Memahami Perasaan Tuhan


Kita pasti akan sulit memahami-Nya bila selama ini terlalu sibuk ingin dipahami.


Seringkali kita mencari pembenaran atas apa yang kita lakukan, lalu betapa menyedihkan jalan hidup kita yang selanjutnya karena mencari kambing hitam atas itu. Ya, kita merasa hidup ini begitu sulit dan seperti tidak ada yang memahami apa yang kita rasakan.

Tapi pernahkah kita memikirkan perasaan Tuhan? Apakah Tuhan akan biasa saja ketika hamba-Nya sedang bersedih?


Bayangkan, Tuhan sudah tahu bagaimana jalan takdir masing-masing dari kita sejak awal kita diciptakan. Tuhan sudah tahu mahluk mana yang akan mendapat siksa ataupun berkah-Nya. Tuhan sudah tahu mahluk-Nya akan saling berselisih. Tuhan sudah tahu akan ada mahluk-Nya yang bersedih karena tidak dapat mencapai keinginannya. Tuhan Maha Tahu.


Bagaimana perasaan Tuhan ketika Dia tahu suatu saat akan ada mahluk-Nya yang mendapat siksa-Nya, bahkan di awal penciptaan alam semesta iblis sudah membangkangi-Nya dan malaikat menyarankan untuk tidak menciptakan manusia. Bagaimana perasaan Tuhan ketika ciptaannya saling berselisih?

Bagaimana perasaan Tuhan saat Dia harus menyaksikan sebagian hamba-Nya menggapai impiannya sedangkan sebagiannya tidak? Tidak mungkin semua orang akan merasakan berkuliah di kampus ternama. Ketika kita gagal, pasti ada seseorang di belahan bumi lain yang berhasil dan juga berlaku sebaliknya.


Tuhan pasti memberikan keseimbangan pada alam ciptaanNya, bukan hanya untukku dan untukmu saja. Setiap apa yang terjadi di dunia ini adalah hasil dari kebijaksanaan Sang Pencipta dalam menjalankan ujian, nikmat, dan teguran-Nya.


Kawan, dunia yang kita tinggali ini milik bersama. Dunia itu kejam, iya memang, karena kita harus bersaing mendapatkan sesuatu yang terbatas, padahal keberkahanNya tidak terbatas di satu tempat saja. Tapi bukan berarti kita ikut menjadi kejam, karena sejatinya kita adalah pemimpin di dunia ini yang bertugas mensejahterakan dan memakmurkan bumi, bukan bertugas mensejahterakan dan memakmurkan diri sendiri, bukan dipimpin oleh dunia.


Al-Baqarah (Sapi Betina):30 – Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".


Tuhan juga tidak hanya mendengar doa kita. Asalkan dibarengi dengan usaha yang keras, hasil tidak akan mengkhianati proses. Ya, ketika mendapatkan hasil sebuah kegagalan maka sebenarnya hasilmu ialah dapat mempelajari kekurangan dari prosesmu sebelumnya, dan Tuhan pasti cuma menunda keberhasilanmu atau mengganti dengan yang lebih baik, karena kenikmatan yang sesungguhnya bukan dari pencapaianmu tapi dari banyaknya rasa syukurmu.

Mungkin kita tidak akan bisa memahami Tuhan dan tidak mungkin bisa. Tapi sebenarnya tulisan ini hanyalah ajakan untuk bersikap dalam menghadapi berbagai keadaan dalam kehidupan, mensyukuri apapun yang diturunkan di dunia ini, bahkan sesepele hujan yang seringkali kita hina saat ia turun dengan derasnya, berpikir dan melakukan sesuatu sebagai mahlukNya, bukan sebagai individu yang disekat-sekat label keluarga, pertemanan, ataupun kelompok.

Tuhan tidak membolehkan kita bersedih walaupun dalam kesulitan, karena sesungguhnya Tuhan bersama kita, dan setelah kesulitan pasti ada kemudahan.


At-Tawbah (Pengampunan):40 – . . Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita . .



Al-Insyiraah (Melapangkan):5-6 – Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini