Seorang teman yang sering berkunjung ke luar negeri, selalu posting lokasi di mana dia singgah, salah satunya foto halte berbentuk buah dan sayur yang berada di Jepang. Aku langsung tertawa terbahak-bahak, halte seperti itu sudah ada di Kota Batu sejak dahulu, bahkan saat aku mulai merantau empat tahun yang lalu halte itu sudah ada. Dalam hati aku berjanji, jika nanti mudik ke Batu, aku akan berfoto di halte tersebut.
Waktu yang ditunggu akhirnya tiba. Libur Maulid Nabi Muhammad SAW, menjadi momen aku mudik. Aku ambil penerbangan sore dari Manado dan pesawat terlambat satu jam dari jadwal (kalian pasti tahu itu maskapai apa). Tiba di Juanda, langsung disambung dengan travel, tengah malam tiba di Kota Batu.
Pagi hari, bertepatan dengan siswa-siswa berangkat sekolah aku berangkat untuk hunting foto halte. Destinasi pertama ialah halte dekat rumah. Begitu sampai, aku langsung kecewa. Banyak coretan tidak jelas, sampah di mana-mana, kotor, kumuh, tidak terawat menjadi kesan yang jelek tentang halte ini. Bagaimana orang mau menunggu di halte kalau kondisi haltenya seperti ini. Aku putuskan untuk pindah ke halte berikutnya, halte dekat sekolah waktu aku SMA (dulu banget).
Ada kesan kecewa tetapi tidak separah destinasi pertama. Kondisi halte lebih terawat, lebih bersih dan tidak ada coretan. Sayangnya, ada pedagang kaki lima yang tidak bertanggung jawab, menyandarkan gerobaknya di sisi halte yang dibangun berbentuk melon. Aku pinggirkan gerobaknya, setting tripod, pasang kamera, foto, upload sekalian nge-tag teman yang foto halte di Jepang disertai kata-kata motivasi.
Seandainya semua komponen masyarakat lebih peduli untuk tidak merusak fasilitas umum, niscaya semua orang bisa menikmati keindahan tersebut. Wisatawan yang datang cukup menikmati dengan berfoto, tidak perlu meninggalkan bekas tulisan ataupun coretan. Warga Batu juga ikut merawat, karena halte berbentuk buah dan sayur menjadi salah satu magnet datangnya wisatawan datang ke Kota Batu. Pemerintah daerah mempunyai peranan terpenting. Dengan dinas terkait, bisa dianggarkan untuk biaya perawatan halte. Ataupun bisa mengadakan lomba menghias bagian dalam halte dengan mural, agar lebih cantik daripada tulisan tulisan tidak jelas.
Semoga, saat aku mudik lagi, halte-halte tersebut jauh lebih terawat dan jauh lebih cantik. Amin.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”