Setiap orang pasti punya harapan untuk menikah satu kali saja seumur hidupnya. Untuk itulah proses seleksi dalam menentukan pasangan hidup harus semaksimal mungkin. Salah satu langkah saja bisa-bisa membawa pengaruh besar dalam perjalanan hidupmu nanti. Kecuali kamu termasuk orang yang menganggap sepele urusan pernikahan.
Memang benar sih tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Cuma tidak ada salahnya juga kalau kamu mencari yang terbaik untuk dirimu nanti. Dalam proses pencarian itulah kita mengenal istilah "pacaran". Sebuah hubungan yang penuh dengan ikatan meski tak memiliki dokumen ataupun surat-surat perjanjian.
Idealnya, pacaran ini bertujuan untuk lebih saling mengenal satu dengan yang lain. Hanya saja hidup ini tak selamanya ideal. Banyak hal yang kemudian membuat pacaran itu menjadi lebih banyak sisi negatifnya daripada sisi positifnya. Salah satu contohnya adalah pacar yang posesif.
ADVERTISEMENTS
Apapun yang berlebihan itu tidak baik, termasuk rasa sayang yang berlebihan
Mungkin karena sedang dimabuk cinta atau sedang dalam masa puber, kamu yang saat ini sedang happy-happy-nya pacaran merasa bahwa hubungan yang sedang kamu jalani saat ini adalah segalanya. Kamu bahkan sampai lupa dengan berbagai kewajiban yang seharusnya kamu kerjakan. Untuk kamu yang masih ada di bangku sekolah terkadang sampai lupa bahwa tugas utama kamu adalah belajar, bukan membuat bahagia pacar kamu.
Saking sayangnya, kamu sampai rela melakukan hal-hal diluar nalar hanya untuk membuat dia ketawa. Saking sayangnya, kamu selalu menuruti apapun permintaannya. Saking sayangnya, kamu selalu menuruti apapun larangannya. Padahal yang seharusnya diikuti perintahnya dan dijauhi larangannya itu cuma satu, yaitu dari Tuhan. Sampai di sini kita sepakat kalau love is blind itu masih ada.
Kamu mungkin lupa bahwa segala hal yang berlebihan itu tidak baik, termasuk rasa sayangmu ke pacar. Karena terlalu sayang dan takut kehilangan, kamu selalu melaporkan setiap aktifitas yang kamu lakukan dari bangun tidur sampai menjelang tidur lagi. Kemanapun kamu pergi harus selalu share location agar dia tidak khawatir kamu kenapa-napa di sana. Kamu sudah seperti seorang pasukan yang harus selalu melaporkan setiap pergerakan kepada komandan.
Ah…kamu benar-benar lupa kalau kamu ini pacarnya, bukan bawahannya!
Dalam hal pergaulan mungkin lebih ekstrem lagi. Teman-temanmu yang tidak masuk rekomendasinya harus kamu jauhi. Seakan-akan dia tahu segalanya mana yang baik dan mana yang buruk. Pergaulanmu menjadi sangat terbatas. Hanya demi menyenangkan satu orang saja, kamu jadi harus kehilangan banyak orang. Perasaanmu mungkin sudah menutup semua logika yang bisa kamu pertimbangkan. Yah, kembali lagi ke kalimat sakti, Love is blind.
Jangankan pacaran, sampai nanti saat kalian menikah pun privasi itu harus tetap ada!
Pacar posesif itu sepertinya sudah melebihi seorang intelijen. Selain memberikan kewajiban untuk serba laporan, segala macam aktifitasmu di dunia maya juga dipantau terus sama dia. Bukan hanya postingan kamu saja yang dimonitor, tapi semua password akun media sosialmu dia harus tahu. Alasannya sih klasik, biar kamu gak macem-macem di belakang! Padahal dari situ sudah jelas kalau dia tidak menaruh kepercayaan sama kamu.
Anehnya kamu tetap saja menurutinya. Love is blind. Alhasil kamu jadi lebih berhati-hati ketika sedang bermain sosial media. Mau posting foto di instagram harus mikir dulu fotonya bagus atau tidak, dia berkenan atau tidak, marah atau tidak sama captionnya sampai-sampai mau nge-like foto teman saja harus mikir 10 kali biar nggak dikira ngefans.
Terus balas chatting whatsapp dari teman lawan jenis pun jadi serba kaku. Komentar di status facebook teman juga ala kadarnya. Lalu ngetweet yang tadinya receh dan lucu berubah jadi garing. Semua itu dilakukan hanya untuk menjaga perasaannya. Tanpa kamu sadari, kebebasan dan kebahagiaan kamu perlahan tapi pasti sudah terenggut dengan segala sifat posesif pacar kamu.
Kita kemarin baru saja merayakan peringatan kemerdekaan ke-73. Kamu pasti ikut memperingatinya, entah itu ikut upacara ataupun cukup dengan lomba-lomba. Negara kamu memang sudah merdeka, tapi perasaanmu tidak. Sebab kamu #MerdekaTapi masih mau saja menuruti semua permintaan pacar kamu meskipun itu harus dengan mengorbankan kebahagiannmu sendiri.
Menjalani masa pacaran itu tujuannya untuk lebih saling mengenal satu dengan yang lain dan itu dilakukan atas dasar saling menerima serta saling cinta. Kalau secara lahir kamu menerima tapi secara batin menolak, untuk apa lagi dipertahankan? Kecuali dia bisa kamu sadarkan kemudian berubah jadi lebih baik.
Akan tetapi kalau dia terus menyiksamu dengan segala sifat posesifnya, lebih baik tinggalkan segera! Mumpung kamu masih pacaran dan belum melangkah ke jenjang pernikahan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”