Untuk Lelaki yang Membuatku Jatuh Cinta Pertama Kalinya, Ayah…

Karena dalam darahnya mengalir sejuta cinta dan sayang yang tak ada habisnya

Berbicara tentang cinta mungkin tidak akan pernah ada habisnya. Entah itu cinta pada kekasihmu, keluarga, suamimu, istrimu, anak-anakmu atau mungkin pada teman-temanmu. Namun percayalah cinta akan membawamu pada sebuah jalan yang penuh bahagia ataupun sedih. Karena cinta adalah sebuah pelengkap dalam segala hal. Ketika bercerita tentang cinta ada satu cinta yang kusebut cinta pertama dan sejati. Cinta itu teruntuk lelaki pertama yang aku lihat yang membuat aku jatuh cinta dan dia adalah ayahku.

"Kusebut lelaki cinta pertamaku itu dengan panggilan "AYAH"

Ya, dia adalah cinta pertamaku, dan dia juga cinta terabadiku. Cintanya selalu mengalir dalam darah dan hatiku. Cintanya selalu mengiringi disetiap langkahku dalam bentuk doa. Cintanya yang selalu menemaniku dalam segala perjuanganku menghadapi cobaan dalam bentuk support terbesar. Ya, dialah cintaku satu-satunya.

"Karena cintanya seperti udara, selalu aku butuhkan dalam hidupku"

Mendefinisikan tentangnya takkan pernah ada habisnya. Dia lelaki tangguhku, benteng terkuat yang selalu melindungiku. Dia lelaki kuatku yang rela mati-matian banting tulang untuk kebahagiaanku. Dia Lelaki yang dalam diri ini mengalir darahnya. Dia lelaki yang tak pernah memujiku namun di belakangku selalu mendukung cita-citaku. Dia yang tak pernah menangis di depanku tapi di belakangku selalu menangis dalam doa untukku.

"Ya, dia lelaki segalanya untukku yang kusebut dengan "Ayah""

Suatu hari, akan ada saat di mana aku sudah mulai beranjak dewasa, mulai suka jalan atau nongkrong dengan temanku hingga lupa waktu, lalu ayahku sibuk menelponku dan membuatku merasa risih. Percayalah saat itu tanpa kusadari dia sedang menungguku dengan resah hatinya di rumah apakah diriku baik-baik saja di luar sana. Dia hanya tak bisa mengungkapkan kekhawatirannya padaku. Karena baginya aku tetap putri kecilnya. Saat hari bahagia wisudaku tanpa ku sadari dia menitikkan air matanya saat namaku dipanggil. Karena saat itu dia merasa rasa bahagia, bangga dan sedih bercampur menjadi satu. Bahagia dan bangga bahwa putri kecilnya sudah sampai pada titik tersebut dan sudah bisa berdiri sendiri. Sedih karena berfikir apakah mampu putri kecilnya ini berdiri sendiri menghadapi yang sudah menunggu di depannya. Dan pada saat hari terbahagiaku "menikah" tanpa kutahu bahwa saat itu dia menangis. Dia menangis bahwa saat itu waktunya untuk bersamaku akan mulai berkurang. Dia menangis bahwa saat itu putri kecilnya benar-benar sudah dewasa. Karena hari itu semua tanggung jawabnya terhadapku akan berpindah ke tangan suamiku. Tidak ada hal yang mampu membuatnya menangis melainkan melihat kebahagianku.

"Saat itu kamu akan sadar bahwa cinta pertamamu tak pernah mengecewakanmu"

Ya, lelaki itu begitu sempurna hingga tanpa ku sadari calon lelaki yang kumimpikan adalah menyerupai dirinya. Lelaki yang kuharapkan cintanya sebanyak cinta ayahku. Ayah saat ini putrimu mungkin sudah beranjak dewasa, tapi percayalah di rumah aku tetap putri kecilmu yang manis. Ayah, putrimu ini mungkin belum mampu membahagiakanmu, belum mampu menjadi kebanggaanmu, tapi percayalah dirimu tetap jadi cinta pertamaku selamanya. Karena cintamu adalah nafasku.

~dari Putri Kecilmu Yang Mencintaimu

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Im simple woman, hanya menulis berdasarkan pengalaman saja sekedar mengisi waktu luang.