Pada dasarnya, kreativitas adalah proses mental yang memunculkan gagasan atau konsep baru. Dengan adanya gagasan-gagasan baru ini kita bisa memulai untuk memajukan diri kita sendiri, dalam ekonomi individu, ekonomi keluarga dan bahkan bisa membantu masyarakat sekitar dengan memiliki kreativitas yang tinggi. Bagaimana bisa hanya dengan kreativitas kita membangun suatu bangsa yang besar ini? Jawabannya adalah, bisa.
Dengan kreativitas, kita bisa menciptakan hal-hal baru, dengan hal-hal baru tersebut kita bisa diakui, dan untuk diakui kita membutuhkan usaha dan gagasan baru supaya kita bisa maju dan berkembang demi diri sendiri dan demi bangsa. Mengapa? Karena pada era ini, dunia seakan memiliki ideologi bahwa yang kalah akan punah, maka dari itu kita harus mencari cara agar kita diakui. Hanya dengan kreativitas kita bisa diakui, bukankah itu sangat konyol?
Selagi karya seni kita memiliki daya tarik yang tinggi dan mampu menggoyang produk ataupun karya lainnya, kita bisa merombak apa yang sudah menjadi keseharian masyarakat menjadi kebiasaan baru yang dibuat oleh hasil tangan seniman bangsa. Dengan terciptanya gagasan baru mengenai seni atau yang lainnya, kita bisa mencari perhatian pada dunia luar bahwa kita Indonesia, mampu mengguncang dunia dengan hal-hal baru.
Namun bagaimana mengenai argumen-argumen masyarakat mengenai seni dan kreativitas yang seakan dibatasi, seperti halnya seni rupa, seni pahat dan musik? Mungkin kita sebagai masyarakat yang hidup di zaman serba teknologi harus bisa mengambil sisi positif dari sebuah karya seni. Semisal, adanya argumen mengenai haramnya pembuatan patung dan menyimpan seni lukis, seharusnya kita harus bisa lebih memahami kita hidup di zaman siapa.
Memang benar pada zaman kenabian tak begitu menonjol karya seni seperti ini selain puisi, namun perlu kita ketahui bahwa nabi diutus bukan untuk mengemban amanah membesarkan seni menyeluruh, ia diutus untuk membenahi moral manusia yang pada saat itu tak memiliki nilai-nilai moral yang baik. Maka jika mengambil kesimpulan kecil, dilarangnya pembuatan patung dan menyimpannya, bila hanya untuk pemujaan dan ritual-ritual keagamaan yang justru menjadi pangkal syirik mungkin memang diharamkan.
"Jadi jika di tempat itu dan pada waktu itu kegiatan semacam ini dilarang kita dapat mengerti. Namun setiap manifestasi ke arah itu oleh masyarakat diartikan lain, yang sama sekali tak ada kaitannya" tertulis dalam buku "Dari Khazanah Dunia Islam"
Dan dalam buku karya sastrawan sekaligus penerjemah ternama di Indonesia Ali Audah yaitu "Dari Khazanah Dunia Islam" mengatakan:
“Di antaranya menyatakan perlunya setiap zaman membuat tafsir yang sesuai dengan zamanya, termasuk menafsirkan kembali ayat-ayat dan hadist tentang kebudaya’an. Agama itu universal dan abadi, tetapi sepanjang yang menyangkut kebudaya’an dan kesenian dapat berubah-ubah. Biarlah agama selalu berkembang, kecuali akidah dan syari’atnya.
Sebagai seniman, ia mendukung kebebasan sepenuhnya dalam berekspresi, termasuk dalam seni patung. Keberatan fikih terhadap karya-karya budaya, ia menawarkan jalan tengah sebagai landasan filsafat kebudaya’an, yaitu akhlak mulia (al-akhlaq al-karimah). Itulah “batas”nya, bukan fikih. Berpijak kepada akhlak, kebudaya’an tidak akan tergelincir.”
Selama kita berpegang teguh pada akhlak mulia, menanggapi masalah kesenian dalam budaya kita tak akan tergelincir ke arah yang salah. Selama apa yang kita lakukan bermaksud menjunjung nilai seni yang tinggi, kita juga bisa memajukan bangsa dengan karya-karya baru yang bisa membuat dunia tau bahwa kita mampu memberikan karya dalam mengembangkan dunia yang lebih baik.
Terlepas dari agama, kita sebagai masyarakat seharusnya mendukung perilaku seniman yang memiliki ide-ide brilian dalam pengembangan karyanya, jangan hanya berbicara apa yang kalian ketahui dan belum membandingkan pendapat atau argumen-argumen tersebut yang sudah berakar dalam pemikiran masyarakat. Kita harus mendidik anak-anak bangsa menjadi seniman yang jujur dalam berkarya, dan menghasilkan karya yang positif bagi perkembangan suatu kalangan ataupun bangsa.
Apa Saja Yang Bisa Kita Lakukan Dalam Memajukan Bangsa Dengan Kreativitas?
Dengan ilmu yang paling penting. Karena dengan ilmu yang tinggi, kita dapat dihormati dan lebih dihargai oleh seseorang, dengan ilmu yang tinggi kita juga bisa menciptakan sesuatu yang baru. Hanya butuh sedikit kreativitas dengan bermodal ilmu yang tinggi, kita bisa menciptakan inovasi baru untuk dunia. Inovasi apa yang bisa kita ciptakan?
Banyak, sangat banyak. Kita bisa membuat hal-hal yang mungkin belum pernah dibuat oleh siapapun atau mengembangkan sesuatu yang sudah pernah dibuat menjadi lebih baik lagi. Semisal Eropa bisa membanggakan lukisan yang terkenal sampai saat ini, garapan Da Vinci "Monalisa" kenapa kita tak berani membuat lukisan yang bisa dihargai tinggi dengan melukis presiden Sukarno, Suharto atau yang lainnya dan kita mengenalkannya pada dunia luar?
Hollywood mampu membuat film-film yang laris dengan jutaan penonton, kita harus mencari cara, agar mampu mengguncang dunia lewat film-film karya anak bangsa, kadang ide-ide yang bergirilya dibutuhkan untuk mendorong dalam membuat inovasi baru. Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa kita kembangkan dari dunia luar, bahkan saya yakin bisa melebihi apa yang dibanggakan mereka (orang-orang luar).
Kreativitas itu tak bisa dibatasi, yang perlu dibatasi adalah diri kita bagaimana seharusnya menanggapi suatu karya, agar bisa menjadi karya yang indah dan bernilai tinggi. Dan berpikiran lebih terbuka dan luas dengan wawasan mengenainya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”