Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya dijadikan hari di mana semua rakyat Indonesia mengingat betapa sudah bebasnya negara kita lebih dari 73 tahun yang lalu. Tidak jarang banyak warga Indonesia yang merayakannya dengan berbagai lomba tradisional dan sebagainya. Namun bagi kamu orang Indonesia, apakah kamu sendiri sudah merdeka ?
Menurut KBBI, kata merdeka mempunyai arti bebas, tidak terikat, lepas bebas. Arti ini cocok tidak hanya cocok bagi negara kita yang sudah merdeka dari penjajahan bangsa asing, namun juga cocok untuk diri kita sendiri.
Apa maksudnya ?
Apakah kita selama ini yang hidup di negeri yang sudah merdeka turut sudah merdeka ? Merdeka di sini adalah apakah diri kita sendiri sudah menjadi manusia yang bebas, lepas dan tidak terikat. Baik dengan masa lalu, stereotype atau apapun. Merdeka juga dapat diartikan sebagai pribadi yang sudah melepaskan semuanya dan tidak mau terbayang-bayang dalam kesalahannya. Salah satu hal yang dapat dikatakan menjadi problem dalam meraih kebebasan adalah mantan. Memang susah dan terdengar sangat amat menyebalkan, namun apa yang sudah diperbuat tidak bisa ditarik kembali bukan?
Kali ini, Aku bakal cerita sedikit tentang kenapa sudah #MerdekaTapi kejelekan mantan masih diumbar-umbar.
Aku adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Selama kuliah ataupun sekolah dulu, Aku bisa menyatakan bahwa Aku merupakan seorang pendengar yang baik. Hal ini karena kebanyakan dari teman atau pasanganku banyak bercerita ke Aku dan meminta pendapatku.
Pada saat kuliah, Aku mempunyai teman wanita (R) dan pria (O) dan mereka berpacaran. Dapat dikatakan bahwa Aku dekat dengan kedua R dan O. Mereka berkencan kurang dari 2 tahun sehingga akhirnya harus putus karena berbagai hal. Memang dari waktu sebelum putus keduanya sudah banyak mengeluh tentang masing-masing kepadaku. Lalu saat mereka sudah putus, keduanya memutuskan untuk berteman baik karena mereka juga masih sering bertemu berhubung berada dalam 1 jurusan.
Namun setelah mereka putus, keduanya seperti play victim. Aku yang menjadi pendengar mereka tentu tidak mau men-judge siapapun karena keduanya juga memiliki cerita. Si wanita menceritakan kejelekan si pria, sama dengan si pria yang menjelekkan si wanita. Meskipun jika bertemu, mereka sudah seperti teman biasa dan tetap saling sapa walaupun agak awkward. Terlebih aku dengar bahwa saat si pria mau mulai membuka hati untuk orang lain, percakapan pada saat kencan pertama yang dilakukan si pria adalah memberitahukan apa saja kekurangan si mantannya itu (R). Hingga sekarang, jika ada kesempatan, si pria (O) masih kadang bercerita kepada aku tentang kekurangan si wanita (R). Terlebih sekarang si pria sudah memiliki kekasih baru, makin gencar dia membandingkan kekasih barunya dengan si mantan (R).
Dari pengalaman ini, aku mau sharing bahwa manusia memang tidak ada yang sempurna. Termasuk kita dan juga orang yang pernah bersama dengan kita. Ingatlah bahwa mantan juga seorang manusia yang mempunyai hati (meskipun terkadang sangat menyebalkan). Apa jadinya jika kamu menceritakan hal yang buruk yang ada di mantanmu kepada sekelilingmu atau orang lain? Mereka tidak kenal namun sudah memiliki pandangan buruk terhadap mantanmu. Memang susah untuk melupakan mantan apalagi yang terindah, namun janganlah merasa dendam terhadapnya. Biarlah yang di Atas yang bertindak.
Setidaknya kamu pernah bahagia dengannya dan mengetahui apa sisi baiknya dari si mantan. Apalah gunanya ngomongin kejelekan mantan terus menerus. Sebaiknya waktu kamu untuk belajar hal yang baru dan bersyukur. Cukuplah diri kamu saja yang tahu keburukan mantanmu, jangan berikan pandangan buruk tentang mantanmu kepada orang lain. Jadilah merdeka dengan tidak dendam dan mengungkit-ungkit kesalahan mantanmu! Merdeka!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”