Sudah #Merdeka Tapi Kita Masih Terjajah oleh Orang-Orang yang Kita Cintai

Tidak terasa sudah 73 tahun negara Indonesia tercinta menjadi negara merdeka. Usia yang cukup dewasa untuk sebuah negara merdeka di Asia. Seiring dengan bertambahnya usia kemerdekaan negara ini tentu tersimpan harapan supaya kehidupan orang-orang di Indonesia bebas dari segala bentuk penjajahan. Namun kemerdekaan orang-orang Indonesia ternyata masih ternoda dengan penjarahan kebebasan. Kita sudah #merdeka tapi dijajah oleh orang-orang terdekat bahkan yang paling kita cintai.

Sebagai orang terdekat orangtua memiliki peluang terbesar untuk menjajah kita, anaknya. Hei, jangan sembarangan kalau nulis! Mana mungkin orangtua menjajah anaknya sendiri? Kebanyakan dari kita pasti berpikir begitu pada awalnya. Tapi coba kita telaah lagi, ternyata di negara kita ada banyak bentuk penjajahan orangtua pada anaknya. Kita sepakat bahwa tidak ada satu pun orangtua yang ingin anak-anaknya sengsara. Saking sayangnya, mereka pasti telah mempersiapkan segala hal yang dianggap baik bagi kehidupan anaknya kelak. Hal ini dimaksudkan supaya kita sebagai anak-anaknya merasa bahagia dan terhindar dari masalah yang dulu pernah menimpa orangtua kita ketika masih muda. Walaupun niat awalnya sebagai bentuk sayang mereka pada kita, tetap saja hal ini bisa menjadi sebuah bentuk penjajahan yang melukai nurani.

Bayangkan jika orangtua kita telah menyiapkan pekerjaan yang tidak kita minati, sementara kita sedang berjuang dalam karir yang kita idam-idamkan sejak kecil. Sungguh hal yang menjengkelkan saat kita dipaksa melakukan hal yang tidak kita suka. Bukankah itu merupakan suatu bentuk penjajahan? Itu hanya bentuk penjajahan kecil orangtua pada anaknya. Penjajahan terparah orangtua di negara ini adalah tidak memberikan kebebasan pada anak dalam pilihan-pilihan penting dalam hidup, seperti memilih jodoh dan memilih jalan hidup. Sebagian besar orangtua di negara ini menganut prinsip "apa yang baik dalam kehidupanku pasti baik untuk anakku".

Padahal itu bukan suatu hal yang pasti. Dan jangan sekali-kali kamu berbeda pendapat dengan orangtua yang punya pemikiran begitu, pasti kamu dicap anak durhaka. Penulis tidak mengajak pembaca untuk melawan orangtua, tapi begitulah kenyataanya. Dalam tulisan ini ada harapan dan doa, semoga para orangtua diberikan kesehatan lahir dan batin serta mulai belajar untuk mencintai anak-anaknya dengan lebih bijaksana.

Cinta yang tidak memperbaiki diri akan berubah menjadi kebiasaan dan menjelma menjadi perbudakan. (Kahlil Gibran)

Tidak diragukan lagi kekasih adalah orang yang paling mampu untuk menjajahmu. Memiliki kekasih yang menemanimu merupakan anugerah yang patut disyukuri. Kekasih ibarat sebuah oase ditengah gurun kesendirian yang dilanda badai rindu, hehehe…

Dengan adanya kekasih di samping kita tentu hari-hari akan lebih indah dibandingkan dengan hari-hari bersama kesendirian. Namun, jangan senang dulu. Beberapa kekasih yang tidak bertanggung jawab di negara ini akan menjadi penjajah bagi dirimu. Jika kamu seorang wanita penjajahan yang dilakukan oleh pria hebatmu adalah tidak membolehkanmu bertemu dengan teman-temanmu. Selain itu penjajahan kejam yang dilakukan lelaki kepada pacarnya adalah memaksa pacarnaya untuk menuruti semua kemauannya yang aneh-aneh. Mungkin beberapa wanita pernah dijarah dengan kalimat "buktikan cintamu malam ini, sayang". Kalimat andalan laki-laki yang selalu sukses menjajah dan menjarah kekasihnya.

Penjajahan oleh kekasih tidak hanya dilakukan oleh kaum lelaki. Beberapa perempuan pun memiliki darah penjajah dan memeras pacarnya untuk membelikannya baju, tas, sepatu, dan segala kebutuhannya padahal sang cowok kurang mampu secara finansial. Kalau cowoknya mampu sih tidak masalah. Nah kalau cowoknya kelas menengah ke bawah. Tentu akan sangat menyengsarakan bukan? Puncak penjajahan kau wanita pada kekasihnya adalah harus selalu ada ketika dibutuhkan. Penulis pernah punya teman yang mengalami hal ini. Ia seperti diperbudak oleh kekasihnya sendiri. Bahkan ketika sang cowok menyantap sarapan pagi ia harus rela menunda sarapannya karena sang kekasih membutuhkannya.

Persahabatan selalu mencari tanggung jawab manis, tidak pernah menjadi kesempatan. (Kahlil Gibran)

Berhati-hatilah dalam memilih teman, bila salah pilih bukan cerita indah yang kamu dapat melainkan hari-hari yang terjajah. Penjajahan yang dilakukan oleh teman nongkrong adalah jenis penjajahan yang tidak begitu kejam tapi terasa dampaknya. Beberapa temanmu akan memaksamu untuk mengikuti gaya hidup mereka padahal tidak sesuai dengan kepribadianmu. Misalnya kamu dijerumuskan pada gaya hidup hedonisme yang tidak kamu sukai. Pada pertemanan para lelaki bahkan ada kasus dipaksa untuk merokok oleh teman-temanya. Jika mereka menolak, maka hukuman pengucilan akan diterimanya. Seperti yang kita ketahui bahwa rokok memiliki efek candu yang luar biasa.

Tiga penjajahan tersebut hanyalah segelintir penjajahan yang masih terasa di tanah merdeka ini. Semoga dengan bertambahnya usia kemerdekaan hal-hal demikian akan semakin tergerus oleh kemajuan pemikiran bangsa kita. Harapan akan kemerdekaan yang hakiki pun harus kita miliki untuk mewujudkan itu semua.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seseorang yang gila pada kata-kata dan seringkali dikatai gila