Sentuh Aku dengan Hatimu, maka Kuberikan Keindahan Alam Bagimu

Sentuh aku dengan hatimu maka akan kuberikan keindahan bagimu; memiliki makna yang mendalam bagi semua insan untuk menjaga dan melestarikan alam seperti dirinya sendiri. Alam membutuhkan manusia untuk dilestarikan, manusia membutuhkan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (alam tanpa manusia sepi, manusia tanpa alam mati). Saling interaksi yang positif dapat memberikan keuntungan dalam kehidupan bersama. Alam dengan keunikan topografinya dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang menarik dan menghibur bagi setiap individu yang mengunjunginya.

Keunikan topografi tiap wilayah berbeda-beda, sehingga bagaimana sikap dari masyarakat dan pemerintah untuk menjadi payung utama dalam pengelolaan keunikan tersebut menjadi indah dan menarik minat para pengunjung.

Kabupaten Belu dengan ibu kota Atambua merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste. Modalitas yang dimiliki sebagai wilayah perbatasan antar Negara Indonesia-Timor Leste yakni potensi sumber daya alam yang dapat diandalkan sebagai lokasi kawasan wisata bahari memiliki beraneka ragam keunikan dan keindahan alam yang mempesona, potensi kebudayaan yang beragam dan memiliki keunikan adat istiadatnya, serta potensi sejarah yang menjadi pondasi kerukunan masyarakat dan berbagai keunggulan potensi lainnya.

Keindahan panorama wisata alam yang terpampang melintasi kota perbatasan seolah-olah menghipnotis setiap pengunjung yang ingin menikmati aura pesonanya. Sungguh tak terlupakan walau sebentar saja menikmatinya. Berbagai keindahan yang tersuguhkan melalui beberapa titik lokasi wisata dapat memberikan kenangan yang tak terlupakan.

Keindahan dan keunikan tempat wisata tersebut meliputi:

Fulan Fehan : merupakan sebuah lembah di kaki Gunung Lakaan dengan keunikan tersendiri seperti pohon kaktus yang tumbuh subur dan hamparan padang sabana yang luasnya tak terjangkau oleh mata. Selain itu, ada beberapa obyek bersejarah lainnya yang menjadi satu kesatuan paket yang mendukung pesona dan daya tarik obyek wisata ini, seperti Benteng Ranu Hitu atau Benteng Lapis Tujuh di puncak Bukit Makes, Gunung Lakaan yang menjulang tinggi dengan keindahannya warna-warni bunga matahari, Bukit Batu Maudemu yang di puncaknya terdapat beberapa peninggalan bersejarah berupa kuburan-kuburan bangsa Melus.

Kolam Susuk : merupakan objek wisata yang memiliki keunikan tersendiri dan dapat memberikan kenangan bagi setiap pengunjungnya. Salah satunya adalah grup musik legendaris di era 70-an Koes Plus. Ingat lagunya? "Bukan lautan, hanya kolam susu. Kail dan jala cukup menghidupimu". Bukan hanya Koes Plus saja yang jatuh cinta akan pesona kolam itu, tapi wisatawan pun banyak mengunjungi Kolam Susuk terutama pada hari libur. Bahkan pada saat even internasional yang diadakan oleh pemerintah setempat, yaitu Sail Komodo 2013. Kolam Susuk menjadi salah satu tujuan utama para wisatawan internasional. Kolam Susuk hingga kini tidak diketahui secara pasti kapan kolam susuk ditemukan tetapi keberadaan objek wisata ini sudah ada sejak dahulu kala dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan hidupnya dengan menangkap ikan, udang, kepiting, dan lain sebagainya. Kolam ini terbentuk secara alami dan memiliki tanah yang berwarna putih. Sehingga kalau terkena pancaran sinar matahari, airnya memantulkan cahaya yang berwarna putih seperti susu. Selain itu hutan bakau disekelilingnya juga merupakan tempat tinggal ribuan kelelawar, kera jenis lokal, kepiting bakau, dan lain sebagainya.

Pantai Pasir Putih : merupakan objek wisata pantai yang selalu ramai di kunjungi. Di pantai ini pengunjung dapat berekreasi, berenang sambil menikmati suasana alam pantai yang tenang dan indah dengan pasirnya yang berwarna putih. Selain itu pengunjung bisa menyewa sampan tradisional untuk berkeliling menikmati indahnya pantai pasir putih dan juga bisa menyusuri pantai sukaerlaran dan motaain sebagai tapal batas dengan Negara RDTL yang merupakan pintu gerbang lintas darat.

Teluk Gurita : sebagai tempat wisata di mana pengunjung dapat melakukan kegiatan mancing di seputaran teluk ini baik dari tepi pantai, maupun memakai perahu untuk memancing di danau Konkas yang berhubungan langsung dengan Teluk Gurita. Menurut cerita para tokoh adat bahwa Teluk Gurita pada zaman dahulu banyak pedagang baik dari Asia maupun Eropa yang datang untuk berdagang terutama mereka mencari Cendana dan Lilin.

Pintu Perbatasan Motaain : merupakan “gerbang perbatasan” utama antara Republik Indonesia (RI) dan Timor Leste. Batas kedua negara berada di atas jembatan yang sama dan ditandai batu kuning yang diperjelas dengan sebuah garis di atas aspal. Batas dengan Timor Leste garis berwarna kuning. Ada batu kuning juga di jembatannya sebagai pembatas terakhir. Pintu perbatasan Motaain ini dibuka mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WITA. Sehingga para pengunjung kedua negara, sebaiknya melakukan perjalan sebelum pintu perbatasan ditutup.

Wisata Budaya Tarian Likurai; merupakan tarian perang yang dibawakan ketika menyambut atau menyongsong para pahlawan yang pulang dalam peperangan. Ketika para pahlawan yang pulang perang dengan membawa kepala musuh yang telah dipenggal (sebagai bukti keperkasaan), para feto (wanita) cantik atau gadis cantik terutama mereka yang berdarah bangsawan menjemput para pahlawan dengan membawakan tarian Likurai. Likurai itu sendiri dalam bahasa Tetun (suku yang ada di Belu) mempunyai arti menguasai bumi. Liku artinya menguasai, Rai artinya tanah atau bumi. Lambang tarian ini adalah wujud penghormatan kepada para pahlawan yang telah menguasai atau menaklukkan bumi, tanah air tercinta. Wisata Budaya Tarian Tebe; merupakan tarian yang menggambarkan luapan kegembiraan atas suatu keberhasilan ataupun kemenangan dalam suatu pekerjaan. Tarian ini terdiri dari beberapa orang penari laki-laki dan perempuan yang saling bergandengan membentuk lingkaran sambil menari dan bernyanyi bersahut-sahutan melantunkan syair-syair dan pantun sambil menghentakkan kaki sesuai irama lagu sebagai wujud luapan kegembiraan.

Keunikan objek wisata yang ada di Kabupaten Belu belum sepenuhnya dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah. Perlunya program-program pemerintah untuk lebih spesifik dan blunder dalam melakukan terobosan-terobosan baru dengan mengandalkan objek wisata sebagai pilar utama pendapatan daerah. Desainlah program yang dapat menarik investor dalam pengelolaan, agar bisa mendatangkan para wisatawan baik tingkat lokal, nasional, maupun manca Negara. Segala keunikan objek wisata yang ada di kreasi sedemikian rupa agar dapat memunculkan aura kecantikannya.


Ibarat seorang gadis cantik yang di poles wajahnya terus menerus akan kelihatan cantik dan mempesona di mata pria. Sama halnya dengan keunggulan objek wisata yang ada. Jika di poles terus menerus melalui fasilitasnya dan desain objek wisatanya, maka akan cantik dan selalu menjadi kenangan terindah bagi pengunjungnya. Bahkan ia akan kembali untuk menikmatinya lagi.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Guru, Penulis, Pegiat Literasi, Founder Komunitas Sahabat Pena Likurai