Spiritual Capital, Apa sih itu?

budaya, seringkali hanya dilihat hanya pada atribut-atributnya misalnya ritual yang dilaksanakan, pakaian adat yang dipakai, juga lebih sering dilihat hanya sebagai warisan dari sebuah tradisi yang kadang dianggap tidak relevan dengan kondisi masa kini. Namun, jarang sekali dilihat bahwa budaya merupakan dasar penggerak segala kegiatan manusia. bagaimanapun, setiap manusia, dalam budaya apa saja, berpikir dan bertindak juga dipengaruhi oleh budayanya. Disini, budaya menjadi pendorong (spirit) bagi aktivitas manusia. Dalam istilah ilmu sosial, budaya sebagai pendorong segala aktivitas manusia dinamakan spiritual capital. Di Indonesia, budaya sebagai spiritual capital, yang berhasil mengubah manusia Indonesia untuk berhasil dalam berbagai segi, yaitu:

1. Budaya Pemakaman di Toraja (Budaya Rambu Solo’)

budaya inia adalah budaya pemakaman. Bagi orang Toraja, setiap orang yang meninggal harus dihormati sedimian rupa, karenanya mereka harus dihantar dengan segala kemegahan. Nah, karena menghormati mereka yang dimakamkan ini, maka ini menjadi pendorong bagi Orang Toraja untuk memiliki etos kerja yang tinggi, agar keluarganya dapat dimakamkan secara layak. Etos kerja ini akhirnya banyak memberikan kesuksesan pada orang Toraja dimanapun mereka berada.

2.  Budaya Menghormati Sang Ilahi di Sumba (Budaya Marapu)

Orang Sumba percaya bahwa alam dan isinya adalah pemberian sang Ilahi yang mereka sebut Marapu. Karena itu, bekerja keras dan menghasilkan yang baik adalah bukti ketaatan kepada Marapu. Budaya ini pernah mampu mendorong orang Sumba memiliki sawah dengan hasil yang tinggi dan juga mereka memiliki ternak yang sangat banyak.

Dan tentu masih banyak lagi budaya-budaya kita yang lain di Indonesia yang dapat menjadi spirit capital untuk mendorong manusia Indonesia bisa bekerja keras, dan menghasilkan yang baik bagi dirinya. So, apapun budayamu, temukanlah nilai-nilai luhur, karena itu identitasmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

nama : Onesimus Hihika TTL : Buho-Buho (Morotai) 30 Oktober 1982 Pendidikan: S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga