Percayalah, yang terpenting itu bukan “cepat menikah” tapi “dengan siapa” kita menikah

Mungkin bagi kalian yang masih single, sempat terlintas di dalam hati untuk mendapatkan seorang pasangan yang bisa mendampingi dikala susah maupun senang dan bisa menjadi partner yang asyik dalam menekuni hobby atau pun sekadar “teman tidur” di malam hari

Tapi dibalik semua itu yakinlah akan ada setumpuk hal yang dapat membuatmu tidak bahagia ketika kamu mendapatkan “orang yang salah”, kenapa? karena pernikahan paling ideal sekalipun tak akan pernah luput dari masalah, apalagi kalian yang hanya ingin sekadar “cepat menikah” dengan tidak mempedulikan “dengan siapa” kita menikah

Berikut fakta-fakta yang akan terjadi setelah pernikahan, yang seharusnya difikirkan secara matang sebelum memutuskan cepat menikah :

1. Financial

Jika kalian memutuskan menikah cepat, lalu kalian berdua belum bekerja dan tidak punya penghasilan dari sebuah usaha, mau makan apa kalian?, punya penghasilan pun kadang tak cukup dikarenakan gaya hidup orang yang berbeda-beda, apalagi kalian yang belum siap secara finasial, ditambah lagi jika kalian langsung dikaruniai seorang anak, mau dikasih makan apa anakmu? cinta?

2. Hubungan Keluarga

Sebelum memutuskan menikah pastikan kalian tidak akan berhubungan dengan mertua perempuan yang super bawel, percayalah bahwa mertua bawel itu lebih menakutkan dibandingkan bertemu dengan hantu di tengah malam. Dan pastikan kalau pasanganmu itu bukan laki-laki “anak mami” yang dalam mengambil keputusan selalu melibatkan mertua, mau jadi apa rumah tangga kalian jika setiap masalah yang ada dalam keluargamu masih “disetir” mertua yang pemikirannya penuh subjektifitas terhadap menantu perempuannya

3. Rumah tangga bukan hanya sekadar “seks”

Jika motivasi pertama kalian untuk cepat menikah adalah karena seks, maka bersiaplah untuk gigit jari, karena seks tanpa kebutuhan sandang, pangan dan papan yang terpenuhi adalah “nothing” dan “impossible”

4. Kebiasaan pasangan

Sebelum menikah ada baiknya cari tahu kebiasaan pasangan anda terutama yang berkaitan dengan gaya hidup, bagi perempuan jangan coba-coba menikah dengan laki-laki tak berpenghasilan jika kebutuhan bulanan kalian setinggi langit bahkan untuk sekadar pergi ke salon, dan bagi laki-laki carilah wanita yang gaya hidupnya “sesuai” dengan penghasilanmu, ingat! jangan paksa anak perempuan orang lain untuk hidup sengsara dengan dirimu 🙂

Jadi, menikahlah dengan “orang yang tepat”  bukan “menikah cepat”, karena menikah bukanlah suatu perlombaan, tak usah terlalu bangga dan tak usah terlalu merana jika belum menikah, karena masalahnya adalah bukan waktu, tapi “menemukan” pasangan yang tepat

 

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kelahiran 90-an Suka modelling, suka dandan Alumni Fakultas Ilmu Kesehatan UNSOED yang hobby menulis, sok kritis, suka debat, tapi pemaaf

103 Comments

  1. Meirina Landaru berkata:

    Mau berapapun rejekinya sebelum menikah, semoga setelah menikah jadi lbh semangat lagi bekerja untuk keluarga n senantiasa bersyukur… krn ‘kemapanan’ bagi setiap orang itu berbeda2 arti n penerimaannya…

  2. Mico Scofield berkata:

    Utk poin 1 w gk setuju,klo tujuan u cuma mapan saat jatuh u mau kmana,janga spelein cinta,cinta yg tulus akn sllu brjuang utk pasangannya agar gk kekurangan jelas utk ada cinta tulus dr kduanya.poin 2 jangan pernah memandang sblah mata mertua,smua itu tergantung pribadi pasangan masing2,klo siap mnikah itu tandanya tidak dapat intervensi dri pihak manapun,org tua sndri aja kadang suka bawel apalagi anaknya hidup dgn ssorang yg bkn darah dagingnya,poin 4 mnikah kan komitmen berdua,bukan sbuah paksaan dr siapapun atau pihak manapun.lebih baik mengetahui kburukan masing2 sbelum memulai hidup bersama.mlihat kbaikan itu mudah di terima kok dripada sbaliknya

  3. Nivita Lindasari berkata:

    Totally agree. Jngan nikah kalo cuma utk memiliki, tapi menikah mmg untuk saling mencintai dan menghidupi. Apalagi utk saya yang notabene bukan anak org kaya, jelas menikah bukan prioritas.