Anak Muda Sekarang Makin Hobi Pencitraan Namun Minim Prestasi. Sampai Kapan Mau Seperti Ini?

Jangankan untuk saling bertegur sapa dengan sesama. Mengenali diri sendiri saja kadang masih terlalu sulit bagi sebagian besar pemuda, karena mereka terlalu banyak gaya. Kalau kamu, gimana?

365 hari di tahun 2016 sudah kita lewati dengan banyak sekali perbedaan dengan konflik yang juga berbeda. Mulai dari beredarnya konten aneh, adanya bulan purnama di bulan November, fenomena OM TELOLET OM dan PPAP yang akan meninggalkan tahun 2016.

Tahun 2016 lalu, kita pemuda sedang diuji dengan berbagai konflik yang sebenarnya tak perlu diperbincangkan. Karena intinya, tak perlu kita tahu pemenang dari hal ini siapa? Ini bukan ajang tinju atau sepak bola yang harus kita tahu pemenangnya. Akan tetapi, bagaimana kamu sebagai manusia selalu berpegang pada cerminmu dan jadilah pribadi yang lain setiap harinya. Arti lain di sini bukan menjadi orang lain, akan tetapi lain dari hari ini dengan refleksi yang menyeluruh tiap harinya. Menjadi baru dengan tujuan yang positif pastinya.

Kecewa, pasti ada. Bagaimana tidak? Masih banyak dari kita yang masuk ke dalam lingkaran permusuhan maupun pencacian melalui media sosial. Pastinya dengan hal tersebut timbul kebencian. Sebagai kelompok masyarakat yang dinilai lebih enerjik dan pengetahuan luas, pemuda wajib berbicara berdasarkan data maupun kajian. Mari berpikir dua kali untuk berujar dengan asumsi. Bayangkan pemuda yang seharusnya ada di tapal netral dan agen perubahan. Malah sudah berada di tapal provokasi.

Lalu, menurutmu siapa yang ingin mendamaikan keadaan ini?

Bukan berarti kita harus lalai dengan hal-hal yang sedang terjadi. Akan tetapi, coba bayangkan kamu dan aku menulis tentang mimpi membangun negara. Dimulai dari disiplin ilmu yang kamu miliki. Sebagai anak Sastra Indonesia, aku akan mencoba membuat tulisan yang mengharumkan nama Indonesia. Setidaknya aku sudah ambil bagian dalam berkontribusi untuk kemajuan negara kita bersama. Nah, kamu bisa mulai dengan keahlian maupun bakat yang kamu miliki.

Tak perlu muluk-muluk. Tak perlu menunggu menjadi orang besar maupun punya uang sebanyak apapun kalau dari sekarang rasa cintamu kepada Tanah Air Indonesia masih dalam belenggu kata fiksi belaka. Di luar kehidupan yang biasa kamu nikmati dengan gawai terbaikmu. Ada yang benar-benar butuh ilmumu. Masih banyak saudara kita di negara ini yang menikmati sekolah harus dengan jalan kaki bahkan transportasi yang tak layak. Masih ada saudara kita yang belum bisa merasakan enaknya duduk di café dengan memakan makanan yang sedang hits. Masih ada saudara kita yang mungkin hari ini dia ketakutan atau kebingungan dengan hari esok. Mereka perlukan kita dengan ilmu kita.

Bukankah berjabatan tangan dan meraih secercah sinar bintang untuk kemajuan bersama itu lebih baik. Aku tak bisa bayangkan, ketika nilai PKN-ku saat SD 80. Bagiku itu pelajaran paling gampang sedunia. Akan tetapi, ternyata praktiknya terlihat susah jika tidak dibarengi dengan cinta kepada Tanah Air dan sifat saling rendah hati.

Bung Karno pernah mengatakan 'Berikan aku 10 pemuda yang cinta tanah air maka aku akan mengguncang dunia'. Apakah kamu pemuda itu? Mari cintai Indonesia!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka senja dan antek-anteknya

32 Comments

  1. Justru yg muda gak boleh netral, yg muda hrs punya sikap. Krn pemuda yg akan menentukan nasib bangsa. Yg netral ini biasanya gak tau apa2 atau gak tau harus bagaimana…

  2. Netral artinya bukan tak bersikap. Tapi harus lebih kritis dalam memberikan sikap.

  3. Ga begitu sinkron ya tulisan dengan isinya,hanya mengambil sudut pandang dr konflik generalnya,lantas yg dimaksud secara detail dr judul tidak dijelaskan hanya di verbalkan saja.jadinya utk pesanya masih bias.mungkin sebaiknya dibuat judulnya lebih enak utk kalangan yg dimaksud di judul tsb karena judulnya terkesan menyindir keras.”membenahi indonesia dimulai dari karya anak negri” mgkn itu judul yg tepat maaf bila terkesan menggurui hanya menyampaikan pemikiran saja bukan sbg bahan perdebatan 🙂

  4. Kurang tajam spt nya case nya, atau ingin mengambil case tertentu takut terjadi susuatu yg justru menyindir salah satu pihak…

  5. Zahra Siagian siap kak. Tapi netral malah bukan berarti tak bijak. Sedang mengamati

  6. Mu’adzah S. Suharto iya terimakasih untuk sarannya

  7. Terimakasih juga bang untuk sarannya. Semoga tulisannya bisa lebih baik. Terimakasih