Pendengkur yang Tertidur di Tempat yang Tak Semestinya

Tidur merupakan aktivitas ternyaman yang dimiliki tiap individu untuk merelaksasikan jiwa & raga dari kepenatan yang menghimpit. Maaf untuk para pengidap insomnia, saya tidak bermaksud untuk membuat kalian iri hati akan salah satu nikmat yang terenggut ini, melainkan konteks tidur yang saya maksud di sini ialah penyalahgunaan dalam tidur


Apa iya? masa tidur bisa disalahgunakan layaknya para pekerja trias politica saat ini.


Tentu saja bisa kalau tidur salah pada tempatnya (bukan di kasur), tapi tidur dalam berbagai aktivitas yang semestinya di gunakan untuk berkontribusi, berinovasi, dan lainnya.

Saat rapat DPR sudah menjadi keharusan untuk lembaga legislatif yang mengatasnamakan rakyat ini untuk menggelar rapat yang membahas pembentukan UU demi kesejahteraan rakyat. Tetapi, alangkah indahnya mimpi para politisi pendengkur untuk menyejahterakan rakyat memang hanya sekadar mimpi yang menjadi buah tidur dalam tiap harmoni dengkuran layaknya orkestra Beethoven.

Hanya segelintir manusia waras yang dengan penuh kesadaran melaksanakan amanatnya sebaik mungkin karena sadar bahwa negara telah banyak memberi, rakyat pun banyak memberi, bahkan seekor hewan tak berakal juga memberi. Adapun bila politisi pendengkur tersebut mengikuti rapat secara sadar, omongannya tak ada bedanya dengan mendengkur. Akhirnya manusia baik dibalik tempurung kura-kura Itu pun tergeneralisasi oleh rakyat dan media menjadi pendengkur. Satu kesalahan memang bisa mengubur berbagai kebenaran.

Sekolah tempat berbagai macam anak mulai dari kalangan petani, buruh, karyawan, dan profesi mulia lainnya yang menginginkan sang anak untuk di didik menjadi manusia yang tercerdaskan dan bermoral. Tiap orang tua menaruh harapan besar di institusi pendidikan ini agar kelak sang buah hati bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan agama.

Tapi realita di lapangan sungguh jauh berbeda dari pengharapan. Masih banyak anak yang tertidur di saat pelajaran sedang berlangsung. Suatu ironi di mana anak-anak yang di harapkan agar menjadi Ki Hajar Dewantara, Soekarno, Jenderal Sudirman, Pangeran Diponegoro, B.J. Habibie, Hoegeng, dll di masa depan malah mendengkur dalam proses pendalaman ilmu. Memang betul anak butuh tidur yang cukup untuk tumbuh kembang yang maksimal tapi bukankah satu hari ada 24 jam yang mana ada banyak waktu untuk tidur selain saat jam belajar. Untuk para kawula muda tuntutlah ilmu setinggi mungkin kelak usaha akan terbayar dengan sendirinya.

Secara garis besar dua tempat itulah yang menjadi pengamatan saya yang sering disalahgunakan. Tidur memang manusiawi tapi tertidur di tengah area kontribusi justru menidurkan rasa manusiawi tersebut.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Dalam tahap pencarian benang merah antara hukum, musik, dan fotografi.

4 Comments

  1. Lisa Elisabeth berkata:

    kamu, kunjungi www(dot)dewa168(dot)com untuk mendapatkan hadiah sampai jutaan rupiah, kapan lagi~ harus kemana lagi .. gabung di sini.. 🙂