Hai Teman,
Maafkan aku yang agak berani menulis ini, yaa 🙂
Mungkin ini belum pernah kurasakan, mungkin aku terkesan tahu dari luarnya saja, dan mungkin ini hanyalah bait kata tak berguna terutama saat kalian membacanya selagi mengalaminya.
Sejak kecil, bahkan sebelum kita lahir, kita adalah rangkaian perjalanan terumit sekaligus penciptaan paling indah dari Tuhan. Bagaimana tidak? Tuhan menitipkan cinta pada dua sosok manusia paling baik di dunia, Ayah dan Ibu kita. Perjalanan yang mereka arungi untuk mempersatukan sebuah ikatan yang sah tidaklah mudah.
Banyak kerikil keras atau mungkin air mata yang mengalir deras demi menyatukan dua cinta yang memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan.
Dan perjalanan yang tidak mudah itu, mereka mewujudkan bahtera, membangun mimpi bersama, lalu hadirlah kamu dalam kehidupan mereka. Kamu hadir sedari bentuk paling hina yakni air mani yang bersatu dengan sel telur seorang ibu, yang telah sedari lama menanti untuk dibuahi. Lalu sederetan peristiwa seluler istimewa dengan tangan Tuhan terciptalah kamu, lengkap tanpa cacat, dengan dianugerahi setiap sel neuron dalam bagian tubuh paling sexy, yakni otak. Seksi karena mampu membuatmu cemerlang ketika kamu menggunakannya dengan baik dan benar.
Setelah 9 bulan dan beberapa hari lewat, atau mungkin lebih, waktunya kamu keluar dari perut Ibumu. Sekian kali otot-otot pada tubuh ibumu berkontraksi, mengejan, demi memberimu hadiah terbaik, apa itu? Kehidupan. Ya, satu-satunya hadiah yang hanya bisa diberikan oleh seorang Ibu. Pertaruhan antara nyawanya dan kamu, tidak menjadikannya berat sama sekali untuk menghadiahkan hal itu padamu.
Kamu pun tumbuh, mulai dari yang hanya bisa mengerjapkan mata, mulai dari yang hanya bisa mengemut jarimu, dan menangis kala kamu ingin pipis atau kamu menangis menjerit karena ingin minum susu, menjadi sosok anak yang cerdas, berlarian kesana-kemari, memiliki teman, dan mulai meninggalkan satu persatu sifat manjamu yang dulunya sangat kamu sukai.
Seiring perjalanan waktu, sebuah takdir paling menyakitkanpun hadir. Kamu dihadapkan pada sebuah kenyataan paling pahit, di mana kamu harus melepaskan sosok wanita paling mulia, yang paling sering menasehati kamu saat kamu lelah, yang selalu memberimu perhatian kala kamu gundah, dan bahkan kadang kamu menganggapnya mengganggu aktifitas "Masa mudamu".
Berat dan Sulit, pasti.
Yang kamu rasakan tidak hanya dirasakan oleh kamu saja. Ribuan bahkan mungkin triliun orang pernah mengalaminya. Terbangun dari tidur tanpa ada lagi yang menyediakanmu samudra kasih sayang yang pernah menyejukkan kehidupanmu.
Tapi bukankah setiap perjalanan hidup esensinya adalah untuk kembali? Tuhan sudah menakdirkan yang datang pasti selalu kembali pada-Nya. Yang Ia ciptakan juga bisa diambil kembali. Kita mungkin adalah titipan, tapi setiap yang kita miliki pun juga titipan. Jika dari sudut perasaan kita masih berat, maka cobalah membaca kata-kata ini.
“Don't be sad if Allah separated you from something or someone you love. if only we knew what His plans were for us, our hearts would melt with the warmth of His love”
Ya, yang perlu kamu upayakan sekarang adalah menyayanginya lewat doa, lewat setiap usaha yang kamu usahakan agar nantinya kamu bisa membuatnya bangga meski tak ada di sampingmu. Dia mungkin sudah jauh, tapi dia tidak benar-benar jauh. Dia hanya terpisah oleh ruang waktu denganmu.
Percayalah, ada banyak orang-orang yang tulus menyayangimu. Meski tak sesempurna caranya dalam mencintaimu, kamu pasti akan menemukan kehangatan di sana. Di hati yang menyiapkan setiap upaya untuk menyenangkanmu, membahagiakanmu, dan mencintaimu sepenuh hati. Kamu hanya perlu menemukan orang yang tepat.
Bangkitlah, tatap masa depan. Setiap mimpi yang belum mampu kamu tunjukkan hasilnya pada Bunda-mu, wujudkan saat ini juga. Terlalu banyak hal manis yang akan terbuang jika kamu terus memikirkan kesedihan.
Ingatlah selalu namanya, sebutlah selalu dalam doamu, dan berjanjlah untuk menjadi pribadi yang terus dekat denganNya, agar doa-doamu tidak sia-sia, dan setiap usaha untuk berkumpul kembali di surga bersamanya tercapai. Insyaallah, Amin.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
dia tak pernah pergi, dia hanya berpindah ke tempat yang lebih baik, tengah mengawasi kita dari sana. dia tak pernah pergi, karena dia hidup dalam hati kita, dalam tingkah laku yang sudah diajarkan beliau kepada kita, dari semua tutur kata dan nasihat yang terus kita ingat dan gunakan di tiap harinya.
percayalah
bagus banget artikelnya.apalagi untuk saya sendiri yang sudah lama kehilangan mamah sejak SD. semoga sangat menginspiratif buat orang yang kehilangan sosok ibu….
i like it
Luar biasa…sangat memyentuh