Sebelum Anda membaca surat ini, saya ingin Anda tahu bahwa saya menulis surat ini bukan untuk menghakimi atau menasehati Anda sebagai orangtua. Saya sendiri bukanlah seorang orangtua dan saya bahkan belum menikah sama sekali. Saya mungkin tidak bisa terlalu mengerti apa rasanya menjadi orangtua tetapi saya adalah seorang anak dari 2 orangtua yang luar biasa. Saya tumbuh besar dengan melihat perjuangan orangtua saya dalam membiayai saya dan adik-adik saya bersekolah. Saya melihat betapa seringnya mereka bersifat keras untuk menerapkan disiplin kepada kami walaupun dulu kami sering bandel dan malah lebih suka mendengarkan teman kami dibanding orangtua kami.
Walaupun begitu, mereka tidak pernah lelah dalam membesarkan kami dengan mencoba menanamkan nilai-nilai yang baik seperti keramahan dan percaya diri. Saya belum mengetahui susahnya menjadi orangtua sampai sekarang saya menjadi guru, saya merasa kena “getahnya”. Saya sekarang tahu rasanya membesarkan anak-anak yang sedang mencari jati dirinya.
Tidak semudah bayangan saya ternyata.
Setiap hari, saya dan setiap guru lainnya harus berhadapan dengan emosi anak-anak yang mudah berubah. Hal yang paling melelahkan dalam mengajar bukanlah mempersiapkan materi tetapi saat kita harus menghadapi tingkah laku anak-anak yang “mengasyikkan”. Percayalah, sekarang saya sudah mengerti betapa sulitnya mendidik anak-anak walaupun saya hanya bertemu dengan mereka selama berapa jam. Saya tidak bisa membayangkan kesulitan Anda yang harus mendidik anak Anda seumur hidup dalam setiap fase hidup mereka.
Melalui surat ini, saya hanya ingin membantu Anda untuk melihat betapa spesialnya anak-anak Anda. Walaupun ya terkadang mereka bandel karena ingin menuruti kehendak sendiri karena mereka memang sedang mengalami pubertas, saya yakin sebenarnya mereka adalah anak-anak yang hanya sedang ingin mencari jati diri dan terkadang mereka belum memiliki role model yang baik. D
alam hal ini, saya yakin bahwa ini adalah tugas kita untuk menjadi role model yang baik untuk mereka. Bagaimana caranya?
Mari kita selaraskan perkataan dengan perbuatan kita.
Apa yang saya maksud dengan itu? Bila kita meminta mereka untuk bertanggung jawab, maka kita pun harus bertanggung jawab. Ketika kita mendidik mereka untuk menjadi orang yang jujur, tentunya kita pun harus menjadi pribadi yang jujur. Kita tidak mungkin memiliki ekspektasi yang tinggi yang bisa dipenuhi dan bahkan mau dipenuhi oleh anak-anak kita (dalam hal ini, murid-murid saya) bila kita sendiri tidak bisa melakukannya. Saya juga berharap kita bukanlah pribadi sombong yang merasa bahwa anak-anak kita tidak mengetahui apa-apa dan kitalah pakar kehidupan. Memang kita lebih tahu beberapa hal lebih dari mereka, tetapi Anda mungkin akan kaget betapa banyak hal yang anak-anak ketahui lebih dari kita. Jangan sampai kita membuat mereka tidak merasa dihargai karena ego kita.
Setiap anak juga memiliki hak untuk didengarkan. Kita tidak boleh menganggap remeh perasaan mereka. Banyak konflik dimulai dari kebiasaan kita yang selalu menganggap kita benar. Bukan hanya dengan anak, bahkan mungkin kita suka memiliki banyak konflik dengan orang-orang dewasa lainnya karena kita sama-sama ingin menang sendiri. Banyak masalah juga mulai saat kita ingin menang sendiri, kita mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya kita katakan.
Seandainya saja kita mau mendengarkan satu sama lain, banyak masalah dapat diselesaikan dengan baik. Saya mengerti rasanya mungkin sangat sulit dan membuat Anda frustasi karena sepertinya anak Anda tidak bisa dan mau mendengarkan Anda. Sepertinya mereka banyak tidak mendengar kita atau bahkan mengejek di belakang kita. Sebenarnya mereka akan mendengarkan kita saat kita mau merendahkan hati dan diri kita. Jangan lah menjadi figur orangtua yang dianggap kaku atau menyebalkan, tapi cobalah menjadi seorang teman yang tetap tegas terhadap anak Anda. Tegas tidak perlu diungkapkan dengan kemarahan. Tegas bisa dilakukan dengan lembut dan bahkan akan menjadi sangat efektif saat Anda melakukannya dengan lembut daripada marah-marah.
Saya juga mengerti bahwa terkadang Anda marah dan frustasi dengan permasalahan anak-anak di sekolah. Anda mungkin kesal dengan guru-guru yang sepertinya tidak bisa mengendalikan anak Anda. Dalam hal ini, saya hanya bisa mengatakan bahwa kami dari pihak sekolah juga terkadnag merasa frustasi dan seringkali mungkin kami mengambil langkah menghakimi orangtua. Saya pribadi meminta maaf bila hal ini pernah terjadi. Langkah tepat yang harusnya kami lakukan bersama dengan Anda adalah dengan bekerja sama untuk mendidik anak-anak kita.
Marilah kita saling bekerja sama tanpa menghakimi satu sama lain dan bisa memiliki komunikasi yang terbuka agar tidak ada kesalahpahaman di antara kita. Mendidik anak bukanlah hal yang instant. Anda dan saya harus sama-sama mengerti bahwa mereka tidak mungkin langsung menjadi anak-anak yang “baik” atau “penurut” dalam sehari. Mari kita terus bombing dan arahkan mereka dengan kasih sayang agar mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang baik.
Saya juga ingin menyampaikan keprihatinan saya melihat anak-anak begitu stress dalam mengejar nilai. Saya melihat sendiri betapa mereka menganggap sekolah adalah beban padahal seharusnya mereka tidak perlu merasa begitu. Saya ingin mengatakan kepada mereka bahwa there is so much to school than just grades. Nilai memang penting, tetapi itu bukanlah segalanya. Saya ingin mereka mengerti bahwa yang menentukan kesuksesan bukanlah nilai, tetapi perjuangan dalam meraih nilai itu.
Bukankah kita sendiri merasakan bahwa daya juang dan ketahanan kita yang tinggi lah yang selama ini mengantarkan kita dalam meraih kesuksesan yang sudah kita raih? Mengapa kita membuat mereka merasa bodoh bila mereka tidak bisa meraih nilai yang tinggi? Mari kita ajarkan mereka bahwa untuk meraih nilai yang tinggi, mereka terlebih dahulu harus menyukai pelajarannya. Ketika mereka menyukai pelajaran apapun yang diajarkan di sekolah, mereka akan berjuang tanpa perlu kita suruh untuk bisa menguasai materi tersebut. Penguasaan materi akan mendatangkan nilai yang tinggi secara otomatis.
Marilah kita membimbing mereka untuk juga menikmati sekolah dengan mendorong mereka untuk bersosialisasi dengan teman-teman mereka di sekolah. Mari kita mendorong mereka untuk mengembangkan soft skills dengan men support mereka saat mereka mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan. Skill-skill inilah seperti kepemimpinan, kemampuan untuk bekerja sama dalam tim, dan pengaturan waktu yang akan membantu anak-anak kita untuk meraih kesuksesan mereka di dunia nyata.
Hal terakhir yang saya ingin sampaikan adalah… marilah kita mengasihi mereka tanpa syarat. Berapapun nilai yang mereka raih, mereka tidaklah bodoh. Marilah kita meredam ego kita dalam mendorong anak kita untuk berprestasi hanya untuk menjadi ajang pameran bagi status kita di masyarakat. Anda dan saya harus sudah selesai dengan diri sendiri sehingga kita tidak menjadikah anak-anak kita sebagai alat untuk menghadapi masa lalu yang pahit.
Biarlah anak-anak kita mengejar impian mereka, apapun itu. Bila mereka mendapat nilai yang kurang, daripada kita marah-marah, lebih baik kita berempati terhadap kondisi mereka tetapi kita pun tetap mendorong mereka untuk bisa memperbaiki nilainya. Bila kita berempati kepada mereka, mereka sendiri pun akan mempraktekkan empati itu kepada masyarakat di mana mereka berada.
Mari kita bantu kembangkan talenta mereka dan janganlah kita paksakan mimpi kita kepada mereka. Mimpi kita adalah tanggung jawab kita pribadi dan bukan menjadi tanggung jawab mereka. Setiap anak itu berharga, saya yakin bahwa yang mereka butuhkan bukanlah figur penasihat yang sombong dan arogan, tetapi yang mereka butuhkan adalah figur seseorang yang mampu menjadi teman baik mereka yang tetap tegas karena mereka butuh arahan dalam bersosialisasi dan belajar, tetapi tetap mengasihi mereka apa adanya.
Sekianlah isi surat saya yang mungkin sangat panjang ini, saya berharap bahwa surat ini paling tidak bisa membuat Anda ber refleksi tentang perjalanan Anda sejauh ini sebagai seorang orang tua.. Yes, anak-anak bisa menjadi menyebalkan tetapi mungkin saat Anda ingat bagaimana rasanya memegang anak Anda saat mereka lahir dan betapa mereka sudah menjadi berkat dalam kehidupan Anda, Anda akan tetap kuat dan semangat untuk memberikan yang terbaik untuk mereka.
A hard phase does not mean it is a bad life. Once they can get through it, a good life is on the way. I wish you good luck and hopefully this letter inspires you to look at your child differently, in a more positive way of course.
Dengan hormat,
Seorang guru
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.