Mencari Motivasi Belajar dari Masa Penjajahan di Indonesia

Kau menanggung ilmu pengetahuan yang luas,
Tapi mereka menanggung hidup yang keras

Kau mengeluh karena banyak tugas,
Tapi mereka mengeluh karena hidup tak bebas

Kau bisa mengembangkan kemampuan tanpa batas
Apa daya mereka yang terkurung di dalam lapas.

Secuil puisi di atas setidaknya bisa menyadarkan kita betapa berharganya waktu kita di era kemerdekaan ini. Apalagi di era sekarang yang sangat maju akan perkembangan teknologinya. Segala hal bisa diakses dengan cepat dan mudah, sehingga keperluan kita lekas terselesaikan.

Tidak seperti masa penjajahan dahulu, dimana kebebasan untuk hidup dibatasi, harta yang menjadi kebutuhan mereka dirampas, dan tubuh yang lemah dipaksa bekerja demi kepentingan bangsa asing. Bersyukurlah kita mempunyai para pahlawan yang rela mengorbankan jiwa raganya demi bangsa ini bisa lepas dari tangan penjajah.

Peringatan hari pahlawan tanggal 10 November yang lalu bisa menjadikan acuan kita untuk melanjutkan usaha kemerdekaan yang mereka perjuangkan, teruntuk para pelajar serta mahasiswa sebagai penerus bangsa ini. Sebagian dari kita para pelajar dan mahasiswa pasti merasakan susahnya menempuh dunia pendidikan.

Hal itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti materi pelajaran yang sulit dan membingungkan, terlalu banyak teori dan praktek yang harus dikuasai, tugas-tugas menumpuk, presentasi, penelitian, jadwal praktikum yang bertabrakan dengan UAS, bahkan sampai dengan guru atau dosen yang membosankan.

Semua hal itu menjadi alasan mereka jenuh, malas, bahkan sampai bolos atau minta titip absen kepada temannya. Kita tidak sadar bahwa kesusahan yang kita alami selama menempuh pendidikan di masa ini tidak sebanding dengan kesusahan yang mereka alami dimasa penjajahan. Lihatlah perjalanan bangsa Indonesia dari masa penjajahan dulu, maka kita akan tau apa arti perjuangan dan kita pasti akan memperoleh motivasi dari sejarah tersebut.

Jika kita merasa terlalu banyak materi pelajaran yang harus dikuasai, ingatlah masa penjajahan dulu dimana mereka yang se-usia kita harus rela menanggung hidup yang keras. mereka tidak bisa menimba ilmu pengetahuan seperti kita sekarang ini, karena mereka dipaksa bekerja untuk mencari nafkah yang hasilnya pun belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan. Belum lagi penjajah akan menarik pajak kepada mereka.

Jika kita mengeluh karena tugas selalu menumpuk, presentasi setiap hari dan penelitian yang menguras waktu, ingatlah masa penjajah dulu mereka tak bisa hidup bebas, apalagi untuk menimba ilmu. Untuk keluar rumah saja mereka harus sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan penjajah. Hanya kalangan bangsawan saja yang bisa menempuh pendidikan, bahkan kaum perempuan pun harus berada di rumah untuk menjaga keluarga.

Jika kita merasa malas untuk mengembangkan kemampuan kita, ingatlah masa penjajah dulu dimana mereka tidak bisa melakukan apa-apa karena sebagian dari mereka diasingkan dilapas. Mereka memendam bakat dan kemampuan mereka yang luar biasa karena takut penjajah akan mengetahui dan merasa tertandingi kemudian memisahkannya dengan keluarga dan membuangnya ditempat yang jauh.

Sebagai pelajar dan mahasiswa, sifat jenuh, malas, dan lelah itu memang hal yang wajar untuk kita rasakan, namun jangan berlarut-larut sampai ingin bolos atau bahkan keluar dari sekolah. Carilah motivasi-motivasi yang bisa menggugah jiwa kita seperti motivasi belajar dari masa penjajahan. Dari situ kita bisa tau arti perjuangan para pahlawan sehingga tumbuhlah semangat belajar untuk membangun negara Indonesia yang lebih hebat lagi.

Sekali lagi, kunci jika lelah belajar adalah menengok ke belakang. Tengoklah sejarah, renungkan, ambil hikmahnya dan berdoalah kepada Tuhan. Maka kita akan merasa bersyukur dengan keadaan kita sekarang dan pastinya kita akan menjadi lebih semangat lagi dalam belajar serta mencapai cita-cita yang kita impikan.

Shanti Novihana Eka Dewi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hai !