlakuan spesial padaku, tak ada, semua itu tidak ada.

semua hanya pandangan dari orang–orang yang tak tau bagaimana aku memperjuangkan cintaku. Ya, semua hanya berat sebelah pihak. Biarpun kau mperlakukanku spesial tapi semua hanya palsu. Ya, its all fake. why? karena kau sendiri tak mengerti perasaan apa yang kau rasakan untukku. Cinta? Benci? Suka? Sayang? Kamu sendiri tak pernah tau.

Mungkin sejauh jalan yang kita lewati, aku merasa lelah dengan sendirinya. hingga aku memutuskan untuk pergi dari kehidupanmu. Membiarkan hatiku menangis dan tersakiti untuk sementara ini. Aku memutuskan untuk meninggalkan kamu.

Dengan segenap jiwa dan raga serta ketulusan dan keikhlasan aku meninggalkan kamu. Semua telah kuutarakan padamu dan satu hal yang membuatku binggung, kamu tidak melepaskan aku bagaimanapun cara aku pergi. Ah.. apa peduliku dengan hatimu, kamu sudah terlalu jahat karena mempermainakan tulus perasaanku. Its going to end, end for now, after and forever, kecuali Tuhan menjodohkan kita.

Sekarang untuk saat ini aku hanya ingin membiasakan diri tanpa kamu. Aku hanya ingin menciptakan diriku yang mampu menyelesaikan semuanya tanpa saran dan bantuanmu. Aku tidak ingin lagi menjadikanmu prioritasku. Bukan karena aku tak mencintaimu lagi tapi karena aku tak ingin kembali tersakiti oleh kamu, Selamat tinggal kenangan.

Selamat tinggal harapan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

pencinta keluarga, pencinta sahabat, pendengar budiman.

11 Comments

  1. NesiaS berkata:

    Klo kata lex depraxis.. jangan suka menyiksa diri.. lepaskan..klo memang tidak bs didapatkan.. jangan dipaksakan

  2. Vivi Sari Tantriana berkata:

    Aduuuhh. Aku jd sedih..ini kisah ku bngt…