Meninggalkan bukan berarti Melupakan: Sahabatmu Pun Merasa Dilupakan!

Perihal kebersamaan yang terjalin dengan ‘tidak sengaja’~mungkin, waktu berbaik hati telah mempertemukan kita

Kalian pernah dengar lagu dari band pop-rock yang sempat booming beberapa tahun lalu? namanya Zigas. Salah satu lagu yang memaksa saya menyukai lagu-lagu mereka selanjutnya adalah tentang sahabat; sahabat jadi cinta

Loh, memang ada? tanyaku setelah membaca judulnya

Saat mendengar lirik dari reff-nya ;

Tak bisa hatiku merapikan cinta
Karena cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata tidak!
Mataku terus pancarkan sinarnya

Apa yang kita kini tengah rasakan
Mengapa tak kita coba persatukan
Mungkin cobaan untuk persahabatan
Atau mungkin sebuah takdir Tuhan

Sejujurnya, saya tak sepakat dengan lirik di atas. Selain tak sepakat dengan judulnya! Lagu tersebut dapat saya katakan sebagai lagu pemersatu antara perasaan suka-sayang-cinta. Namun, tak menutup kemungkinan akan berubah menjadi lagu; Cie (cause i’m envy)~yang merasa bersahabat secara kelompok! atau lagu yang munafik.

Mengapa? mungkin antara perempuan dan perempuan tidak terlalu tersurat mengarah kepada hal itu, perasaan saling suka, sayang atau cinta misalnya. Ini hanya berlaku bagi mereka yang bersahabat dengan lawan jenis (bagi saya, sahabat lawan jenis adalah calon kaum pesakitan).

Hal-hal seperti kebersamaan akan berubah seiring perasaan, perihal seperti meninggalkan akan terasa seiring kebahagiaan yang mencoba untuk disatukan. Yang bijak akan selalu beranggapan “mungkin ini cobaan untuk persahabatan kita”

Perihal meninggalkan bukan berarti melupakan. Jawaban ini selalu tersampaikan dan tertuju kepada mereka yang merasa di kucilkan oleh mantan sahabat (sejujurnya, saya tak pernah menganggap mantan sahabat itu ada!). Iya kan? kata meninggalkan terkesan membuat kebersamaan yang terjalin sebelumnya itu berubah. Halusnya, mereka selangkah kedepan. Namun, tak melupakan; entah apa maksudnya,

Anggaplah mereka bertemu dalam satu lingkaran (sahabat). Secara tak sadar, alasan untuk membangun relasi persahabat bukan karena kebersamaan secara kelompok atau persamaan rasa secara kekeluargaan. Namun, ada maksud tertentu yang terselubung (Yang saya maksud antara laki-laki dan perempuan).

Antara laki-laki dan perempuan; sulit menemukan dan merasakan apa itu persahabatan!

Tentang yang merasa dilupakan

Sudah jelas bahwa perasaan yang semestinya terjalin adalah bukan ego. Jika dipertemukan oleh waktu, maka cintai waktu! jika dipertemukan oleh teman yang lain, maka jangan lupakan teman itu! jika dipertemukan secara tak sengaja, jangan lupakan kejadian itu! dan jika tak dipertemukan, terimalah yang sudah ada dan setia. Tak serumit yang dibayangkan kan..

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Jurusan Sastra di Universitas Negeri Makassar yang tidak bercita-cita berambut panjang