Untuk kau yang pernah hadir dalam hidupku lalu pergi tanpa menoleh…
Apa kabarmu sekarang?
Masikah kau ingat tentang aku?
Itu segelintir pertanyaan yang timbul tenggelam dalam benakku.
Dulu kau pergi dengan alasan aku yang tak mampu mebahagiakanmu. Kini aku ingin kembali bertanya, apa sekarang kau telah bahagia tanpa aku? Seharusnya begitu, kau harus bahagia, cukup hatiku yang kau korbankan, jangan hatimu yang ingin bahagia itu.
Sehari setelah kepergianmu hujan turun di malam yang buta, butiran hujan yang jatuh bersama dengan semua kenangan yang pernah kita lalui berdua. Tak kuasa aku menolak semua kenangan itu seperti tak kuasa aku menolak hujan yang turun. Ingin aku sentuh tiap butirannya hingga dinginnya merasuk jauh ke hati dan membekukan rasa yang begitu perih.
Saat itu aku mulai berdiskusi dengan malam dan hujan, bertanya kepada mereka tentang apa yang memutar balikkan hatimu hingga kau memilih pergi. Tak juga aku temui jawaban dari semua pertanyaanku kepada malam dan hujan, mereka hanya diam, mungkin karena mereka juga tak mengerti dengan alasanmu.
Hujan dan malam pernah jadi saksi perjuanganku saat kau sakit dan aku datang menjengukmu atau saat kau ingin bersandar di bahuku saat tekanan hidup begitu berat menimpamu. Ya… Mungkin itulah alasan malam dan hujan hingga tak tahu jawaban dari pertanyaanku.
Saat kau pergi mereka pun jadi saksi dari air mataku yang menetes, meski kau tak mampu melihanya, karena gelap malam dan tetesan hujan membantuku menyembunyuikan semuanya. Mungkin mereka tahu bahwa sakit hatiku tak mau di saksikan oleh mereka yang hanya bisa tertawa melihat air mataku atau kau yang juga tidak lagi peduli dengan tangisku.
Kini, di malam yang berderai hujan aku kembali mengenang sosokmu, memutar kembali kenangan tentangmu, tapi tenanglah, kini hatiku tak remuk seperti dulu lagi, yang ada hanyalah senyuman saat teringat tingkah konyolmu sewaktu berusaha menghiburku atau kekakuanmu saat pertama kali kau menyatakan cinta. Seperti dahulu kau telah memilih bahagia begitupun aku kini, jadi jangan berpikir untuk kembali mengusik bahagia yang aku miliki karena aku tak ingin melukaimu seperti caramu dulu melukaiku, karena meski kita pernah bersama tapi kita tak sama.
Terima kasih kepada malam dan hujan yang setia jadi saksi perjalanan hidup dan cintaku.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.