Seperti yang biasa kita lihat, di Indonesia sulit sekali untuk mewujudkan suatu ketertiban salah satunya adalah dengan mengantri. Sejak dulu masyarakat Indonesia sering sekali diingatkan akannya budaya mengantri. Namun kian lama budaya mengantri pun sudah ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Hanya sebagian kecil masyarakat saja yang masih menerapakan budaya mengantri.
Para orang tua pun juga sudah tidak lagi mengingatkan anak-anaknya akan pentingnya budaya mengantri di kehidupan sehari-hari. Para orang tua di Indonesia lebih mementingkan nilai anaknya bagus dengan mengajarkan mereka matematika dan pelajaran lainnya dibanding mengajarkan anaknya dengan budaya untuk mengantri. Budaya antri di Indonesia memang masih memiliki banyak sekali kelemahan.
Dari ketidak tertiban saat mengantri dan juga tindakan saling serobot dengan orang lain. Memang budaya antri merupakan hal kecil yang sering kita lupakan dan juga kita remehkan padahal, budaya antri memiliki banyak sekali manfaat yang dapat kita jadikan pelajaran dalam kehidupan sehari–hari kita.
Antri adalah suatu kegiatan di mana menunggu sejenak sesuai dengan urutan, hingga mendapatkan pelayanan sesuai dengan prosuder dan aturan yang ada. Sikap untuk mengantri sendiri adalah sikap di mana setiap orang memiliki kesadaran diri untuk saling menghargai orang lain yang telah menunggu atau datang terlebih dahulu dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan agar tercipta suatu ketertiban dan keharmonisan.
Budaya antri merupakan suatu hal yang harus ditanam sejak dini, karena hampir semua hal memerlukan kegiatan antri-mengantri. Kebanyakan orang ingin selalu mendahului dan ingin menjadi yang terdepan. Walaupun dalam hal yang mendesak pun kita harus tetap mengantri untuk menjaga ketertiban. Budaya mengantri merupakan hal sangat sederhana namun hal sederhana ini sulit sekali untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kurangnya kesadaran dan egoisme antar individu merupakan pokok permasalahan membuat budaya antri di Indonesia tidak dapat berkembang di masyarakat. Kurangnya pengarahan dari orang tua maupun institusi pendidikan juga merupakan penyebab dari kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya antri di kehidupan sehari-hari.
Dengan diterapkannya budaya antri dapat memberikan banyak hal positif yaitu dapat melatih kita memanajemen waktu dengan baik, belajar untuk lebih bersabar dalam hal menunggu, mengajarkan kedispilan agar tidak mengambil hak orang yang lebih dahulu atau lebih cepat, belajar akan hal rasa malu untuk menyerobot, dapat mengerti bagaimana cara menghargai diri sendiri dan diri orang lain, tidak timbulnya rasa iri antar individu, agar dapat menumbuhkan rasa solidaritas terhadap sesama, dan agar menciptakan negara yang aman, tentram dan tertib.
Dengan menerapkan budaya mengantri dapat memberikan banyak manfaat bagi diri sendiri, orang lain maupun negara agar menjadi negara yang bermartabat. Mencoba untuk melakukan budaya antri memang membutuhkan proses dan tidak akan terasa manfaatnya ketika masih baru mencoba. Tetapi kita harus tetap terus melakukan budaya antri dan lama kelamaan kita dapat merasakan manfaatnya seperti yang tertera di atas.
Lalu jika terus dilakukan akan dapat menjadi contoh individu lainnya yang nantinya akan bertumbuh menjadi kebiasaan bagi masyarakat. Dan jika nilai kebudayaan antri ini tidak diterapkan akan semakin lama kian memudar maka akan menumbuhkan masyarakat yang apatis yaitu masyarakat yang tidak peduli terhadap individu lainnya.
Dari itu nilai-nilai lain di masyarakat pun akan memudar, nilai kemanusiaannya pun juga akan kian memudar, ketidakpatuhan terhadap hukum maupun norma yang berlaku dan juga tidak adanya sifat saling menghargaipun akan semakin tumbuh di masyarakat. Jika hal ini terus berlanjut maka negara kita tidak akan maju dan tidak dapat menjadi negara cerminan bagi negara lain.
Cara untuk menerapkan budaya antri sendiri terletak pada individu itu sendiri. Apakah individu mau untuk menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Para orang tua pun berkewajiban untuk mengajarkan nilai pentingnya budaya antri pada anak-anak mereka sejak dini. Mengajarkan mereka untuk menghargai orang lain dan bagaimana untuk berperilaku yang baik dan benar di dalam masyarakat agar menjadi orang yang perduli terhadap sesama.
Karena jika diajarkan sejak dini, anak akan mulai terbiasa dan mudah untuk menerima budaya tersebut untuk diterapkan setiap harinya tanpa merasa ada tekanan. Tidak hanya di keluarga, instansi pendidikan pun harus dapat mengajarkan kepada muridnya untuk bagaimana berperilaku antri yang baik dalam masyrakat agar mereka tetap menyemarakkan budaya antri dimanapun mereka berada dan dalam kondisi seperti apapun. Karena menerapkan budaya antri dapat menjadi cerminan diri kita bagaimana orang lain dapat menilai kita.
Budaya antri berpatokan pada setiap individu itu sendiri. Kunci untuk menanamkan nilai budaya antri yaitu dengan menanamkan pada diri sendiri untuk dapat saling menghargai hak milik orang lain agar tercipta keharmonisan di masyrakat, menanamkan pada diri sendiri untuk patuh dan tunduk kepada hukum yang berlaku di masyrakat agar tercipta ketertiban dan keamanan di masyrakat serta terciptanya kedispilan dan ketaatan, dan selalu introspeksi untuk menempatkan diri sendiri diposisi orang lain jika kita mencoba untuk menyerobot suatu antrian.
Dengan menerapkan kunci diatas dapat menjadikan kehidupan sosial masyarakat dapat berjalan dan menciptakan suasana yang kondusif, tertib, tanpa harus merugikan kepentingan pribadi dan juga kepentingan orang lain.
Marilah kita semua bersama-sama mewujudkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya budaya antri yang akan bermanfaat bagi kenyamanan, keamanan dan ketertiban negara. Budayakan antri untuk kepentingan bersama.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”