Pada Hati yang Akhirnya Menyerah, Karena Mencintainya Memang Butuh Lebih dari Sekadar Tabah

Selamat malam.

Apa kabar kamu , hatiku malang ? Apa kamu sudah memutuskan jalan mana yang akhirnya kamu pilih? Memperjuangkannya tanpa henti atau merelakannya dengan hati yang lain? Jika akhirnya kamu akan menyerah , ketahuilah , kamu sudah terlalu tabah.

Hatiku yang baik dan cantik , semua yang kamu bisa sudah kamu usahakan. Mulai dari terang-terangan menunjukkan perhantian , memberinya berbagai kejutan , hingga mendoakannya dalam ketenangan malam. Semua usaha yang bisa kamu pikirkan sudah kamu lakukan. Jadi , berhenti menyalahkan dirimu jika akhirnya kamu tetap menyerah. Mencintainya memang butuh lebih dari sekedar tabah.

Hatiku yang tak mampu membeku , merelakannya pergi bukan berarti memaksamu untuk melupakannya. Kita sama-sama sadar , bahwa mustahil menghilangkan orang yang sudah kita kenal selama setengah hidup. Tapi bukan berarti kita harus berdiam diri dan meratapi kepergiannya. Toh , pada akhirnya dia yang akan menyesal , karena telah menyiakan kita , yang berlapang dada mencintai kekurangannya.

Hatiku yang selalu memberi maaf , kesalahannya tidak harus kau maafkan. Dia menyakitimu , memecah belahkanmu lebih dari sekali dan menurutku , wajar jika kamu memilih untuk menimbunnya jauh-jauh. Kamu tidak akan dibilang kejam jika mengutuk dirinya. Tapi , kamu tidak akan melakukannya bukan? Kamu terlalu jatuh cinta padanya hingga apapun salahnya selalu menemukan sisi positif di matamu. Aku bisa apa selain mengingatkan , bahwa dia yang pernah melukaimu satu kali juga punya potensi untuk melukaimu dua kali hingga ketiga kali atau bahkan berkali-kali hingga kau tak mampu menghitungnya.

Hatiku yang tak bisa membencinya , jangan menangis. Dia tak pantas kau tangisi. Tapi menangislah jika kamu sadar bahwa kamu sudah memberi waktu , tenaga dan pikiranmu untuk orang yang salah. Menangislah jika itu meringankan jalanmu untuk meninggalkannya. Tapi ingat , dia tidak pantas mendapat air matamu. Kamu terlalu berharga.

Aku hanya ingin kamu tau satu hal , kamu tidak sendiri. Kita akan menghadapi beratnya memilih maju saat kamu begitu yakin dengannya. Kita akan menghadapi sakitnya ditinggal saat pelukannya sering kau rindukan. Tenang saja , kamu akan baik saja. Kita pasti akan baik saja.

Dari aku , yang perlahan mendengarkan akal sehat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat magic hour. Kecanduan buku. Pecinta hot chocolate.