“Sekolah? Buat dapet nilai? Gue sih jujur males.”
Itulah mindset saya selama berada di sekolah, dari zaman SMP-SMA. Saya dulu sering menganggap bahwa sekolah = hanya untuk mendapat nilai. Ketidaktarikan saya bukanlah karena saya adalah orang yang tidak ingin belajar apa-apa atau saya adalah orang yang malas (ya saya terkadang agak malas sih untuk beberapa hal tertentu). Saya bukanlah orang yang tidak menyukai namanya belajar. Saya sebenarnya adalah orang yang sangat menikmati mempelajari hal-hal baru. Menurut saya, banyak sekali hal-hal menarik sekitar kita yang kita bisa ketahui dengan belajar banyak sekali ilmu.
Semenjak kecil, saya senang sekali membaca ensiklopedia ilmu pengetahuan alam (IPA) dan juga berbagai bahasa (walaupun yang nempel di otak cuman bahasa Inggris sejauh ini, sedih juga) melalui banyak film, musik, dan novel. Belajar, menurut saya, adalah esensi kita sebagai seorang manusia yang menelusuri keberadaannya di dunia ini. Tanpa mempelajari dunia sekitar kita, kita tidak mungkin bisa selamat menjalani hidup di dunia ini.
Karena saya begitu menyenangi belajar, saya sejujurnya kecewa dengan sistem pendidikan yang menuntut anak mempelajari sesuatu tanpa ia bisa mengetahui apa esensinya, tanpa ia merasa tertarik atau bahkan excited untuk mengetahui sebuah ilmu pengetahuan. Tapi, apa daya, saya hanyalah seorang murid yang akan dicap sebagai orang ngesok kalau saya tidak mengikuti sistem pendidikan yang ada. Selama 6 tahun, saya merasa sebagai robot yang sudah di program untuk mempelajari banyak pelajaran tanpa menjadi tertarik dengan pelajaran yang diajarkan.
Sebenarnya bukan salah guru-guru yang dulu pernah mengajar saya. Beberapa dari mereka bisa saya lihat adalah orang-orang yang sangat passionate dengan bidang yang mereka kuasai, hanya saja sistem memaksa mereka untuk menjadi robot juga yang sudah terprogram untuk membuat anak mengingat apa yang dipelajari tanpa mengetahui apa esensi mempelajari sesuatu. Saya diajarkan bahwa kesuksesan adalah milik anak-anak yang memiliki nilai yang bagus dan bila saya memiliki nilai yang kurang baik, saya adalah orang bodoh yang memiliki masa depan yang suram.
Tetapi, setelah 6 tahun menjadi robot, saya baru merasa menjadi manusia lagi di 4 tahun saat saya kuliah. Saya baru merasakan yang namanya belajar setelah benar-benar mendalami textbook-textbook mata kuliah dulu. Saya memang mempelajari textbook tersebut karena saya ingin memiliki IPK yang tinggi. Tetapi setelah saya terus dan terus membaca buku tulis tersebut, saya baru menyadari bahwa tujuan belajar bukanlah untuk nilai yang baik. Sudah menjadi sebuah kewajiban bagi seorang mahasiswa dan mahasiswi untuk rajin belajar agar ia memiliki ilmu yang cukup dan berguna dalam membantu masyarakat di sekitarnya.
Saat saya berkuliah itu pula saya baru menyadari bahwa nilai yang baik bukanlah satu-satunya definisi kesuksesan. Banyak sekali orang yang berkuliah di kampus saya yang memiliki nilai yang tinggi tetapi banyak yang tidak mendapat pekerjaan yang baik. Saya pun melihat banyak mahasiswa yang sukses adalah mahasiswa yang tidak pernah menyerah dalam belajar. Mau sudah gagal berapa kali pun, ia tetap belajar dan berusaha. Banyak pula mahasiswa yang sukses karena memiliki soft skill dan pengalaman organisasi yang luar biasa.
Saya yang hanyalah mahasiswi biasa pun bisa menjadi pribadi yang lebih baik, bisa memiliki nilai yang lebih baik daripada di SMA, dan memiliki pengalaman organisasi bukan karena saya “pintar”, tetapi karena saya tidak mau menyerah terhadap keadaan saya. Saya memang bukan mahasiswi yang paling pinter tetapi saya adalah mahasiswi yang senantiasa tahan banting terhadap situasi di sekitar saya karena saya menyadari bahwa kepintaran dalam pelajaran tidak dapat saya andalkan.
Terkadang mungkin kita jatuh dalam kesombongan karena kita menyangka kita adalah manusia yang paling pintar. Kita jadi malas belajar karena kita berpikir bahwa otak kita encer dan ngapain sih kita belajar kalau kita sudah pintar?. Mungkin kita memiliki otak yang cener tetapi kita bukan satu-satunya orang yang pintar di dunia ini. Banyak sekali orang yang pintar dan memilki pengetahuan lebih dari kita. Yang lebih menyeramkan lagi, sangat banyak orang yang jauh lebih rajin dan jauh lebih tahan banting dibandingkan kita. Ketika kita lengah dan merasa terlena, di situlah kita sudah pasti akan kalah oleh orang lain.
Dari pengalaman saya ini, saya hanya ingin sharing dengan generasi yang lebih muda dari saya, yang lebih tua, dan bahkan yang seumur dengan saya, bahwa janganlah kita bertumpu kepada nilai yang baik sebagai satu-satunya definisi kesuksesan. Memiliki nilai yang bagus itu baik kok. Memiliki nilai yang bagus membuat kita lebih mudah masuk ke sekolah-sekolah ternama dan menjamin kelulusan kita akan lebih cepat dibanding orang lain. Tetapi yang salah adalah ketika kita terobsesi dengan memiliki nilai yang baik dengan menghalalkan segala cara. Sukses bisa kita raih dengan kita berusaha lebih giat, dengan menjadi orang yang jujur, dan menjadi orang yang senantiasa tahan banting terhadap situasi apapun yang ia hadapi. Pintar tidaklah cukup, kita juga perlu menjadi manusia yang rajin, senantiasa mau belajar dan terbuka terhadap dunia sekitar kita. Bila kamu masih berada di bangku sekolah dan kuliah saat membaca artikel ini, nikmatilah hidupmu. Jangan sampai kamu sakit atau malas sekolah karena kamu hanya mengejar nilai. Hidupmu dan harga dirimu lebih dari angka yang ditulis oleh gurumu di kertas ulangan.
Kejarlah hubungan yang baik dengan teman-temanmu dan perdalamlah kemampuan berorganisasi di sekolah. Bukan berarti nilaimu dibiarkan jelek saja, tetapi pahamilah bahwa memiliki nilai yang baik itu sejatinya harus berasal dari ketertarikan dan keinginan untuk bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Jadilah pelajar yang senantiasa ingin tahu dan cinta belajar, bukan untuk nilai, tetapi untuk mengetahui lebih banyak tentang dunia kita yang mengagumkan ini.
Jangan pernah merasa bodoh dan tidak berharga saat kamu mendapat nilai yang kurang baik. Ingatlah bahwa kesuksesan mu akan terjamin kalau kamu mau bekerja keras untuk itu. Tidak peduli betapa pintar kamu, ada saatnya di mana kamu akan gagal dan it’s totally fine. We all fail at some point in life but what is important is to get up and learn from our failures. Untuk menutup artikel ini, ada satu quote bagus dari Babe Ruth: It’s hard to beat a person who never gives up.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.