Say No to SKS (Sistem Kebut Semalam)

Tugas? Cape deh!

Beberapa orang yang sedang mengenyam bangku pendidikan pasti ada yang berkomentar demikian ketika guru/dosen memberikan tugas kepada kita. Selain berkomentar, kita sering merasakan berbagai perasaan ketika mendengar kata tugas. Ada yang merasa senang jika tugasnya berupa study tour atau karyawisata karena bisa sekaligus berjalan-jalan dan hiburan, ada yang sedih ketika tugas yang harus dikerjakan menumpuk dan sambung menyambung.

Kehadiran tugas tersebut seolah patah tumbuh, hilang berganti, selesai satu tumbuh seribu. Selan itu ada juga yang merasa kesal ketika tugas yang disangka akan mudah dikerjakan namun ternyata sulitnya setengah mati. Ada sekitar lima tipe orang dalam mengerjakan tugas. Ada yang dikerjakan sebelum diperintahkan oleh guru/dosen, ada yang dikerjakan jauh-jauh hari sebelum deadline, ada yang dikerjakan dengan mengandalkan SKS (Sistem Kebut Semalam), ada yang dikerjakan setelah deadline dan…………ada pula yang tidak mengerjakan!

SKS bagi sebagian orang merupakan andalan. Yup! Terutama bagi orang yang mempunyai alasan kesibukan di luar jam pelajaran seperti ekskul, UKM/organisasi, les, latihan kehobian, kegiatan sosial,malas, lupa dan alasan-alasan lainnya. Namun, dibalik menjadi andalan, SKS juga dapat mengorbankan lima hal dari diri kita apabila dikerjakan dengan berkelanjutan.

1. Waktu

Betul! Waktu adalah hal berharga yang jika berlalu tidak akan pernah kembali. Orang yang mengerjakan tugas dengan SKS sedikit banyak pasti mengorbankan waktu tidur. Karena tugas dikerjakan sekaligus semalam. Bagi yang biasanya tidur 6-8 jam, kini tidur hanya 3-4 jam dan bahkan ada yang begadang sampai pagi. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat, kita gunakan untuk mengerjakan tugas dan hasilnya kita kurang istirahat.

2. Badan

Yup! Karena kurang istirahat, badan terasa bobrok. 5 L akan terjadi. Selain itu, mata dan pundak akan menjadi korban pula. Mata akan cepat jenuh karena berlama-lama di hadapan buku yang tulisannya kecil atau monitor komputer/laptop yang cahayanya memancar langsung ke mata. Hal ini jika terjadi berulang kali akan membawa bahaya bagi mata seperti mata perih, berair dan bahkan hingga minus. Pundak juga akan pegal dan kaku, karena terlampau lama duduk di meja belajar.

3. Pikiran

Bagi yang terbiasa mendapatkan ilham dan keenceran otak ketika waktu mepet atau terdesak, It's okay! Tidak masalah! Namun bagi yang tidak terbiasa berpikir dalam keterdesakkan, itu akan menjadi masalah serius. Ketika otak tak mampu berpikir namun dipaksakan, yang akan terjadi adalah pusing dan tertekan. Pikiran kita seolah bertambah-tambah deritanya. Tak jarang juga penganut SKS mengerjakan dengan seadanya karena terlalu pusing. Karena mengerjakan dengan kurang maksimal, maka hasil yang didapat pun kurang maksimal pula.

4. Belajar di Kelas

Karena waktu tidur yang berkurang, keesokan harinya setelah mengerjakan tugas dengan SKS, ketika belajar di kelas maka akan mengantuk dan tak jarang ada pula yang tidur. Alhasil, pelajaran yang seharusnya diserap otak akan mental begitu saja karena konsentrasi buyar.

5. Kepahaman

Terdapat perbedaan tingkat pemahaman antara orang yang mengerjakan tugas jauh-jauh hari sebelum deadline dengan orang yang mengerjakannya dengan SKS. Orang yang mengerjakan tugas dengan SKS karena memiliki waktu yang sangat sedikit, maka ia memiliki waktu yang sedikit pula untuk membaca materi, mencari sumber lain yang memuat materi, mencari contoh-contoh lain dan memahami makna dari setiap yang dibacanya. Alhasil, biasanya yang mengerjakan tugas dari jauh hari akan lebih paham akan materi dan paham cara mengerjakan tugas yang diberikan padanya.

So? Masih mau mengorbankan lima hal di atas karena mengerjakan tugas semalaman suntuk?Baiknya kita mengerjakan tugas jauh-jauh hari sebelum deadline agar dapat memahami materi pelajaran dan memahami cara mengerjakannya. Yuk mari,mas, mba!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Gadis bungsu kelahiran kota Angin, Majalengka 21 tahun yang lalu. Gemar menulis puisi, sedang menyenangi novel klasik Indonesia. Punya ekspektasi yang besar terhadap masa depan. Taat, berkarya, sukses, bahagia adalah motto andalan.