Entah sudah berapa lama aku memandangi gedung itu. Gedung yang berhadapan persis dengan kelas ku. Gedung yang biasanya ramai dengan mahasiswa-mahasiswa bertubuh atletis. Termasuk kamu salah satunya. Sudah seminggu ini aku tak melihatmu. Ahh, aku tak berani mengira-ngira lebih jauh. Mungkin kamu memang sedang ada urusan yang harus kamu selesaikan di luar kampus. Kamu? Memangnya kamu mengenalku? Kadang aku berpikir, mengapa aku bisa mengagumimu sedangkan aku saja tak pernah seharipun bersamamu.
Dan kalau ada satu kata yang tepat untuk menggambarkanmu, mungkin kata itu adalah "sederhana". Yaa, sederhana. Alasannya? biar aku dan Tuhan saja yang tahu. Sekarang aku benar-benar tahu, bagaimana rasanya mengagumi seseorang yang orang itu sendiri tak pernah mengenalku. Terlalu berlebihan memang, tapi memandangimu dari jauh dan berusaha bersikap biasa mungkin saat tak sengaja berpapasan denganmu, adalah dua hal yang belum bisa aku tinggalkan. Andai ini cerita ftv pasti akan kuberanikan diri mendekatimu dan mengajakmu berkenalan terlebih dahulu. Mengajakmu bercanda, lalu masuk bebas ke dalam kehidupanmu.
Tapi sayang, aku tak mempunyai nyali sebesar itu. Andai kamu tahu, aku selalu menunggumu. Menunggumu menuju aku.
Aku cukup bahagia dengan penantianku ini, karna dengan ini aku punya banyak pemikiran tentang kemungkinan yang akan terjadi suatu saat nanti.
Tapi satu hal yang aku ingin kamu tahu, aku pernah kamu buat bahagia saat menunggumu menuju aku, meski pada akhirnya bukan aku tujuanmu. Tak apalah. Mungkin memang ada seni tersendiri saat aku menatapmu dari kejauhan, lalu segera mungkin mengalihkan pandangan saat kamu mulai sadar dengan tatapanku. Ingin sekali mengenalmu, bukan seperti ini hanya melihatmu dari kejauhan. Tapi setiap kali keinginan itu muncul, aku cepat-cepat menepisnya. Pikirku, biarkan saja seperti ini sampai aku selesai kuliah, memandangimu dari kejauhan. Karna sejujurnya aku takut akan kenyataan, takut kalau kamu sudah memiliki kekasih atau bahkan sedang mengejar perempuan yang kamu sukai.
Bagaimana caranya agar aku bisa memasuki duniamu? Mengetahui segala hal tentangmu. Ahh entahlah, aku tak berani bermimpi terlalu tinggi dan menjadikanmu objek utama dari mimpi-mimpiku.
Sedangkan kamu bukan hal yang tak mungkin menjadi objek utama dari mimpi perempuan lain. Maafkan aku. Malamku terlalu larut. Sampai mimpi yang aku bangun tentangmu begitu banyak. Akan aku sederhanakan semuanya segera mungkin. Bahkan bila perlu tanpa bekas.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Bagus kok :’ bacanya berasa kamu lagi curhat ke aku